Senin, 16 Maret 2009

Prediksi Qur'ani terhadap Prospek Usaha dan Pencalegan

Sebagaiman diyakini bahwa Al-Qur'an memilki makna lahir dan makna
batin. Makna lahirnya telah banyak diungkapkan oleh para mufassir.
Sedangkan makna batinnya diungkap oleh sebagian mufassir, ulama sufi
dan irfan. Makna ini kadang-kadang makna dan maksudnya sulit ditangkap
secara rasional. Tetapi dapat dirasakan oleh orang-orang yang
meyakininya.

Termasuk ke dalam makna yang terakhir adalah memprediksi prospek usaha
melalui makna batin Al-Qur'an. Sebagaimana kita maklumi bahwa mata dan
pikiran kita sangat terbatas untuk melihat dan menangkap apa yang akan
terjadi: prospek usaha, jodoh, dan akibat dari segala rencana.
Termasuk juga ke dalamnya segala kemungkinan yang akan terjadi bagi
para caleg, capres dari: kemudahan dan hambatan, mudharrat dan
menfaat, kesuksesan dan kegagalan.

Prediksi ini dalam hadis dan kitab-kitab ulama dikenal dengan istilah
Istikharah. Istikharah artinya memohon pilihan kepada Allah swt
pilihan yang terbaik. Istikharah caranya bermacam-macam: melalui
shalat, Al-Qur'an, perhitungan tasbih, perhitungan huruf dan angka.

Istikharah dengan Al-Qur’an telah banyak dipraktekkan oleh ulama dan
kaum mukminin. Dengan istikharah Qur’ani ini, insya Allah, akan segera
ditangkap oleh pikiran dan hati yang istikharah. Tentu dalam melakukan
istikharah ini harus benar-benar khusuk dan penuh keyakinan. Berikut
ini salah satu cara istikharah dengan Al-Qur'an:

Istikharah dengan Al-Qur’an
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Rasulullah saw disebutkan,
singkatnya langkah-langkah dan caranya sebagai berikut:

Pertama: Mengambil mushhaf Al-Qur’an dan meletakkan di depannya
Kedua: Membaca surat Al-Ikhlash (3 kali)
Ketiga: Membaca shalawat (3 kali)
Keempat: Kemudian membaca doa berikut:

Allâhumma innî tafa’altu bi-kitâbika wa tawakkaltu ‘alayka, fa-arinî
min kitâbika mâ huwa maktûmun min sirrikal maknûn fî ghaybika.

Ya Allah, sungguh aku memohon pilihan dengan kitab-Mu dan betawakkal
kepada-Mu, maka perlihatkan kepadaku dari kitab-Mu apa yang telah
ditentukan dari rahasia-Mu yang tersimpan dalam keghaiban-Mu.

Kelima: Kemudian bukalah Al-Qur’an dan perhatikan baris pertama di
bagian kanan, tanpa harus menghitung lagi lembaran dan baris
berikutnya. Yakni, makna yang terkandung dalam ayat tersebut.

Catatan: Dalam istikharah ini hendaknya dalam keadaan suci
(berwudhu’), dilakukan dengan khusuk dan penuh keyakinan, usahakan
menghadap ke kiblat saat melakukan istikharah.

Cara istikharah ini terdapat dalam kitab Al-Baqiyât Ash-Shâlihât
Mafâtihul Jinân bab 6: 503.