Minggu, 21 Desember 2008

Khutbah dan Doa Nabi saw saat Menikahkan Puterinya Fatimah Az-Zahra’ (sa)




بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

الحمد لله المحمود بنعمته، المعبود بقدرته، المطاع بسلطانه، المرهوب من عذابه وسطواته النافذ أمره في سمائه وأرضه، الذي خلق الخلق بقدرته، وميزهم بأحكامه وأعزهم بدينه، وأكرمهم بنبيه محمد (صلى الله عليه وآله وسلم)، إن الله تبارك اسمه، وتعالت عظمته، جعل المصاهرة سبباً لاحقاً، وأمراً مفترضاً أوشج به الأرحام، وألزم الأنام، فقال عز من قائل: (وهو الذي خلق من الماء بشراً فجعله نسباً وصهراً وكان ربك قديراً) فأمر الله تعالى يجري إلى قضائه، وقضاؤه يجري إلى قدره، ولكل قضاء قدر، ولكل قدر أجل ولكل أجل كتاب: (يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب).
ثم إن الله عزوجل أمرني أن أزوج فاطمة بنت خديجة من عليّ بن أبي طالب فاشهدوا أني قد زوجته على أربعمائة مثقال فضة إن رضي بذلك علي بن أبي طالب

“Segala puji bagi Allah yang dipuji dengan segala nikmat-Nya, yang disembah dengan ketentuan-Nya, yang ditaati dengan kekuasaan-Nya, yang ditakuti azab dan kekuasaan-Nya, yang perkara-Nya meliputi langit dan bumi-Nya, yang menciptakan makhluk dengan takdir-Nya, yang mengistimewakan makhluk-Nya dengan hukum-Nya, yang memuliakan mereka dengan agama-Nya, yang menjadikan mereka mulia dengan Nabi-Nya Muhammad saw. Sesungguhnya Allah nama-Nya Maha Mulia, Maha Tinggi dan Maha Agung. Ia telah menjadikan mushaharah (hubungan keluarga karena pernikahan) sebagai sebab penerus generasi manusia, perkara yang menjadi sebab penyambung keluarga dan penerus generasi manusia. Allah yang Maha mulia firman-Nya menyatakan: “Dialah yang menciptakan manusia dari air kemudian menjadikan manusia mempunyai keturunan dan mushaharah, dan Tuhanmu Maha Kuasa.” (Al-Furqan: 54). Perkara Allah swt berlaku dalam ketetapan-Nya, ketetapan-Nya berlaku dalam takdir-Nya, setiap ketetapan mempunyai takdir, setiap takdir mempunyai ajal, dan setiap ajal mempunyai kitab, “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan (apa yang dikehendaki), di sisi-Nya ada Ummul Kitab.” (Ar-Ra’d: 39).

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikan sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah ( dalam nilai perak), dan Ali bin ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw mendoakan keduanya:

جَمَعَ اللهُ شَمْلَكُمَا، وَأَسْعَدَ جَدَّكُمَا، وَبَارِكْ عَلَيْكُمَا، وَأَخْرَجَ مِنْكُمَا كَثِيراً طَيِّبًا

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4).
Riwayat hadis ini bersumber dari Anas bin Malik, salah seorang sahabat Nabi saw.

Doa-Doa Pernikahan
Tiga doa berikut ini dikutip dari kitab Makarimul Akhlaq: 209. Bersumber dari salah seorang cucu Rasulullah saw yaitu Imam Ja’far Ash-Shadiq putera Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein (sa) cucu Rasululah saw. Doanya sebagai berikut:

اًللَّهُمَّ بِأَمَانَتِكَ أَخَذْتُهَا وَبِكَلِمَاتِكَ اِسْتَحْلَلْتُ فَرْجَهَا، فَإِنْ قَضَيْتَ لِي مِنْهَا وَلَدًا فَاجْعَلْهُ مُبَارَكًا سَوِيًّا وَلاَتَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ شَرِيْكًا وَلاَنَصِيْبًا

Allâhumma biamânatika akhattuhâ, wa bikalimâtika istahlaltu farjahâ, fain qadhayta lî minhâ waladan faj`alhu mubârakan syawiyyâ, walâ taj`al lisysyaythâni fîhi syarîkan walâ nashîbâ.

Ya Allah, dengan amanat-Mu kujadikan ia isteriku dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagiku kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagiku memiliki keturunan darinya, jadikan keturunanku keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي اَلْفَهَا وَوُدَّهَا وَرِضَاهَا بِي، وَاَرْضِنِي بِهَا، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا بِأَحْسَنِ اِجْتِمَاعٍ وَاَيْسَرِ ائْتِلاَفٍ فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْحَلاَلَ وَتُكْرِهُ الْحَرَامَ

Allâhummarzuqnî alfahâ wa wuddahâ wa ridhâhâ bî, wa ardhinî bihâ, wajma` baynanâ biahsanijjtimâ`in wa aysari’tilâfin, fainnaka tuhibbul halâla wa tukrihul harâm.

Ya Allah, karuniakan padaku kelembutan isteriku, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai aku bersamanya. Himpunkan kami dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا وَاجْعَلْهُ تَقِيًّا ذَكِيًّا لَيْسَ فِي خَلْقِهِ زِيَادَةٌ وَلاَنُقْصَانُ وَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ اِلَى خَيْر

Allâhummarzuqnî waladan, waj`alhu taqiyyan dzakiyyan laysa fî khalqihi ziyâdatun walâ nuqshân, waj`al `âqibatahu ilâ khayrin.

Ya Allah, karuniakan padaku keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan.

Catatan:
Untuk mendoakan orang lain, tinggal mengganti dhamir (kata ganti nama). Bagi yang belum bisa bhs arab, cukuplah merubah kata ganti nama dalam terjemahannya.
misalnya:

Dalam terjemahan doa yang pertama menjadi:
Ya Allah, dengan amanat-Mu (Fulan) telah menjadikan ia isterinya dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan baginya kehormatannya. Jika Engkau tetapkan baginya memiliki keturunan darinya, jadikan keturunan darinya keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

Dalam terjemahan doa yang Kedua menjadi:
Ya Allah, karuniakan pada (Fulan) kelembutan isterinya, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai ia bersamanya. Himpunkan mereka berdua dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

Dalam terjemahan doa yang Ketiga menjadi:
Ya Allah, karuniakan pada (Fulan) keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan.

Jumat, 19 Desember 2008

Sekitar Persoalan Wasiat



Rasulullah saw bersabda: “Wasiat adalah hak setiap muslim.” (Wasail 19: 259).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Wasiat adalah penyempurna kekurangan zakat.” (Al-Wasail 19: 259).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Tidak ada seorangpun mayit kecuali saat menjelang kematiannya Allah mengembalikan penglihatannya, pendengaran dan akalnya untuk menyampaikan wasiat: Berwasiat atau tidak. Wasiat adalah kedamaian dalam kematian. Wasiat adalah hak setiap muslim.” (At-Tahdzib 9: 173)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang tidak berwasiat kepada keluarganya yang bukan ahli waris saat menjelang kematiannya, maka ia telah menutup ajalnya dengan kemaksiatan.” (Al-Wasail 19: 263).

Wasiat tidak boleh menzalimi ahli waris
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang berwasiat dan ia tidak menzalimi dan tidak menyengsarakan (ahli waris), maka ia seperti bersedekah di masa hidupnya.” (At-Tahdzib 9: 175).

Dianjurkan berwasiat yang baik
Rasulullah saw bersabda kepada Ali (sa): Wahai Ali, barangsiapa yang tidak baik wasiatnya saat menjelang kematiannya, maka ia tidak sempurna kepribadiannya, dan tidak mendapat syafaat.” (Al-Wasail 19: 266; Al-Faqih 4: 254)

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Ali bin Abi Thalib (sa) membuat ketetapan hukum bagi orang yang meninggal dan mewasiatkan semua hartanya atau lebih dari ketentuan: wasiat dikembalikan pada kebaikan. Barangsiapa yang menzalimi dirinya dan berwasiat dengan wasiat yang mungkar dan zalim, maka wasiatnya dikembalikan pada yang makruf, dan dikembalikan pada ahli warisnya…” (Al-Wasail 19: 267).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Berbuat zalim dalam wasiat adalah bagian dari dosa besar.” (Al-Faqih 4: 134; Al-Wasail 267).

Tidak boleh berwasiat lebih dari sepertiga
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Pada saat menjelang kematiannya Barra’ bin Ma’rur Al-Anshari berada di Madinah sedangkan Nabi saw berada di Mekkah. Beliau bersama kaum muslimin melakukan shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Barra’ bin Ma’rur berwasiat agar dikuburkan dengan menghadapkan wajahnya ke kiblat Nabi saw, dan ia mewasiatkan sepertiga hartanya. Imam Ja’far (sa) berkata: “itu sesuai dengan sunnah.” (Ilal Asy-Syarai’: 567; Al-Wasail 19: 171).

Abu Bashir berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) tentang seseorang yang meninggal: Apa yang harus dilakukan dalam wasiat tentang hartanya? Beliau menjawab: “Sepertiga dari hartanya, juga wasiat terhadap istrinya.” (Al-Wasail 19: 171).

Wasiat orang yang tidak punya ahli waris
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) pernah ditanyai tentang seseorang yang meninggal dan tidak punya ahli waris dan ‘ashabah? Beliau menjawab: “Ia boleh mewasiatkan hartanya sesuai dengan keinginannya untuk kaum muslimin, orang-orang miskin dan musafir.” (Al-Istibshar 4: 121)

Anak wajib menerima wasiat orang tuanya
Ali bin Rayyan pernah menulis surat kepada Imam Musa Al-Kazhim (sa) tentang seseorang yang dimintai oleh ayahnya untuk menerima wasiatnya: Apakah ia boleh menolak wasiatnya? beliau menjawab: “Tidak ada alasan baginya untuk menolak.” Al-Kafi 7: 7; Al-Wasail 19: 322).

Ahli waris boleh menerima wasiat
Muhammad bin Muslim berkata: Aku bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) tentang wasiat untuk ahli waris? Beliau menjawab: “Boleh.” Kemudian beliau membacakan firman Allah SWT.: “Jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk kedua orang tuanya dan kerabatnya secara ma’ruf (baik dan adil) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 180). (Al-Wasail 19: 287)

Boleh mengubah wasiat jika tidak benar
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika seseorang berwasiat dengan suatu wasiat, orang yang pemegang wasiat tidak boleh merubah wasiatnya bahkan ia harus menjaganya, kecuali jika wasiat itu menyalahi perintah Allah sehingga terjadi kemaksiatan dan kezaliman dalam wasiatnya, maka seorang pemegang wasiat boleh mengembalikan pada kebenaran; misalnya orang yang punya ahli waris, sebagian diserahkan padanya dan sebagian lagi ditahan. Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku tidak adil atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidak ada dosa baginya.” (Al-Baqarah: 182). (Tafsir Al-Qumi 1: 65; Al-Wasail 19: 350)

Wasiat yang mengeluarkan anak dari sebagai ahli waris
Sai’d bin Sa’d berkata: Aku bertanya kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) tentang orang yang tidak mengakui anaknya dan mengeluarkannya dari ahli waris, sementara aku pemegang wasiatnya, bagaimana aku harus berbuat? Beliau menjawab: “Ia tetap sebagai anaknya sesuai dengan pengakuannya dan dengan kesaksian; pemegang wasiat tidak boleh menolak sesuatu yang telah diketahui.” (Al-Faqih 4: 163; Al-Wasail 19: 424).

Wasiat dan isteri
Zurarah berkata: Aku bertanya kepada Imam Muhammad Al-Baqir (sa) tentang seseorang yang bepergian dan meninggalkan nafkah baginya untuk enam bulan atau seterusnya, kemudian ia meninggal setelah satu bulan atau dua bulan? Beliau menjawab: “Sisanya harus dikembalikan ke dalam harta waris.” (Al-Wasail 19: 434; Al-Tahdzib 9: 237).

Doa yang diajarkan oleh Nabi saw sebelum berwasiat
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang tidak baik wasiatnya menjelang kematiannya itu menunjukkan bahwa kepribadian dan akalnya tidak sempurna.” Sahabat bertanya: Bagaimana cara calon mayyit berwasiat? Rasul menjawab: “Jika kematiannya hampir tiba dan manusia sudah berkumpul di sekitarnya, maka ucapkan:

Allâhumma fâthiras samâwâti wal-ardhi ‘âlimal ghaybi wasy-syahâti Ar-Rahmânir Rahîm. Allâhumma innî a’budu ilayka fî dârid duny-â, innî asyahadu allâ ilâha illâ Anta wahdaka lâ syarîka laka, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rasûluka, wa annal jannata haqqun, wa annan râra haqqun, wa annal bai’tsa haqqun wal-hisâba haqqun, wal-qadara haqqun wal-mizâna haqqun, wa annad dîna kamâ washafta, wa annal Islâma kama syara’ta, wa annal qawla kama hadatsta, wa annal qur’âna kamâ anzalta, wa annaka Antallâhu Al-Haqqul Mubîn, jazallâhu Muhammadan khayral jazâi, ya Waliyya ni’matî. Ilâhi wa ilâha âbâi lâ takilnî illâ nafsî tharfata ‘aynî anbadan, fainnaka in takilnî ilâ nafssî aqrabu minasy syarri wa ab’ada minal khayri, fa anis fî qabrî wahsyatî, waj’allî ‘ahdân yawna alqâka mansyûrâ.

Ya Allah, wahai Yang Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui keghaiban dan kesaksian, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu di dunia, aku bersaksi: tiada Tuhan kecuali Engkau Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Mu, Muhammad adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu, surga itu benar, neraka itu benar, hari kiamat itu benar, perhitungan amal itu benar, takdir dan mizan amal itu benar, agama adalah sebagaimana yang Kau sifati, Islam sebagaimana yang Kau syariatkan, firman-Mu sebagaimana yang Engkau jelaskan, Al-Qur’an sebagaimana yang Engkau turunkan, dan Engkau adalah Allah Yang Maha Benar dan Maha Jelas. Allah yang membalas Muhammad dengan pembalasan yang terbaik, yang menghidupkan Muhammad dan keluarga Muhammad dengan keselamatan. Ya Allah, wahai Pelindungku dalam dukaku, Sahabatku dalam deritaku, wahai Kekasihku dalam nikmatku. Tuhanku, Tuhan bapak-bapakku, janganlah Kau biarkan aku sendirian walau sekejap matapun selamanya. Jika Engkau biarkan aku sendirian, tentu aku akan mendekat pada keburukan dan menjauh dari kebaikan. Hiburlah kesepianku di kuburku, dan jadikan bagiku perjanjian pada saat berjumpa dengan-Mu di hari kiamat.”

Kemudian sampaikan wasiat sesuai dengan hajatnya. Wasiat ini sesuai dengan firman Allah swt ketika bercerita tentang Siti Maryam: “Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih.” (Maryam: 87). Inilah perjanjian seorang mayit, dan wasiatnya adalah hak bagi setiap muslim untuk menjaga dan melaksanakannya. Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Wasiat ini diajarkan oleh Rasulullah saw kepadaku, dan Rasulullah saw bersabda: “Jibril (as) mengajarkan wasiat ini kepadaku.” (Al-Wasail 19: 260-261).

Adab-Adab Persiapan Kematian



Kematian adalah perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap manusia. Perjalanan yang sangat jauh dan lama waktunya. Perjalanan yang membutuhkan bekal yang memadai, menuju negeri akhirat. Dalam perjalanan kita mesti melalui stasiun-stasiun dan jalan-jalan yang terjal dan sangat berbahaya. Kendaraannya harus bagus dan prima, dan bekalnya harus cukup dan memadai. Jika tidak, na’udzubillah, kita mohon perlindungan kepada Allah swt darinya.

Karenanya sebelum kematian menjemput kita, kita buat persiapan. Apa persiapan dan bekal yang paling utama?

Pertama: Mengakui dosa-dosa, ketidakberdayaan di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, dan penyesalan yang dalam. Agar taubat kita diterima dan sempurna. Penyesalan dan taubat yang disertai dengan tangisan dan tetesan air mata di hadapan Allah Yang Maha Suci. Agar Dia mengampuni salah dan dosa kita, menerima taubat kita.

Kedua: Menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Lakukan sendiri, tidak diwakilkan kepada orang lain.

Ketiga: Memperhatikan dan memperdulikan wasiat. Tunaikan sendiri hak-hak Allah dan hak-hak manusia, jangan diwakilkan kepada orang lain.

Keempat: Persoalan harta. Harta pasti akan keluar dari tangan kita. Tunaikan sendiri, jangan wakilkan pada orang lain atau ahli waris. Karena belum tentu mereka memikirkan nasib kita di negeri Barzakh dan Akhirat. Mengapa? Karena manusia dan setan akan selalu berbisik pada ahli waris agar tidak menunaikan hak-hak yang berkatan dengan harta. Sementara jika ajal telah tiba semua itu sudah berada di luar kemampuan dan kekuasaan kita. Saat itulah timbul penyesalan yang amat sangat dalam seperti yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an:

“Ketika kematian telah datang kepada salah seorang dari mereka, ia berkata: Duhai Tuhanku, kembalikan aku ke dunia agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang aku tinggalkan.” (Al-Mu’minun: 99-100).

Maka ayat tersebut telah disepakati bahwa penyesalan manusia di negeri Barzakh tak berguna lagi. Dan yang dimaksud dengan amal yang belum ditunaikan dan disesalkan adalah amal yang berkait dengan harta.

Penyesalan akan bertambah dalam dan penderitaan semakin mencekam, saat ia menyaksikan harta yang ditinggalkan pada anak dan keluarganya tak pernah dikeluarkan untuk kebutuhan dirinya, bahkan digunakan pada kemaksiatan dan hal-hal yang dimurkai oleh Allah swt. Ia pasti menangis dan menjerit pilu, menyesali hartanya. Mengapa ia tidak menggunakan dan menghabiskan saat hidupnya untuk kepentingan dirinya di negeri Barzakh dan Akhirat. Kisah ini banyak disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw dan Ahlul baitnya (sa) bahwa orang yang seperti ini pasti menangis, merintih dan menjerit pilu, khususnya setiap kamis sore hingga bakdah shalat Jum’at. Karena saat-saat inilah dia diizinkan oleh Allah swt untuk berkunjung kepada anak-anaknya dan keluarganya.

Ya Allah, ya Rahmân ya Rahîm, selamatkan kami dari penyesalan ini, penyesalan yang tak berguna dan tak berakhir.

Kelima: Mempersiapkan kain kafan berikut adab-adabnya. Misalnya kain kafan yang dituliskan teks kalimat syahadah, nama2 orang suci, asma2 Allah, doa Jawsyan Kabir (1000 asma Allah). Sebagai catatan penting: jangan ditulis dengan tinta berwarna hitam.
(Disarikan dari kitab Al-Bâqiyâtus Shâlihât, bab 6: 532-533)

Shalat hajat untuk memperoleh rizki



Kisah Shalat Hajat ini
Pada suatu hari Imam Zainal Abidin (sa) menjumpai seseorang sedang duduk meminta-minta di depan pintu manusia. Beliau berkata kepadanya: Celakalah kamu, mengapa kamu duduk di depan pintu manusia ini, orang yang hidupnya suka berfoya-foya dan sombong. Lalu beliau berkata: Bangunlah! Akan aku antarkan kamu ke pintu yang lebih baik darinya, kepada Pemelihara yang jauh lebih dermawan darinya. Kemudian Imam Zainal Abidin (sa) memegang tangannya, mengantarkan sampai ke masjid Nabi saw, dan berkata kepadanya: “Menghadaplah kamu ke kiblat, shalatlah dua rakaat, kemudian angkatlah tanganmu kepada Allah ‘Azza wa Jalla, pujilah Allah, bacalah shalawat; kemudian berdoalah dengan akhir surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal surat Al-Hadid, dan dua ayat surat Ali-Imran, kemudian mohonlah kepada-Nya apa yang kamu inginkan. Sungguh tidaklah kamu meminta sesuatu kepada-Nya kecuali Dia pasti akan memberimu.”

Cara shalat hajat ini:
• Lakukan shalat dua rakaat dengan niat untuk mencapai hajat. Setiap rakaat setelah membaca Fatihah, membaca salah satu Surat Al-Qur’an.
• Setelah salam membaca zikir pujian kepada Allah, dan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya.
• Kemudian berdoa dengan membaca akhir Surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal Surat Al-Hadid, dan dua ayat Surat Ali-Imran, yaitu:

Law anzalnâ hâdzal qur’âna ‘a-lâ jabalin laraytuhû khâsyi’an mutashaddi’an min khasy-yatil-lâh, wa tilkal amtsâlu nadhribuhâ linnâsi la’allahum yatafakkarûn. Huwallâhul ladzî lâilâha illâ Huwa, ‘آlimul ghaybi wasy syahâdah, Huwar Rahmânur Rahîm. Huwallâhul ladzî lâ ilâha illâ Huwal Malikul Qud-dûsus Salâmul Mu’minul Muhaymin, Al-’Azîzul Jabbârul Mutakabbir, Subhânallâhi ‘ammâ yusyrikûn. Huwallâhul Khâliqul Bâriul Mushawwir, lahul asmâul husnâ, yusabbihu lahû mâ fis samâwâti wal ardhi, wa Huwal ‘Azîzul Hakîm.

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Memberi kesejahteraan, Yang Maha Memberi keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki semua keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa, Dialah Yang Memiliki nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al-Hasyr/59: 21-24).

Bismillâhir Rahmânir Rahîm, sabbaha lillâhi mâ fis samâwâti wal ardhi, wa Huwal ‘Azîzul Hakîm. Lahû mulkus samâ-wâti wal ardhi, yuhyî wa yumît, wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr. Huwal Awwa-lu wal آkhiru wazh-Zhâhiru wal Bâthin, wa Huwa bikulli syay-in ‘alîm. Huwal ladzî khalaqas samâwâti wal ardha fî sittati ayyâm tsummastawâ ‘alal ‘arsyi, ya’lamu mâ yaliju fil ardhi wamâ yakhruju minhâ wamâ yanzilu minas samâi wa mâ ya’ruju fîhâ, wa Huwa ma’akum aynamâ kuntum, wallâhu bimâ ta’malûna bashîr. Lahû mulkus samâwâti wal ardhi, wa ilallâhi turja’ul umûr. Yûlijul layla fin nahâri wa yûlijun nahâra fil lâyl, wa Huwa ‘Alîmun bidzâtish shudûr.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semua yang berada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dilalah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Milik Dialah langit dan bumi, Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Milik Dialah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati (Al-Hadid/57: 1-6).

Qulillâhumma mâlikal mulki tu’til mulka man tasyâ’ wa tun-zi’ul mulka mimman tasyâ’, wa tu’izzu man tasyâ’ wa tudzillu man tasyâ’ biyadikal khâyr, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr. Tûlijul layla fin nahâri wa tûlijun nahâra fil lâyl, wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijul mayyita minal hayy, wa tarzuqu man tasyâu bighayri hisâb.

Katakanlah: Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab, tanpa perhitungan. (Ali-Imran/3: 26-27).
(Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga)

Shalat Hajat



Shalat hajat ada beberapa macam caranya, antara lain:Pertama:

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat pada hari Kamis empat rakaat (dua salam); rakaat pertama setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (21 kali); rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (21 kali). Rakaat pertama (dalam shalat yang kedua) setelah Fatihah, Surat Al-Ikhlash (31 kali); rakaat kedua (dalam shalat yang kedua) setelah Fatihah, Surat Al-Ikhlash (41 kali). Dan sesudah salam (shalat yang kedua) membaca Surat Al-Ikhlash (51 kali), kemudian sujud sambil membaca Ya Allah (100 kali), kemudian memohon apa yang diinginkan. Maka, sekiranya orang yang melakukan shalat tersebut memohon kepada Allah untuk memindahkan gunung niscaya gunung itu akan pindah, dan memohon pertolongan niscaya pertolongan itu akan dating; karena antara dia dan Allah tidak ada hijab, dan Allah swt marah kepada orang yang melakukan shalat ini yang tidak memohon hajatnya kepada-Nya.” (kitab Mujarrabat Imamiyah)

Kedua:

Imam Ja’far Ash-Shadiq (a.s) berkata: “Jika kamu ditimpa persoalan yang sulit, maka hendaknya melakukan shalat dua rakaat ketika matahari tergelincir. Rakaat pertama: bacalah Surat Fatihah, dan Surat Al-Fat-h/48: 1-3 ( 1 kali), yaitu:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّا فَتَحْنَا لَك فَتْحاً مُبِيْناً، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَ مَا تَأَخَّرَ وَ يُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَ يَهْدِيَكَ صِرَاطاً مُّستَقِيْماً، وَ يَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْراً عَزِيْزاً

Bismillâhir Rahmânir Rahîm. Innâ fatahnâ laka fat-han mubînâ. Liyaghfira laka mâ taqaddama min dzanbika wamâ ta-akhkhara wa yutimma ni’matahu ‘alayka wa yahdiyaka shirâthan mustaqîmâ. Wa yanshurakallâhu nashran ‘azîzâ.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyerpunakan nikmat-Nya atasmu dan membimbing kamu kepada jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (Al-Fat-h: 1-3).

Rakaat kedua: sesudah Fatihah bacalah Surat Al-Ikhlash dan Surat Alam Nashrah (1 kali). (Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, hlm 230).

Shalat dan Doa untuk Orang Tua



Shalat untuk Orang Tua

Shalat untuk orang tua (shalat birrul walidayn) adalah shalat untuk berbakti kepada kedua orang tua. Shalat ini dilakukan oleh anak untuk kedua orang tuanya, untuk mewujudkan kebarbaktian kepada mereka, baik mereka masih hidup atau telah berpulang ke hadirat Allah swt

Rasulullah saw pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tetapi setelah mereka meninggal ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada keduanya. Dan sesungguhnya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tapi sesudah mereka meninggal ia memperbanyak istighfar untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang berbakti.” (Al-Mustadrak 2:112).

Shalat ini diajarkan oleh Rasulullah saw dan keluarganya. Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan niat untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Caranya:

Rakaat pertama: sesudah surat Fatihah membaca surat Ibrahim/14: 41 (10 kali) yaitu:

Rabbanaghfirlî wa li-wâlidayya wa lil-mu’minîna yawma yaqûmul hisâb.

Ya Tuhan kami, ampuni aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).

Rakaat kedua: sesudah surat Fatihah membaca surat Nuh/71: 28 (10 kali) yaitu:

Rabbighfirlî wa li-wâlidayya wa liman dakhala baytî mu’minan wa lil-mu’minîna wal mu’minât.

Ya Tuhanku, ampuni aku dan kedua orang tuaku, dan orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, serta seluruh mukminin dan mukminat.

Setelah salam membaca doa berikut 10 kali
Rabirhamhumâ kamâ rabbayanî shaghîrâ.
Ya Tuhanku, kasihani mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku di
waktu aku kecil.

(Mafâtihul Jinân, bab 2, halaman 215)

Yang berminat tek arab ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, silahkan mengkopi dari milis “Keluarga Bahagia” atau milis “Shalat-doa” berikut ini.

Doa untuk Orang Tua

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu dan ahli baitnya yang suci, istimewakan mereka dengan yang paling utama dari rahmat-Mu, kasih-Mu, kemuliaan-Mu dan kedamaian-Mu

Ya Allah
istimewakan juga kedua orang tuaku dengan kemuliaan di sisi-Mu dan rahmat-Mu wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ilhamkan kepadaku ilmu tentang kewajibanku
Gabungkan bagiku seluruh ilmu itu secara sempurna
Gerakkan aku untuk mengamalkan apa yang Kau ilhamkan kepadaku
Bimbinglah aku untuk melaksanakan pengetahuan yang telah Kau tunjukkan kepadaku
Sehingga
aku tidak kehilangan waktu untuk mengamalkan apa yang telah Kau ajarkan kepadaku
dan anggota badanku tidak berat untuk melakukan apa yang telah Kau ilhamkan kepadaku

Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau muliakan kami dengannya
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau wajibkan bagi kami hak terhadap makhluk-Mu karenanya

Ya Allah
Jadikan takut kepada kedua orangku seperti takut akan penguasa zalim, dan berbuat bajik kepada keduanya dengan kebajikan ibu yang penyayang
Jadikan ketaatanku kepada kedua orang tuaku dan kebajikanku kepada mereka
lebih menenteramkan hatiku dari tidur kepada orang yang mengantuk
lebih menyejukkan hatiku dari seteguk air bagi yang kehausan
Sehingga
aku dahulukan kehendak mereka di atas kehendakku
aku utamakan ridha mereka di atas ridhaku
aku anggap banyak kebajikannya walaupun sedikit
dan aku anggap sedikit kebajikanku walaupun banyak

Ya Allah
Indahkan kepada mereka ucapanku
Haluskan kepada mereka tabiatku
Lembutkan kepada mereka hatiku
Jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka

Ya Allah
Balaslah kebaikan mereka karena telah mendidikku
Berikan ganjaran kepada mereka karena telah memuliakanku
Jagalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku pada masa kecilku

Ya Allah
untuk setiap derita yang menimpa mereka karenaku
untuk setiap hal yang tidak enak yang mengenai mereka karenaku
untuk setiap hak mereka yang aku abaikan
jadikan semua itu penghapus terhadap dosa mereka
ketinggian derajat mereka
kelebihan dalam kebaikan mereka
Wahai Yang Mengubah keburukan dengan kebaikan secara berlipat ganda

Ya Allah
untuk setiap pembicaraan mereka yang melanggar batas terhadapku
untuk setiap perbuatan yang berlebihan terhadapku
untuk setiap hak-ku yang mereka lalaikan
untuk setiap kewajiban terhadapku yang mereka abaikan
semua sudah aku berikan kepada mereka dan aku ikhlaskan atas mereka
dan aku tidak membenci mereka cara mereka memperlakukanku,

Ya Allah
mereka mempunyai hak terlalu besar dari diriku
kebaikan yang terlalu utana terhadapku
perberian yang terlalu banyak bagiku
sehingga aku tidak dapat membalasnya dengan adil atau memberikan kepada imbalan sepadan

Duhai Tuhanku
bagaimana harus kubalas budi mereka
lamanya kesibukan mereka untuk mengurusku
beratnya kelelahan mereka menjagaku
dan penanggungan mereka akan kesempitan untuk memberikan keleluasaan bagiku

Aduhai
Aku tidak akan bisa memenuhi hak mereka terhadapku
Aku tidak mampu melaksanakan kewajibanku kepada mereka
Aku tidak sanggup menjalankan kewajibanku untuk berkhidmat kepada mereka
Maka, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Bantulah aku
Wahai Yang Paling baik untuk dimintai bantuan
Bimbinglah aku
Wahai Pembimbing yang dirindukan
Jangan jadikan aku orang yang durhaka kepada ayah bunda
pada hari ketika setiap diri dibalas karena hasil kerjanya dan mereka tidak dianiaya

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Istimewakan kedua orang tuaku dengan yang paling utama dari apa yang Kau istimewakan kepada orang tua wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Jangan biarkan aku lupa untuk menyebut mereka sesudah shalatku
pada saat-saat malamku, pada saat-saat siangku

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ampunilah aku dengan doaku kepada mereka dengan ampunan yang sempurna
Ampunilah kedua orang tuaku dengan kebaikan mereka padaku
Ridhailah mereka dengan syafaatku untuk mereka dengan keridhaan yang paripurna
Sampaikan mereka dengan anugerah-Mu kepada tempat-tempat kesejahteraan

Ya Allah
Jika ampunan-Mu lebih dahulu datang kepada mereka,
izinkan mereka untuk memberi syafaat kepadaku
Jika ampunan-Mu lebih dahulu sampai kepadaku,
izinkan aku untuk memberi syafaat kepada mereka
Sehingga dengan kasih sayang-Mu kami berkumpul di rumah-Mu yang mulia
di tempat ampunan dan kasih-Mu
Sungguh Engkau Pemilik karunia yang besar dan anugerah yang abadi
Engkaulah Yang maha Pengasih dari semua yang pengasih.
(Ash-Shahifah As-Sajjadiyah, doa ke 24)

Shalat dan Doa untuk Anak



Shalat untuk Anak
Shalat ini adalah salah satu bagian dari shalat hajat. Dengan shalat ini diharapkan anak kita menjadi anak yang shaleh dan baik, patuh dan berbakti pada orang tua, sukses dan bahagia di dunia dan akhirat. Shalat ini dilakukan oleh orang tua untuk anaknya, empat rakaat dua kali salam:

Rakaat pertama: membaca Surat Fatihah, dan Surat Al-Baqarah/2: 128 (10 kali) yaitu:

Rabbanâ waj’alnâ muslimayni laka wa min dzurriyyatanâ ummatan muslima-tan laka, wa arinâ manâsikanâ wa tub ‘alayna innaka Antat Tawwâbur Rahîm.

Ya Tuhan kami, jadikan kami berdua orang yang patuh kepada-Mu; jadikan keturunan kami ummat yang patuh kepada-Mu; tunjuk-kan kepada kami tempat-tempat ibadah haji kami; dan terimalah taubat kami, sesung-guhnya Engkau Yang Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.

Rakaat kedua: membaca Surat Fatihah, dan Surat Ibrahim 40-41 (10 kali) yaitu:

Rabbij’alnî muqîmash shalâti wa min dzurriyyatî, Rabbanâ wa taqabbal du’â’. Rabbanaghfirlî wa li-wâlidayya wa lil-mu’minîna yawma yaqûmul hisâb.

Ya Tuhaku, jadikan aku dan keturunanku orang-orang yang tetap mendirikan shalat; ya Tuhan kami terimalah doaku.Ya Tuhan kami, ampuni aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mukmin pada hari terja-dinya hisab (hari kiamat).

Rakaat pertama dalam shalat yang kedua: membaca Surat Fatihah, dan Surat Al-Furqan 74 (10 kali) yaitu:

Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata a’yunin waj-’alnâ lil-muttaqîna imâmâ.

Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan: 74)

Rakaat kedua dalam shalat yang kedua: membaca Surat fatihah, dan Surat Al-Ahqaf/46: 15 (10 kali) yaitu:

Rabbi awzi’nî an asykura ni’mata-kal latî an’amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya wa an a’mala shâlihan tardhâhu, wa ashlih-lî fî dzurriyyatî, innî tubtu ilayka wa innî minal muslimîn.

Ya Tuhanku, tunjuki aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Kau berikan padaku dan pada kedua orang tuaku, dan supaya aku dapat beramal shaleh yang Engkau ridhai; anugerahi aku kebaikan dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Setelah salam membaca doa berikut 10 kali:

Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata a’yun waj’alnâ lil-muttaqîna imâmâ.

Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan: 74).

Kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, halaman 215.

Yang berminat tek arab ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, silah mengkopi dari milis “Keluarga Bahagia” atau milis “Shalat-doa” berikut ini.

Doa untuk anak
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

1. Ya Allah
anugerahkan kepadaku kelangsungan hidup anakku
kemaslahatannya bagiku dan kesenangannya untukku

2. Tuhanku
panjangkan usianya untukku
tambahkan ajal mereka bagiku
untukku
pelihara yang kecil di antara mereka
kuatkan yang lemah di antara mereka
sehatkan badan, akhlak, dan agama mereka
sejahterakan jiwa dan raga mereka
dalam segala hal yang urusannya menjadi tanggunganku
alirkan rizki mereka melalui tanganku.
3. Jadikan mereka
orang-orang yang baik dan takwa
yang punya pandangan dan pendengaran
yang taat kepada-Mu
yang mencintai dan setia kepada kekasih-Mu
yang memusuhi dan membenci musuh-musuh-Mu
amin.

4. Ya Allah
melalui mereka
kokohkan anggota badanku
luruskan punggungku
banyakkan bilanganku
indahkan kehadiranku
hidupkan sebutanku
cukupkan aku ketika aku tiada
bantulah keperluanku
jadikan mereka
mencintaiku
mendekatiku
menyayangiku
taat dan tidak membantahku
tidak durhaka menentangku
tidak berbuat salah kepadaku.

5. Bantulah aku
untuk memelihara mereka
mendidik mereka
dan berbuat baik kepada mereka
dari sisi-Mu
anugrahkan kepadaku anak-anak
jadikan mereka kebaikan bagiku
jadikan mereka pembantuku
untuk memperoleh apa yang kuminta dari-Mu

6. Lindungi aku dan keturunanku
dari setan yang terkutuk
sungguh Kau ciptakan kami
Kaularang kami
Kaugemarkan kami
kepada pahala yang Kau perintahkan
Kau takutkan kami akan siksanya
Kau jadikan bagi kami
musuh yang memperdayakan kami
Kau berikan kepadanya kekuasaan atas kami
dalam hal tidak Kauberikan kepada kami atasnya
Kausimpan dia dalam dada kami
Kaualirkan dia dalam aliran darah kami
ia tidak lalai ketika kami lalai
ia tidak lupa ketika kami lupa
ia membisikkan rasa aman akan siksa-Mu
dan rasa takut kepada selain-Mu.

7. Jika kami bermaksud buruk
ia dorong kami
Jika kami ingin beramal saleh
ia tahan kami
ia hadapkan kami kepada syahwat
ia masukkan pada kami syubhat
Jika ia berjanji kepada kami
ia langgar janjinya
Jika ia memberikan harapan
ia putuskan harapan kami
Jika tidak Engkau palingkan tipuannya dari kami
ia menyesatkan kami
Jika tidak Engkau jaga kami dari jebakannya
ia menggelincirkan kami

8. Ya Allah
Taklukkan kekuasaannya atas kami
dengan kekuasaan-Mu
sehingga Kau tahan dia dari kami
melalui banyaknya doa kami pada-Mu
dan kami terbebas dari tipuannya
dan menjadi orang-orang yang suci yang Engkau jaga dari dosa.

9. Ya Allah
Anugerahkan padaku permintaanku
Cukupkan bagiku keperluanku
Jangan tolak doaku
karena Engkau telah berjanji akan mengabulkannya
Jangan hambat doaku
karena atas perintah-Mulah aku berdoa
Tenteramkan aku pada kebaikan
baik di dunia dan akhirat
yang aku lupa atau ingat
yang tertutup dan terlihat
yang tersembunyi atau tampak.

10. Tempatkan aku
bersama orang-orang saleh yang berdoa pada-Mu
bersama mereka yang Kaukabulkan doanya
ketika berdoa pada-Mu
bersama mereka yang Kauridhai
ketika bertawakkal pada-Mu

11. Mereka yang terbiasa berlindung pada-Mu
mereka yang beruntung karena berdagang dengan-Mu
mereka yang berlindung dalam naungan-Mu
mereka yang mendapat anugerah
dalam limpahan nikmat-Mu
dari kemuliaan dan kedermawanan-Mu
mereka yang dimuliakan
setelah menghinakan dirinya di depan-Mu
mereka yang dilindungi dari kesalahan
melalui keadilan-Mu
mereka yang terhindar dari kecelakaan
melalui kasih-sayang-Mu
mereka yang dicukupkan dari kemiskinan
dengan kekayaan-Mu
mereka yang karena ketakwaannya
Kau lindungi dari dosa, lalai, dan kesalahan
mereka yang beramal saleh, dan mendapat pahala
karena ketaatannya pada-Mu
mereka yang Kaulindungi dari dosa
melalui kekuatan-Mu
mereka yang Engkau cegah
dari berbuat maksiat pada-Mu
mereka yang berada di dekat-Mu.

12. Ya Allah
Berikan padaku semua itu dengan petunjuk dan rahmat-Mu
Lindungi aku dari api neraka
Anugerahkan pada saudaraku, muslimin dan muslimat
apa yang aku minta dari-Mu bagiku dan anak-anakku
di dunia dan di akhirat
Sungguh, Engkau Maha Dekat
Yang Maha Menjawab doa
Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui
Maha Pengampun, Maha Pemaaf
Maha Pengasih, Maha Penyayang.

13. Dan berikan pada kami apa yang terbaik
di dunia dan di akhirat dan lindungi kami
dari siksa api neraka.

(Shahifah Sajjadiyah doa ke 25)

Hari-Hari Pilihan Untuk Aktivitas




Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan, maka sebaiknya kita memilih hari yang baik dan tepat untuk melakukan aktivitas. Misalnya akad pernikahan, memulai usaha, memulai membangun rumah, melakukan kontrak kerja, pindah rumah, bepergian dan lainnya. Karena hari-hari itu tidak sama nilainya, ada yang baik untuk aktivitas tertentu dan tidak baik untuk aktivitas yang lain, dan ada juga hari yang nahas (sial) sepanjang hari.

Allah swt berfirman: “Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan.” (Fushshilat/41: 16)

“Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus.” (Al-Qamar/54: 19).

Tentang hari-hari pilihan, Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Hindarilah melakukan safar (bepergian) pada hari ketiga, keempat, ke 21 dan ke 25 setiap bulan, karena hari-hari itu
adalah hari nahas.” (Makarimul Akhlaq: 424)

Beliau juga mengatakan:
Hari Pertama: Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok
tanam, dan bepergian.
Hari Kedua: Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.
Hari Ketiga: Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan
Hari Keempat: Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian.
Hari Kelima: Buruk dan na’as.
Hari Keenam: Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.
Hari Ketujuh: Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan rencana
usaha.
Hari Kedelapan: Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.
Hari Kesembilan: Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang
bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya.
Hari Kesepuluh: Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari
dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan
sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.
Hari Kesebelas: Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi
penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.
Hari Kedua belas: Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah
insya Allah tercapai.
Hari Ketiga belas: Sepanjang hari ini na’as, maka waspadalah dalam seluruh urusan.
Hari Keempat belas: Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha.
Hari Kelima belas: Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda,
insya Allah tercapai.
Hari Keenam belas: Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.
Hari Ketujuh belas: Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli,
bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu
hajat, insya Allah tercapai.
Hari Kedelapan belas: Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang
melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan
dengan kekuasaan Allah swt.
Hari Kesembilan belas: Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan
pada hari ini ia akan diberkahi.
Hari Kedua puluh: Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan
bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan
mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.
Hari Kedua puluh satu: Hari na’as sepanjang hari.
Hari Kedua puluh dua:Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan
bersedekah.
Hari Kedua puluh tiga:Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan
mendatangi penguasa.
Hari Kedua puluh empat: Hari na’as dan tercela.
Hari Kedua puluh lima: Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu.
Hari Kedua puluh enam: Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian;
hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.
Hari Kedua puluh tujuh: Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang
diinginkan, dan mendatangi penguasa.
Hari Kedua puluh delapan: Berimbang antara baik dan buruk.
Hari Kedua puluh sembilan: Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat kecuali bagi penulis karena ia akan mendapat sesuatu yang tidak diinginkan; orang yang sakit pada
hari akan cepat sembuh; orang yang bepergian pada hari ini hartanya
akan terkena musibah; dan orang yang lari akan kembali.
Hari ketiga puluh: Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan
bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.
(Kitab Makarimul Akhlaq, halaman 474)

Perhitungan Hari-Hari ini dan perubahan hari atau tanggal hendaknya didasarkan pada Kalender Hijriyah dengan perhitungan (hisab) yang benar.

Doa untuk Mencapai Hajat



Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Ilâhî kayfa ad’ûka wa ana ana, wa kayfa aqtha’u rajâî minka wa Anta Anta. Ilâhî idzâ lam as-alka fatu’thînî faman dzal ladzî as-aluhu fatu’thînî? Ilâhî idzâ lam ad’ûka fatastajîbulî faman dzal ladzî ad’ûhu fayastajîbulî? Ilâhî idzâ lam adharra’ ilayka fatarhamunî faman dzal ladzî adharra’u ilayhi fayarhamunî? Ilâhî fakamâ falaqtal bahra li-Mûsâ `alayhis salâm wa najjaytahu as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an tunajjinî mimmâ ana fîhî, wa tufarrija `annî farajan `âjilan ghayra âjilin bifadhlika wa rahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ilahi, Bagaimana aku berdoa kepada-Mu sementara aku adalah aku, bagaimana aku putus asa dari-Mu sementara Engkau adalah Engkau. Ilahi, jika aku tidak memohon kepada-Mu yang kemudian memberi aku, kepada siapa lagi aku harus memohon yang kemudian memberi aku? Ilahi, jika aku tidak berdoa kepada-Mu yang kemudian mengijabah doaku, kepada siapa lagi aku harus berdoa yang kemudian memperkenankan doaku? Ilahi, jika aku tidak merendahkan diri kepada-Mu yang kemudian menyayangi aku, kepada siapa lagi aku harus merendahkan diri yang kemudian menyayangi aku? Ilahi, sebagaimana Engkau telah membelah lautan untuk Nabi Musa (as) dan Kau selamatkan ia, aku memohon kepada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, selamatkan aku dari apa yang aku takutkan, dan bahagiakan aku dengan kebahagiaan yang segera dan tidak tertunda-tunda dengan karunia dan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi. (Mujarrabat Imamiyah, hlm 114).

Doa ini diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin (sa), salah seorang cucu Rasulullah saw yaitu putera Al-Husein bin Fatimah binti Rasulilllah saw.

Doa ini diriwayatkan oleh Maqatil bin Sulaiman dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Ia mengatakan: Barangsiapa yang membaca doa ini seratus kali dan doanya tidak diijabah, maka laknatlah Maqatil.

Ini menunjukan bahwa Maqatil bin Sulaiman telah membuktikannya, dan saking yakinnya ia berani mengatakan seperti itu.

Doa untuk Memperoleh kemudahan Rizki



Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Allâhumma inna dzunûbî lam yabqa illâ rajâu ‘afwika, wa qad qaddamtu alatal hirmâni bayna yadayya fa-as-aluka mâlâ astahiqquhu, wa ad’ûka mâlâ astawjibuhu, wa atadharra’u ilayka mâlâ asta’hiluhu, wa lam yakhfa ‘alayka hâlî wa in khafiya ‘alan nâsi kunhu ma’rifati amrî.
Allâhumma in kâna rizqî fis samâi fa-ahbith-hu, wa in kâna fil ardhi fa-azhhirhu, wa in kâna ba’îdan faqarribhu wa in kâna qarîban fayassirhu, wa in kâna qalîlan fakatstsirhu, wa bâriklî fîhi.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, sesungguhnya dosa-dosaku tak akan kekal kecuali harapan akan ampunan-Mu. Telah Aku hadapkan di depanku suatu penghalang, lalu aku memohon kepada-Mu sesuatu yang tak layak bagiku untuk Kau perkenankan, berdoa kepada-Mu sesuatu yang tak layak bagiku untuk Kau iijabahi, dan merendahkan diri kepada-Mu dengan sesuatu yang tak layak di hadapan-Mu. Namun bagi-Mu tidak tersembunyi keadaanku walaupun tersembunyi bagi manusia untuk mengetahui persoalanku yang sebenarnya. Ya Allah, jika rizkiku ada di langit turunkan, jika ada di bumi keluarkan, jika jauh dekatkan, jika dekat mudahkan, jika sedikit perbanyaklah, dan berkahi aku di dalamnya. (Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, hlm 471).

Doa Untuk ketenteraman hati




بسم الله الرحمن الرحيم
أللهم صل على محمد وآل محمد

اِلَهِيْ، قَلْبِيْ مَحْجُوبْ وَنَفْسِيْ مَعْيُوبْ، وَعَقْلِيْ مَغْلُوبْ وَهَوَآئِيْ غَالِبْ، وَطَاعَتِيْ قَلِيلْ وَمَعْصِيَتِيْ كَثِيْر، وَلِسَانِيْ مُقِرٌّ بِالذُّنُوبْ، فَكَيْفَ حِيْلَتِيْ ؟ يَاسَتَّارَ اْلعُيُوبْ وَ يَاعَلاَّمَ اْلغُيُوبْ وَيَاكَاشِفَ اْلكُرُوبْ، اِغْفِـرْ ذُنُوْبَي كُلَّهَا بِحُرْمَةِ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، يَاغَفَّارُ يَاغَفَّارُ يَاغَفَّارُ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Ilahî Qalbî mahjûb wa nafsî ma`yûb, wa `aqlî maghlûb wa hawâî ghâlib, wa thâ`athî qalîl wa ma`shiyatî katsîr, wa lisânî muqirrun/m bidz dzunûb, fakayfa hîlatî? Yâ Sattâral `uyûb wa yâ `Allâmal ghuyûb wa yâ Kâsyifal kurûb, Ighfir dzunûbî kullahâ bihurmati Muhammadin wa âli Muhammad, yâ Ghaffâru yâ Ghaffâru yâ Ghaffâr, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ilahi, Tuhanku
Hatiku penuh hijab dan jiwaku penuh aib
Akalku terkalahkan dan hawa nafsuku mengalahkan
Ketaatanku sedikit dan maksiatku banyak
Sedangkan lisanku mengakui dosa-dosaku, bagaimana dengan dayaku?
Wahai Yang Maha Menutupi segala aib
Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib
Wahai Yang Menghilangkan segala duka dan derita
Ampuni semua dosaku dengan kemuliaan Muhammad dan keluarga Muhammad
Ya Ghafar Ya Ghaffar Ya Ghaffar
dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi

Doa ini adalah doa Imam Ali bin Abi Thalib (sa). Dibaca setiap sesudah shalat Shubuh. Usahakan dihafal dan dibaca dalam keadaan sujud di luar shalat. (kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Doa sebelum berangkat ke kantor




Doa ini dibaca ketika akan berangkat ke kantor atau ke tempat usaha:

بسـم الله الرحمن الرحـيم
اللهم صـل على محمـد وآل محمـد

بِسْمِ اللهِ مَخْرَجِي وَبِإِذْنِهِ خَرَجْتُ. وَقَدْ عَلِمَ قَبْلَ اَنْ اَخْرُجَ خُرُوْجِي. وَقَدْ اَحْصَى عِلْمُهُ مَا فِي مَخْرَجِي وَمَرْجَعِي. تَوَكَّلْتُ عَلَى اْلإِلَهِ اْلأَكْبَر ِتَوَكُّلَ مُفَوِّضٍ اِلَيْهِ اَمْرَهُ، وَمُسْتَعِيْنٍ بِهِ عَلَى شُؤُنِهِ، مُسْـتَزِيْدٍ مِنْ فَضْلِهِ، مُتَبَرِّءٍ نَفْسَهُ مِنْ كُلِّ حَوْلٍ وَمِنْ كُلِّ قُوَّةٍ اِلاَّ بِهِ؛ خُرُوْجَ ضَرِيْرٍ خَرَجَ بِضُرِّهِ اِلَى مَنْ يَكْشِفُهُ، وَخُرُوْجَ فَقِيْرٍ خَرَجَ بِفَقْـرِهِ اِلَى مَنْ يَسُـدُّهُ، وَخُرُوْجَ عَآئِلٍ خَرَجَ بِعِيْلَتِهِ اِلَى مَنْ يُغْنِيْهَا، وَخُرُوْجَ مَنْ رَبُّهُ اَكْبَرُ ثِقَتِهِ وَاَعْظَمُ رَجَآئِهِ وَاَفْضَلُ اُمْنِيَّتِهِ. اَللهُ ثِقَتِي فِي جَمِيْعِ اُمُوْرِي كُلِّهَا بِهِ فِيْهَا جَمِيْعًا اَسْتَعِيْنُ وَلاَ شَيْءٍ اِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ فِي عِلْمِهِ. اَسْئَلُ اللهَ خَيْرَ الْمَخْرَجِ وَالْمَدْخَلِ لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ اِلَيْهِ الْمَصِيْرُ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Bismillâhi makhrajî wa bi-idzmihi kharajtu. Wa qad `alima qabla an akhruja khurûjî, wa qad ahshâ `ilmuhu mâ fî makhrajî wa marja`î. Tawakkaltu `alal Ilâhil Akbari, tawakkula mufawwidhin ilayhi amrahu, wa musta`înin bihi `alâ syuûnihi, mustazîdin min fadhlihi, mutabarri-in nafsahu min kulli hawlin wa min kulli quwwatin illâ bihi; khurûja dharîrin kharaja bidhurrihi ilâ man/y yaksyifuhu, wa khurûja faqîrin kharaja bifaqrihi ilâ man/y yasudduhu, wa khurûja `âilin kharaja bi`îlatihi ilâ man/y yughnîhâ, wa khurûja man/r Rabbuhu Akbaru tsiqatihi wa a`zhamu rajâihi wa afdhala umniyyatihi. Allâhu tsiqatî fî jamî`i umûrî kullihâ bihi fîhâ jamî`an asta`înu, wa lâ syay-in illâ mâ syâallâhu fî `ilmihi. As-alullâha Khayral makhraji wal madkhali lâ ilâha illâ Huwa ilayhil mashîr.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Dengan nama Allah dan dengan zikir-Nya aku pergi menuju ke tempat tujuanku. Dialah yang mengetahui sebelum aku pergi ke tempat tujuanku, ilmu-Nya meliputi segala yang ada di tempat kepergian dan kepulanganku.

Aku bertawakkal kepada Tuhan Yang Maha Agung seperti tawakkal orang yang menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, yang memohon pertolongan-Nya atas semua urusannya, yang memohon limpahan karunia-Nya, yang mencari perlindungan untuk dirinya dari semua daya dan kekuatan yang tak akan terjadi kecuali karena-Nya.

Aku pergi seperti kepergian
orang yang kesulitan, yang dengan kesulitannya ia datang kepada Yang Maha Menghilangkan kesulitannya

orang yang fakir, yang dengan kefakirannya ia datang kepada Yang Maha Mencukupi
kefakirannya
orang yang berkeluarga, yang karena kebutuhan keluarganya ia datang kepada Yang Maha Memberi kekayaan
orang yang Tuhannya menjadi kepercayaan yang paling besar, harapan yang paling agung,
dan cita-cita yang paling utama.

Allah adalah kepercayaanku dalam segala urusanku,
kepada-Nya aku memohon pertolongan dalam semua urusan.
Tak akan ada sesuatu pun kecuali yang Allah kehendaki dalam ilmu-Nya.
Aku memohon kepada Allah, tempat aku pergi dan tempat aku kembali.
Tiada Tuhan kecuali Dia, kepada-Nya tempat kembali segala sesuatu.

(kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Doa sebelum belajar



بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ، وَاَكْرِمْنِي بِنُوْرِ الْفَهْمِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَانْشُرْ عَلَيْنَا خَزَآئِنَ عُلُوْمِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Allâhumma akhrijnî min zhulumâtil wahmi, wa akrimnî bi nûril fahmi. Allâhummaftah ‘alaynâ abwâba rahmatika, wansyur ‘alaynâ khazâina ‘ulûmi- ka birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, keluarkan aku dari gelapnya kebingungan dan muliakan aku dengan cahaya pemahaman. Ya Allah, bukakan kepada kami pintu-pintu rahmat-Mu, dan curahkan kepada kami khazanah-khazanah ilmu-Mu dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.

(Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Doa Penolak Bala’



Doa ini dibaca ketika terpaksa akan melakukan aktivitas pada hari nahas khususnya saat akan melakukan safar (perjalanan) pada hari nahas atau perjalanan yang menakutkan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, ufarriju biha kulla kurbatin.
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah, dengannya (daya dan kekuatan-Nya) aku mohon dihilangkan semua penderitaan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, uhillu biha kulla `uqdatin.
La hawla wala quwwata illa billah, denganya aku mohon dilepaskan semua kesulitan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, ujillu biha kulla zhulmatin.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon diterangkan semua kegelapan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, ufattihu biha kulla bâbin.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon dibukakan semua pintu kemudahan dan keselamatan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, asta`înu biha `alâ kulli syiddatin wa mushîbah.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon pertolongan terhadap semua ketakutan dan musibah.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, asta`înu biha `alâ kulli amrin yanzilubî.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon pertolongan terhadap semua urusan yang aku hadapi.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, a`tashimu biha min kulli mahdzûrin uhâdziruhu.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon penjagaan dari semua yang aku khawatirkan.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, astawjibu bihal `afwa wal`âfiyah war-ridhâ minallâhi.
La hawla wala quwwata illa billah, dengannya aku mohon keharusan ampunan, keselamatan dan ridha Allah.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh, tafruqu a`dâallâhi wa ghalabat hujjatullâh wa baqiya wajhullâh.
La hawla wala quwwata illa billah, hancurlah musuh-musuh Allah, menanglah Hujjah Allah, dan kekallah wajah Allah.

Lâ hawla walâ quwwata illâ billâh
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Allâhumma Rabbal arwâhil fâniyah, wa Rabbal ajsâdil bâliyah, wa Rabbasy syu`ûril mutama`ithah, wa Rabbal julûdil mumazziqah, wa Rabbal `izhâmin nâkhirah, wa Rabbas sâ`atil qâimah.
Ya Allah, Tuhan semua ruh yang fana’, Tuhan semua jasad yang hancur,Tuhan semua rambut yang gugur, Tuhan semua kulit yang hancur, Tuhan semua tulang yang terpecah-pecah, Tuhan hari kiamat yang pasti akan terjadi.

As-aluka yâ Rabbi an tushalliya `alâ Muhammadin wa ahli baytihith thâhirîn waf`al bî kadzâ bikhafiyyi luthfika yâ Dzal jalâli wal ikrâm, âmîna âmîn yâ Rabbal `âlamîn.
Ya Rabbi, Aku mohon kepada-Mu sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan Ahlul baitnya yang suci, dan bantulah aku dalam …. dengan karunia-Mu yang tersembunyi, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan, amin amin ya Rabbal `alamin.
(Kitab Makarimul Akhlaq: 475)

Doa Nur (doa Cahaya)



Doa Nur dikenal sebagai Hirz (doa perlindungan) Fatimah Az-Zahra’ (sa). Doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw kepada puterinya yang tercinta. Khasiat doa ini Jika didawamkan, dibaca secara istiqamah, akan dapat mempermudah datangnya rizki. Selain itu dapat menyembuhkan penyakit demam, dan sangat bagus dibaca di saat-saat musim penyakit demam.

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli `ala Muhammadin wa âli Muhammad

Bismillâhin Nûr, bismillâhi Nûrin nûr, bismillâhi Nûrun ‘alâ nûr, bismillâhil ladzî Huwa Mudabbirul umûr, bismillâhil ladzî khalaqan nûra minan nûr. Alhamdulillâhil ladzî khalaqan nûra minan nûr, wa anzalan nûra ‘alath thûr, fî kitâbin masthûr, fî riqqin mansyûr, bi-qadarin maqdûr, ‘alâ nabiyyin mahbûr. Alhamdulillâhil ladzî Huwa bil-’izzi madzkûr, wa bil-fakhri masyhûr, wa ‘alas sarrâ-i wadh dharrâi masykûr, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihith thâhirîn.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Dengan nama Allah Cahaya, dengan nama Allah Cahaya dari segala cahaya, dengan nama Allah Cahaya di atas cahaya, dengan nama Allah Yang Mengatur segala urusan, dengan nama Allah Yang Menciptakan cahaya dari cahaya. Segala puji bagi Allah Yang Menciptakan cahaya dari cahaya, Yang Menurunkan cahaya ke bukit dalam kitab yang ditulis, dengan ukuran yang tertentu, kepada Nabi yang terpilih. Segala puji bagi Allah yang dikenal kebesaran-Nya, yang masyhur keagungan-Nya, yang disyukuri dalam suka dan duka. Semoga Allah menyampaikan shalawat kepada junjungan kita Muhammad dan keluarganya yang suci. (Kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Doa Mujarrab untuk Dapat Rizki dan Tunai Hutang



Doa dan amalan ini saya kutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah, hlm 141. Kitab yang telah ditajrib (dieksperimen) oleh banyak ulama, kaum mukminin dan muslimin. Memang syarat yang pertama adalah keyakinan yang kuat dan istiqamah dalam mengamalkannya sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Terus terang, saya pernah mempraktekkan amalan ini, alhamdulillah saya mendapat solusi yang tak terduga sebelumnya, dan menurut ukuran saya, rizki itu cukup besar. Saya menangis terharu dalam sujud syukur. Ya Allah, Engkau Maha Dermawan, diluar kemampuan pikiran hamba-Nya. Setiap saya punya hajat yang berkait dengan rizki, saya mengamalkan amalan ini dan ditambah “shalat Istighfar” (caranya ada di blog ini). Alhamdulillah saya memperoleh apa yang saya hajatkan, kadang-kadang singkat waktunya, kadang-kadang lama waktunya. Allah Maha Maha Mengetahui hajat kita yang sebenarnya, waktunya mendesak atau tidak. Karena itu kita butuh kesabaran, keyakinan yang kuat dan istiqamah dalam mengamalkan.

Yang mulia Sayyid Ali Akbar At-Tabrizi mengatakan: Sesungguhnya ayat tentang kerajaan (surat Al-Imran: 26-27), juga jika ditulis dan bawanya, dapat meluaskan pintu rizki. Selanjutnya beliau mengatakan: amalan ini telah ditajrib (dieksperimen) berkali-kali. Ayat dan cara mengamalkannya sebagai berikut: