Rabu, 05 November 2008

DOA UNTUK KEMUDAHAN KELAHIRAN.....

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ فَارِجَ الْهَمِّ وَكَاشِفَ الْغَمِّ وَرَحْمَانَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا، اِرْحَمْ فلانةَ بِنْتَ فُلاَنَة رَحْمَةً تُغْنِيْهَا بِهَا عَنْ رَحْمَةِ جَمِيْعِ خَلْقِكَ، تَفْرُجُ بِهَا كُرْبَتَهَا وَتَكْشِفُ بِهَا غَمَّهَا وَتُيَسِّرُ وِلاَدَتَهَا، وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لاَيُظْلَمُوْنَ.

Allâhumma Fârijal hammi wa Kasyifal ghammi wa Rahmânad dun-yâ wal âkhirah wa Rahîmahumâ, irham … binti … rahmatan tughnîhâ bihâ `an rahmati jamîi khalqika, tafruju bihâ kurbatahâ wa taksyifu bihâ ghammahâ wa tuyassiru wilâdatahâ, wa qudhiya baynahum bilhaqqi wa hum lâ yuzhlamûn.

Ya Allah, wahai Yang Maha Menghilangkan duka, Yang Melepaskan derita, Yang Pengasih dan Penyayang di dunia dan akhirat, sayangi … binti … dengan kasih sayang yang tidak membutuhkan lagi kasih sayang dari seluruh makhluk-Mu, dengannya Kau hilangkan dukanya, Kau lepaskan deritanya, Kau mudahkan dalam melahirkan. Telah ditetapkan di antara mereka kebenaran sementara mereka tidak dizalimi. (Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Catatan: Sebutkan nama orang yang akan melahirkan pada kalimat yang digaris-bawahi; selain doa ini dibaca, juga ditulis pada lembaran kertas kemudian ikatkan atau ditempelkan pada salah satu bagian badan orang yang akan melahirkan.

Hari-Hari Pilihan Untuk Aktivitas


Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga untuk
memperoleh kebaikan dan keberkahan, maka sebaiknya kita memilih hari
yang baik dan tepat untuk melakukan aktivitas. Misalnya akad
pernikahan, memulai usaha, memulai membangun rumah, melakukan kontrak
kerja, pindah rumah, bepergian dan lainnya. Karena hari-hari itu tidak
sama nilainya, ada yang baik untuk aktivitas tertentu dan tidak baik
untuk aktivitas yang lain, dan ada juga hari yang nahas (sial)
sepanjang hari.

Allah swt berfirman: "Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari
yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan
yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di
akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi
pertolongan." (Fushshilat/41: 16)

"Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat
kencang pada hari nahas yang terus menerus." (Al-Qamar/54: 19).

Tentang hari-hari pilihan, Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Hindarilah melakukan safar (bepergian) pada hari ketiga, keempat, ke
21 dan ke 25 setiap bulan, karena hari-hari itu
adalah hari nahas." (Makarimul Akhlaq: 424)

Beliau juga mengatakan:
Hari Pertama: Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-
beli, bercocok
tanam, dan bepergian.
Hari Kedua: Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.
Hari Ketiga: Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan
Hari Keempat: Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk
bepergian.
Hari Kelima: Buruk dan na'as.
Hari Keenam: Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.
Hari Ketujuh: Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang
diinginkan dan rencana
usaha.
Hari Kedelapan: Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.
Hari Kesembilan: Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia,
dan siapa yang
bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat
setiap kebaikan dalam bepergiannya.
Hari Kesepuluh: Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa;
orang yang lari
dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan
sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.
Hari Kesebelas: Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali
mendatangi
penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.
Hari Kedua belas: Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda
dan berusahalah
insya Allah tercapai.
Hari Ketiga belas: Sepanjang hari ini na'as, maka waspadalah dalam
seluruh urusan.
Hari Keempat belas: Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan
usaha.
Hari Kelima belas: Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka
capailah hajat Anda,
insya Allah tercapai.
Hari Keenam belas: Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.
Hari Ketujuh belas: Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan,
perkawinan, jual-beli,
bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu
hajat, insya Allah tercapai.
Hari Kedelapan belas: Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai
hajat; orang yang
melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan
dengan kekuasaan Allah swt.
Hari Kesembilan belas: Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan;
anak yang dilahirkan
pada hari ini ia akan diberkahi.
Hari Kedua puluh: Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat,
bepergian, mendirikan
bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan
mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.
Hari Kedua puluh satu: Hari na'as sepanjang hari.
Hari Kedua puluh dua:Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi
penguasa, bepergian, dan
bersedekah.
Hari Kedua puluh tiga:Terpilih dan sangat baik khusus untuk
perkawinan, perdagangan, dan
mendatangi penguasa.
Hari Kedua puluh empat: Hari na'as dan tercela.
Hari Kedua puluh lima: Buruk dan tercela, waspadalah melakukan
sesuatu.
Hari Kedua puluh enam: Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali
perkawinan dan bepergian;
hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.
Hari Kedua puluh tujuh: Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua
hajat dan apa yang
diinginkan, dan mendatangi penguasa.
Hari Kedua puluh delapan: Berimbang antara baik dan buruk.
Hari Kedua puluh sembilan: Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat
kecuali bagi penulis karena ia akan mendapat sesuatu yang tidak
diinginkan; orang yang sakit pada
hari akan cepat sembuh; orang yang bepergian pada hari ini hartanya
akan terkena musibah; dan orang yang lari akan kembali.
Hari ketiga puluh: Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-
beli, perkawinan, dan
bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak
yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi,
dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.
(Kitab Makarimul Akhlaq, halaman 474)

Perhitungan Hari-Hari ini dan perubahan hari atau tanggal hendaknya
didasarkan pada Kalender Hijriyah dengan perhitungan (hisab) yang
benar.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Jika terpaksa melakukan aktivitas
pada hari nahas atau hari yang tidak baik, maka hendaknya bersedekah
sebelum melakukan aktivitas dan membaca doa penolak bala'.

Doa Harian ahad s/d Sabtu

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Dengan asma Allah
yang tidak aku harapkan kecuali karunia-Nya
tidak aku takutkan kecuali keadilan-Nya
tidak aku percayai kecuali firman-Nya
tidak aku pegangi kecuali tali-Nya
KepadaMu aku berlindung wahai Pemilik Ridha dan Ampunan
dari kezaliman dam permusuhan
dari bencana zaman
dari runtunan kesedihan
dari rangkaian kemalangan
dari habisnya jangka - sebelum siap sedia
Aku berlindung pada-Mu ya Rabbi dari bisikan setan
Aku bernaung pada kekuasaan-Mu dari kezaliman para sultan
Terimalah apa yang ada dari shalatku dan shaumku
Jadikan hari esokku dan sesudahnya lebih baik dari saat ini dan hari
ini
Muliakan keluargaku dan kaumku
Jagalah waktu jaga dan tidurku
Engkaulah Allah Penjaga Terbaik
Engkaulah Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi
Ya Allah, aku berlepas diri pada hariku ini dan pada hari-hari
sesudahnya dari kemusyrikan dan kekafiran
Aku ikhlaskan doaku, mengharapkan ijabah-Mu
Aku senantiasa taat mengharapkan balasan-Mu
Limpahkan sejahtera pada Muhammad
dan keluarga Muhammad sebaik-baiknya makhluk-Mu
yang menyeru pada kebesaran-Mu
Muliakanlah aku dengan kemuliaan-Mu yang tidak pernah punah, jagalah
diriku dengan mata-Mu yang tidak pernah tidur
Tutuplah urusanku dengan kebergantungan pada-Mu
Tutuplah usiaku dengan maghfirah-Mu
Sungguh, Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu
Rasulullah saw.
(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)


Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya Segala puji bagi Allah, yang mencipta langit dan bumi tanpa seorang saksi, yang menggelar makhluk tanpa seorang pembantu
Tiada sekutu dalam Ilahiyat-Nya, tidak ada setara dalam ketunggalan-Nya
Kelu lidah mengungkap sifat-NyaLemah akal memikirkan makrifat-NyaMerendah segala penguasa karena kehebatan-NyaRebah segala wajah karena takut pada-NyaJatuh segala yang agung karena keagungan-Nya

Bagi-Mu segala pujaPuja yang beruntun tak putus-putusShalawat dan salam bagi Rasul-Nya, salam yang kekal abadiYa Allah, jadikanlah permulaan hari ini kebaikan, pertengahannya kejayaan, dan pamungkasnya keuntungan
Aku berlindung pada-Mu dari hari yang permulaannya ketakutan, pertengahannya kecemasan, dan pamungkasnya kesedihan

Ya Allah, aku mohonkan ampun pada-Muatas segala nazar yang kunazarkan, atas segala janji yang kujanjikan, atas segala akad yang kuakadkan, kemudian tak kupenuhi pada-Mu

Aku bermohon pada-Muperihal ulahku menzalimi hamba-MuBila ada hamba-Mu, pria dan wanita, yang teraniaya karena kezalimanku pada diri dan kehormatannya, pada hartanya, pada ahli dan keturunannya. Atau yang kugunjingkan kejelekannya, atau yang kusengsarakan karena hawa nafsu, penghinaan, kesombongan, riya dan kesukuan, yang hadir dan yang raib, yang hidup dan yang mati
Lalu lemah tanganku, sempit tenagaku, untuk mengembalikan haknya, dan meminta kerelaannya.Karena itu, aku mohonkan pada-Mu wahai Yang Menguasai segala hajat hajat yang terpanggil karena kehendak-Nya hajat yang bergegas memenuhi iradat-Nya
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Ridhakan dia padaku dengan apa yang Kau kehendakiBerikan padaku dari sisi-Mu rakhmatAmpunan tidak akan mengurangi keagungan-Mu,Anugerah tidak akan meyusutkan kebesaran-Mu,Wahai Yang Maha Kasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah, berilah aku pada hari Senin ini dua kenikmatan:pada permulaannya kebahagiaan menaati-Mu,pada pamungkasnya: kenikmatan akan ampunan-Mu,
Wahai Dia Yang menjadi satu-satunya Tuhan Selain Dia tiada yang dapat memberikan ampunan

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)



Dengan asma Allah,Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Segala puji bagi Allah, pujian hak-Nya, milik-Nya pujian yang banyak

Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku, sungguh nafsu menyuruh pada keburukan kecuali yang disayangi Tuhanku

Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan setan yang menambah dosa-dosaku
Aku berlindung pada Allah dari semua tiran yang durhaka, dari semua musuh yang dominan, dari semua penguasa yang kejam.

Ya Allah

Jadikan aku diantara pasukan-Mu, karena pasukanMu saja yang beroleh kemenangan.
Jadikan aku diantara partaiMu, karena partaiMu saja yang memperoleh kemenangan
Jadikan aku diantara kekasih-kekasihMu, karena kekasihMu saja yang tidak mendapat kecemasan dan kesedihan

Ya Allah

Baikkan agamaku, karena itulah sandaran urusanku

Baikkan akhiratku, karena itulah kampung kembaliku, tempat lari menjauhi kejahatanku

Jadikanlah kehidupan tempat menambah kebaikan,

Jadikanlah kematian tempat istirahat dari kejelekan

Ya Allah

Sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup dan penyempurna para utusan, kepada keluarganya yang baik dan suci, kepada para sahabatnya yang terpilih

Berilah aku pada hari Selasa, tiga hal:

Jangan biarkan pada diriku dosa kecuali Engkau maafkan
Jangan biarkan pada diriku kesusahan kecuali Engkau hilangkan
Jangan biarkan pada diriku musuh kecuali Engkau tolakkan

Dengan asma Allah, sebaik-baik asma
Dengan asma Allah, Tuhan Pengurus Langit dan Bumi

Aku mohon ditolakkan setiap kebencian yang pangkalnya murkaNya

Aku mohon diberikan setiap kecintaan yang pangkalnya ridhoNya

Akhirilah hidupku dengan ampunan

Wahai Pemilik segala kebaikan

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)


Dengan asma Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Segala puji bagi Allah, Yang menjadikan malam sebagai pakaian dan tidur sebagai peristirahatan dan siang sebagai saat bertebaran

Segala puji bagi-Mu, Kau bangkitkan aku dari tidurku,
Kalau Kau kehendaki, Kau jadikan tidurku tidur abadi, tanpa henti
Milik Allah, makhluk tak terhitung

Ya Allah, bagi-Mu segala puji
Kau ciptakan, Kau takdirkan, Kau tentukan, Kau matikan, Kau hidupkan, Kau sakitkan, Kau sembuhkan, Kau selamatkan, Kau hancurkan

Di atas singgasana-Mu Kau bertahta
Di atas kerajaan-Mu Kau berkuasa

Kusampaikan pada-Mu doa orang yang lemah tenaganya, yang putus kekuatannya, yang dekat ajalnya, yang mendunia hasratnya, yang berat keperluannya akan rakhmatMu,yang besar deritaNya karena dosa-dosanya, yang banyak jatuhnya dan gelincirnya,
yang terpusat padaMu saja taubatnya.

Sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para nabi serta ahli baytnya yang baik dan suci

Curahkanlah padaku syafaat Muhammad saw
Janganlah Kau jauhkan aku dari persahabatan dengannya

Sungguh, Engkaulah Yang Terkasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah, tetapkanlah bagiku empat hal pada hari Rabu:

Jadikanlah kekuatanku untuk taat kepada-Mu,
kerajinanku untuk beribadah kepadaMu,
kedambaanku untuk memperoleh ganjaranMu,
dan keenggananku terhadap apa saja yang mengundang kepedihan siksa-Mu

Sungguh, Engkaulah pemberi karunia kepada orang yang Kau kehendaki.

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Segala puji bagi Allah, Yang Mengusir Malam yang gelap dengan kodrat-Nya
Yang Menghadirkan Siang yang terang dengan rakhmat-Nya
Yang Menutupku dengan cahayaNya, dan membawa padaku nikmat-Nya

Ya Allah, sebagaimana telah Kau lestarikan aku di siang ini, lestarikan aku pada siang lain seperti ini

Sampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya

Jangan Kau celakakan aku hari ini dan hari yang lain malam atau siang
dengan perbuatan yang terlarang dan kelakuan yang tercela
Berikanlah padaku kebaikannya, dan kebaikan apa pun di dalamnya
Palingkan dariku kejelekannya dan kejelekan apa pun di dalamnya dan kejelekan apapun sesudahnya

Ya Allah, dengan perlindungan Islam, aku tawasul pada-Mu
dengan kemuliaan Al Qur’an, aku bersandar pada-Mu
dengan Muhammad al-Musthafa saw, aku mohon pertolongan-Mu

Ya Allah, berikan perlindungan padaku yang dengannya kuharapkan untuk mencapai hajatku, wahai Yang Terkasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah, tetapkan bagiku pada hari Kamis, lima hal yang tak kan tercapai kecuali dengan kemurahanMu, yang tak kan tergapai kecuali dengan kenikmatanMu:

Keselamatan yang memperkuat ketaatan pada-Mu
Ibadah yang memastikan kelimpahan pahala-Mu
Keleluasaan lantaran rezeki yang halal
Kau tenteramkan aku di tempat ketakutan dengan perlindunganMu
Kau lindungi aku dari gundah-gulana dengan benteng-Mu.

Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Jadikanlah tawasulku dengannya syafaat yang berguna di hari kiamah

Sungguh, Engkaulah Yang Terkasih dari segala yang mengasihi.

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Segala puji bagi Allah, Yang Awal sebelum penciptaan dan penghidupan,Yang Akhir setelah punah semua,Yang Maha Tahu,Yang Tak Melupakan orang yang mengingatNya,
Yang Tidak Merugikan orang yang mensyukuriNya, Yang Tidak Mengecewakan orang yang memohon padaNya, Yang Tidak Memutuskan harap orang yang mengharapNya

Ya Allah Aku mintakan kesaksianMu dan cukuplah Engkau sebagai saksiAku mintakan kesaksian seluruh malaikat-Mu penghuni langit-Mu dan pemikul arasy-Muserta yang Kau bangkitkan sebagai nabi dan rasul-Mu dan yang Kau ciptakan dari berbagai makhluk-MuAku bersaksi, sesungguhnya Engkau Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau, Tunggal Tak Berserikat dan Tak BertaraFirman-Mu tak berubah tak berganti dan sesungguhnya Muhammad saw hemba-Mu dan Rasul-Mu, ia penuhi apa yang Kau bebankan padanya untuk semua hamba, ia berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebenarnya, ia memberi kabar gembira tentang pahala yang sejati, ia mengancam dengan siksa yang sesungguhnya.

Ya AllahTeguhkan aku pada agama-Mu selama Kau hidupkan akuJanganlah gelincirkan hatiku setelah Engkau tunjuki akuKaruniakan padaku rakhmat dari sisiMuSungguh, Engkaulah Maha Pemberi.

Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Jadikanlah aku dari pengikut dan golongannya

Kumpulkan aku pada kelompoknya

Bimbinglah aku untuk melaksanakan kewajiban Jum’at, yang Kau wajibkan atasku untuk aku taati dan Kau bagikan karunia pada hari pembalasan pada orang yang layak menerimanya.

Sungguh, Engkaulah Yang Maha Gagah dan Maha Bijaksana

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)


Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Bismillah – kalimat pemegang penjagaan, ucapan pencari perlindungan

A’udzubillah – aku berlindung pada Allah dari kekejaman manusia kejam, dari rekaperdaya manusia dengki, dari kezaliman manusia lalim

Aku memuji Dia di atas pujian semua yang memuji

Ya Allah, Engkau Yang Esa Tiada Tara, Engkau Raja Tiada Dirajai,
tak terlawan ketentuanMu, tak tertolak kekuasaanMu

Aku bermohon, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, hambaMu dan utusanMu.

Bimbinglah aku untuk mensyukuri segala nikmat-Mu yang memungkinkan aku mencapai ridhaMu

Bantulah aku menaati-Mu dan melazimkan ibadah pada-Mu, memastikan ganjaran-Mu dengan karunia pertolongan-Mu

Kasihanilah aku, palingkanlah aku dari maksiat pada-Mu, selama Engkau menghidupkan aku, tuntunlah aku pada apa yang bermanfaat bagiku selama Engkau menghidupkan aku

Dengan kitab-Mu, legakan dadaku
Dengan bacaannya, ringankan bebanku

Karuniakan padaku keselamatan agama dan diriku,

Jangan terlantarkan aku dari semua orang yang menjadi kerinduanku

Sempurnakanlah kebaikan-Mu padaku, pada seluruh sisa umurku, seperti Engkau telah berbuat baik, pada umurku yang telah lalu

Wahai, Yang Terkasih dari segala yang mengasihi

Doa ini adalah doa Imam Ali Zainal Abidin (sa) salah seorang cucu Rasulullah saw.

(kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, bab 1, pasal 3)

Adab dan Doa Pernikahan


Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa)1) berkata kepada sebagian sahabatnya: “Jika isterimu memasuki kamarmu, belailah rambutnya di bagian muka, kemudian menghadaplah bersama-sama ke kiblat, dan bacalah doa:

اًللَّهُمَّ بِأَمَانَتِكَ أَخَذْتُهَا وَبِكَلِمَاتِكَ اِسْتَحْلَلْتُ فَرْجَهَا، فَإِنْ قَضَيْتَ لِي مِنْهَا وَلَدًا فَاجْعَلْهُ مُبَارَكًا سَوِيًّا وَلاَتَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ شَرِيْكًا وَلاَنَصِيْبًا

Allâhumma biamânatika akhattuhâ, wa bikalimâtika istahlaltu farjahâ, fain qadhayta lî minhâ waladan faj`alhu mubârakan syawiyyâ, walâ taj`al lisysyaythâni fîhi syarîkan walâ nashîbâ.

Ya Allah, dengan amanat-Mu kujadikan ia isteriku dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagiku kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagiku memiliki keturunan darinya, jadikan keturunanku keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika kamu hendak membawa isterimu ke rumahmu, sangat dianjurkan ia melakukan shalat sunnah dua rakaat dengan niat mengharap kasih sayang Allah swt. Ketika memasuki kamar hendaknya dalam keadaan berwudhu’, demikian juga Anda (disunnahkan
melakukan shalat sunnah dua rakaat dengan niat yang sama), kemudian bacalah Tahmid dan shalawat, kemudian bacalah doa ini:

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي اَلْفَهَا وَوُدَّهَا وَرِضَاهَا بِي، وَاَرْضِنِي بِهَا، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا بِأَحْسَنِ اِجْتِمَاعٍ وَاَيْسَرِ ائْتِلاَفٍ فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْحَلاَلَ وَتُكْرِهُ الْحَرَامَ

Allâhummarzuqnî alfahâ wa wuddahâ wa ridhâhâ bî, wa ardhinî bihâ, wajma` baynanâ biahsanijjtimâ`in wa aysari’tilâfin, fainnaka tuhibbul halâla wa tukrihul harâm.

Ya Allah, karuniakan padaku kelembutan isteriku, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai aku bersamanya. Himpunkan kami dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

Ketika Anda hendak melakukan hubungan suami-istri, bacalah doa ini:

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا وَاجْعَلْهُ تَقِيًّا ذَكِيًّا لَيْسَ فِي خَلْقِهِ زِيَادَةٌ وَلاَنُقْصَانُ وَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ اِلَى خَيْر

Allâhummarzuqnî waladan, waj`alhu taqiyyan dzakiyyan laysa fî khalqihi ziyâdatun walâ nuqshân, waj`al `âqibatahu ilâ khayrin.

Ya Allah, karuniakan padaku keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan. (Kitab Makarimul Akhlaq: 209)

1). Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) adalah salah seorang cucu Rasulullah saw yang paling alim di zamannya. Beliau putera Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (sa)

Catatan: Sebagai tambahan sebaiknya juga memperhatikan waktu dan cara berhubungan suami-isteri, karena hal ini berpengaruh pada mental anak, bahkan kesempurnaan fisiknya. Silahkan baca Artikel “Adab dan Etika hubungan suami-isteri.

Sekitar Persoalan Wasiat


Rasulullah saw bersabda: “Wasiat adalah hak setiap muslim.” (Wasail 19: 259).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Wasiat adalah penyempurna kekurangan zakat.” (Al-Wasail 19: 259).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Tidak ada seorangpun mayit kecuali saat menjelang kematiannya Allah mengembalikan penglihatannya, pendengaran dan akalnya untuk menyampaikan wasiat: Berwasiat atau tidak. Wasiat adalah kedamaian dalam kematian. Wasiat adalah hak setiap muslim.” (At-Tahdzib 9: 173)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang tidak berwasiat kepada keluarganya yang bukan ahli waris saat menjelang kematiannya, maka ia telah menutup ajalnya dengan kemaksiatan.” (Al-Wasail 19: 263).

Wasiat tidak boleh menzalimi ahli waris
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang berwasiat dan ia tidak menzalimi dan tidak menyengsarakan (ahli waris), maka ia seperti bersedekah di masa hidupnya.” (At-Tahdzib 9: 175).

Dianjurkan berwasiat yang baik
Rasulullah saw bersabda kepada Ali (sa): Wahai Ali, barangsiapa yang tidak baik wasiatnya saat menjelang kematiannya, maka ia tidak sempurna kepribadiannya, dan tidak mendapat syafaat.” (Al-Wasail 19: 266; Al-Faqih 4: 254)

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Ali bin Abi Thalib (sa) membuat ketetapan hukum bagi orang yang meninggal dan mewasiatkan semua hartanya atau lebih dari ketentuan: wasiat dikembalikan pada kebaikan. Barangsiapa yang menzalimi dirinya dan berwasiat dengan wasiat yang mungkar dan zalim, maka wasiatnya dikembalikan pada yang makruf, dan dikembalikan pada ahli warisnya…” (Al-Wasail 19: 267).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Berbuat zalim dalam wasiat adalah bagian dari dosa besar.” (Al-Faqih 4: 134; Al-Wasail 267).

Tidak boleh berwasiat lebih dari sepertiga
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Pada saat menjelang kematiannya Barra’ bin Ma’rur Al-Anshari berada di Madinah sedangkan Nabi saw berada di Mekkah. Beliau bersama kaum muslimin melakukan shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Barra’ bin Ma’rur berwasiat agar dikuburkan dengan menghadapkan wajahnya ke kiblat Nabi saw, dan ia mewasiatkan sepertiga hartanya. Imam Ja’far (sa) berkata: “itu sesuai dengan sunnah.” (Ilal Asy-Syarai’: 567; Al-Wasail 19: 171).

Abu Bashir berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) tentang seseorang yang meninggal: Apa yang harus dilakukan dalam wasiat tentang hartanya? Beliau menjawab: “Sepertiga dari hartanya, juga wasiat terhadap istrinya.” (Al-Wasail 19: 171).

Wasiat orang yang tidak punya ahli waris
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) pernah ditanyai tentang seseorang yang meninggal dan tidak punya ahli waris dan ‘ashabah? Beliau menjawab: “Ia boleh mewasiatkan hartanya sesuai dengan keinginannya untuk kaum muslimin, orang-orang miskin dan musafir.” (Al-Istibshar 4: 121)

Anak wajib menerima wasiat orang tuanya
Ali bin Rayyan pernah menulis surat kepada Imam Musa Al-Kazhim (sa) tentang seseorang yang dimintai oleh ayahnya untuk menerima wasiatnya: Apakah ia boleh menolak wasiatnya? beliau menjawab: “Tidak ada alasan baginya untuk menolak.” Al-Kafi 7: 7; Al-Wasail 19: 322).

Ahli waris boleh menerima wasiat
Muhammad bin Muslim berkata: Aku bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) tentang wasiat untuk ahli waris? Beliau menjawab: “Boleh.” Kemudian beliau membacakan firman Allah SWT.: “Jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk kedua orang tuanya dan kerabatnya secara ma’ruf (baik dan adil) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 180). (Al-Wasail 19: 287)

Boleh mengubah wasiat jika tidak benar
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika seseorang berwasiat dengan suatu wasiat, orang yang pemegang wasiat tidak boleh merubah wasiatnya bahkan ia harus menjaganya, kecuali jika wasiat itu menyalahi perintah Allah sehingga terjadi kemaksiatan dan kezaliman dalam wasiatnya, maka seorang pemegang wasiat boleh mengembalikan pada kebenaran; misalnya orang yang punya ahli waris, sebagian diserahkan padanya dan sebagian lagi ditahan. Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku tidak adil atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidak ada dosa baginya.” (Al-Baqarah: 182). (Tafsir Al-Qumi 1: 65; Al-Wasail 19: 350)

Wasiat yang mengeluarkan anak dari sebagai ahli waris
Sai’d bin Sa’d berkata: Aku bertanya kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) tentang orang yang tidak mengakui anaknya dan mengeluarkannya dari ahli waris, sementara aku pemegang wasiatnya, bagaimana aku harus berbuat? Beliau menjawab: “Ia tetap sebagai anaknya sesuai dengan pengakuannya dan dengan kesaksian; pemegang wasiat tidak boleh menolak sesuatu yang telah diketahui.” (Al-Faqih 4: 163; Al-Wasail 19: 424).

Wasiat dan isteri
Zurarah berkata: Aku bertanya kepada Imam Muhammad Al-Baqir (sa) tentang seseorang yang bepergian dan meninggalkan nafkah baginya untuk enam bulan atau seterusnya, kemudian ia meninggal setelah satu bulan atau dua bulan? Beliau menjawab: “Sisanya harus dikembalikan ke dalam harta waris.” (Al-Wasail 19: 434; Al-Tahdzib 9: 237).

Doa yang diajarkan oleh Nabi saw sebelum berwasiat
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang tidak baik wasiatnya menjelang kematiannya itu menunjukkan bahwa kepribadian dan akalnya tidak sempurna.” Sahabat bertanya: Bagaimana cara calon mayyit berwasiat? Rasul menjawab: “Jika kematiannya hampir tiba dan manusia sudah berkumpul di sekitarnya, maka ucapkan:

Allâhumma fâthiras samâwâti wal-ardhi ‘âlimal ghaybi wasy-syahâti Ar-Rahmânir Rahîm. Allâhumma innî a’budu ilayka fî dârid duny-â, innî asyahadu allâ ilâha illâ Anta wahdaka lâ syarîka laka, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rasûluka, wa annal jannata haqqun, wa annan râra haqqun, wa annal bai’tsa haqqun wal-hisâba haqqun, wal-qadara haqqun wal-mizâna haqqun, wa annad dîna kamâ washafta, wa annal Islâma kama syara’ta, wa annal qawla kama hadatsta, wa annal qur’âna kamâ anzalta, wa annaka Antallâhu Al-Haqqul Mubîn, jazallâhu Muhammadan khayral jazâi, ya Waliyya ni’matî. Ilâhi wa ilâha âbâi lâ takilnî illâ nafsî tharfata ‘aynî anbadan, fainnaka in takilnî ilâ nafssî aqrabu minasy syarri wa ab’ada minal khayri, fa anis fî qabrî wahsyatî, waj’allî ‘ahdân yawna alqâka mansyûrâ.

Ya Allah, wahai Yang Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui keghaiban dan kesaksian, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu di dunia, aku bersaksi: tiada Tuhan kecuali Engkau Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Mu, Muhammad adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu, surga itu benar, neraka itu benar, hari kiamat itu benar, perhitungan amal itu benar, takdir dan mizan amal itu benar, agama adalah sebagaimana yang Kau sifati, Islam sebagaimana yang Kau syariatkan, firman-Mu sebagaimana yang Engkau jelaskan, Al-Qur’an sebagaimana yang Engkau turunkan, dan Engkau adalah Allah Yang Maha Benar dan Maha Jelas. Allah yang membalas Muhammad dengan pembalasan yang terbaik, yang menghidupkan Muhammad dan keluarga Muhammad dengan keselamatan. Ya Allah, wahai Pelindungku dalam dukaku, Sahabatku dalam deritaku, wahai Kekasihku dalam nikmatku. Tuhanku, Tuhan bapak-bapakku, janganlah Kau biarkan aku sendirian walau sekejap matapun selamanya. Jika Engkau biarkan aku sendirian, tentu aku akan mendekat pada keburukan dan menjauh dari kebaikan. Hiburlah kesepianku di kuburku, dan jadikan bagiku perjanjian pada saat berjumpa dengan-Mu di hari kiamat.”

Kemudian sampaikan wasiat sesuai dengan hajatnya. Wasiat ini sesuai dengan firman Allah swt ketika bercerita tentang Siti Maryam: “Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih.” (Maryam: 87). Inilah perjanjian seorang mayit, dan wasiatnya adalah hak bagi setiap muslim untuk menjaga dan melaksanakannya. Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Wasiat ini diajarkan oleh Rasulullah saw kepadaku, dan Rasulullah saw bersabda: “Jibril (as) mengajarkan wasiat ini kepadaku.” (Al-Wasail 19: 260-261).

Adab dan Doa Ziarah Kubur


Sekitar Persoalan Penghuni kubur
Rasulullah saw bersabda:
“Berilah hadiah mayit-mayitmu.” Kemudian kami (sahabat) bertanya: Apa hadiah untuk mayit? Beliau menjawab: “Sedekah dan doa.” (Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 570)

Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap Jum’at arwah orang-orang mukmin datang ke langit dunia vertikal dengan rumah mereka, seraya masing-masing mereka memanggil dengan suara yang sedih sambil menangis: wahai keluargaku, anak-anakku, ayahku dan ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah menyayangi kalian dengan hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka kami (karena harta kami), kami yang dihisab, orang lain yang mengambil manfaat.”

Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda:
“Masing-masing mereka memanggil kerabatnya: Sayangi kami dengan dirham atau roti atau pakaian, niscaya Allah menyayangi kalian dengan pakaian dari surga.” Kemudian Rasulullah saw menangis. Kami (sahabat) pun ikut menangis, Rasulullah saw tak kuasa berbicara karena banyaknya menangis. Kemudian beliau bersabda: “Mereka itu adalah saudara kalian dalam agama, mereka hancur menjadi tanah setelah mereka (di dunia) diliputi kesenangan dan kenikmatan. Mereka memanggil dengan seruan: “Celaka kami, sekiranya kami dulu menginfakkan harta kami di jalan ketaatan kepada Allah dan ridha-Nya, niscaya kami tidak butuh pada kalian.” Lalu mereka pulang dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka berseru: Cepatlah kalian bersedekah untuk mayit kalian.”

Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah pada orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang harus kami baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini. (lihat doa berikutnya)

Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak mampu berziarah kepada kami (Ahlul bait), maka hendaknya berziarah pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami; dan barangsiapa yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami, maka hendaknya menyambung silaturahim pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala menyambung silaturahim pada kami.”

Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang mendatangi kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian meletakkan tangannya pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7 kali), maka ia akan diselamatkan pada hari kiamat.” Dalam hadis yang lain disebutkan: “dan menghadap ke kiblat.”

Syeikh Abbas Al-Qumi (ra) mengatakan: Pahala bacaan surat tersebut untuk orang yang membacanya, juga untuk penghuni kubur yang diziarahi. Karena hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.

Makruh Ziarah kubur di malam hari
Tentang makruhnya ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di malam hari, Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar: “Jangan sekali-kali kamu berziarah kepada mereka di malam hari.”

Adab dan doa ziarah kubur
Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab: Ucapkan:

اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.

Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.

Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):

اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ

Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.

Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya 50 tahun.”

Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).

Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”

Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ

Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.

Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”

Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.

Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut.

Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:

اللَّهُمَّ جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ

Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka, sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)

Adab dan Doa Aqiqah


Setiap orang tua tentu mendambakan putera dan puteri yang shaleh dan shalehah, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara
penting untuk menanamkan nilai-nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan Aqiqah diharapkan sang banyi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Lahir dan batinnya tumbuh dan berkembang ldengan nilai-nilai Ilahiyah. Dengan Aqiqah juga diharapkan sang
bayi kelak menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika acara ini dilaksanakan dengan tulus-ikhlash dan dijiwai nilai-nilai ruhaninya oleh kedua orang tuanya, tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa dan ruhani sang bayi.

Aqiqah adalah salah satu acara ritual di dalam Islam, yang dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Aqiqah hukumnya sunnah muakkad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.

Adab-adab Aqiqah yang terpenting adalah:

• Paling utama aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran sang bayi.
• Memberi nama, mencukur rambut kemudian ditimbang dengan emas atau perak sesuai dengan kemampuan orang tuanya, kemudian disedekahkan.
• Memotong kambing, disunnahkan kambing jantan untuk laki-laki, dan betina untuk perempuan. Sebagian ulama mengatakan: yang paling utama adalah kambing jantan untuk laki-laki juga perempuan.
• Dianjurkan kedua orang tuanya tidak memakan daging aqiqah anaknya, termasuk keluarga dari kedua orang tuanya. Khusus bagi ibunya hukumnya makruh syadid (mendekati haram) makan daging aqiqah anaknya.
• Kaki dan paha binatang aqiqah diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam melahirkan sang bayi.
• Tulang-tulang binatang aqiqah disunnahkan dibungkus dengan kain putih kemudian dikubur.
• Yang utama undangan pada acara aqiqahan: ulama dan orang-orang yang fakir.
• Membaca doa berikut ini ketika menyembelih binatang aqiqah:

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ، اَللَّهُمَّ عَقِيْقَةٌ عَنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن لَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا وِقَآءً لآلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَآلِهِ السَّلاَمُ

Bismillâhi wa billâhi, Allâhumma `aqîqatun `an fulan bin fulan, lahmuhâ bilahmihi wa `azhmuhâ bi`azhmihi. Allâhummaj`alhâ wiqâan liâli Muhammadin `alayhi wa âlihis salâm.

Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad saw.

Atau membaca doa berikut ini:

يَا قَوْمِي اِنِّي بَرِيْءٌ مِمَّا تُشْرِكُوْنَ. اِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَتَقَبَّلْ مِنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن

Yâ qawmî innî barîum mimmâ tusyrikun. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan musliman wa mâ ana minal musyrikin. inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi Rabbil `alamîn. La syarîka lahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.
Allâhumma minka wa laka bismillâhi wa billâhi wallâhu akbar. Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa âli Muhammad wa taqabbal min fulan bin fulan.

Wahai kaumku, aku berlepas diri dari apa yang kamu sekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi karena cenderung kepada kebenaran dan berserah diri kepada-Nya dan aku tidak termasuk kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, dari-Mu, karena-Mu, dengan nama-Mu dan dengan-Mu, Allah Maha Besar. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, terimalah (aqiqah ini) dari fulan bin fulan.
(Mafatihul Jinan, bab 6, halaman 493-501)