Minggu, 15 November 2009

Mohon Disebarkan Doa Keselamatan dari Badai

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma innî as-aluka khayra mâ hâjat bihir riyâh wa khayra mâ fîhâ, wa a`ûdzu bika min syarrihâ wa syarri mâ fîha. Allâhummaj`alhâ `alaynâ rahmatan wa `alal kâfirîna `adzâban wa shallallâhu `alâ Muhammadin wa âli Muhammad.

Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan apa saja yang dihembuskan oleh angin dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dengan-Mu dari keburukannya dan keburukan apa saja yang ada di dalamnya. Ya Allah, jadikan angin itu rahmat bagi kami dan azab bagi orang-orang yang ingkar kepada-Mu, semoga Allah selalu menyampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.

Doa ini dikutip dari hadis yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw, keluarga Rasulullah saw. (Kitab Al-Mustadrak 16: 176).

Doa ini sebaiknya didawamkan (dirutinkan) di saat-saat musim badai, khusus bagi saudara2 kita yang tinggal di daerah rawan terkena musibah badai. Dibaca sesudah shalat2 fardhu, dan saat akan terjadi badai.

Mohon disebarkan doa ini pada keluarga dan kerabat kita, sahabat dan rekan2 kita. Khususnya saudara2 kita yang tinggal di daerah yang rawan terkena musibah badai. Semoga doa ini bermanfaat bagi kita semua.

Sekitar Masalah Badai

Sebenarnya badai bukan hanya peristiwa alamiah semata, tetapi juga disebabkan oleh dosa-dosa manusia dan kerusakan alam disebabkan oleh tangan-tangan jahil manusia.

Allah swt berfirman:
“Apa saja musibah yang menimpamu, itu karena perbuatan tanganmu sendiri, Allah memaafkan sebagian besar.” (Asy-Syura/42: 30)

“Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah kenikmatan yang dianugrahkan pada suatu bangsa sehingga mereka sendiri yang merubah apa yang ada pada diri mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” (Al-Anfal/8: 53)

“Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka karena perbuatannya.” (Al-A’raf/7: 96)

Dalam suatu hadis disebutkan: “Jika kamu telah sampai ke tepi suatu nikmat, maka janganlah kamu membuat lari tepi yang lain karena kurangnya bersyukur.” (Nahjul Balaghah, syarh Al-Faydh, hlm 1083)

Dalam hadis yang lain disebutkan: “Allah tidak pernah memberikan suatu nikmat kepada hamba-Nya lalu Dia mencabutnya kembali sehingga dia melakukan suatu dosa yang mengharuskan Allah mencabut kenikmatan itu.”

Khusus tentang Badai
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menghembuskan angin yang sangat kecang kepada mereka pada hari nahas yang terus-menerus.” Al-Qamar: 19). “Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan.” (Adz-Dzariyat: 41).

Tentang pentingnya Doa
Allah swt menyatakan: “Katakanlah: Tuhanku tidak akan memperhatikan kamu kalau bukan karena doamu.” (Al-Furqan: 77).

Yang berminat tek arab doa ini bisa mengkopi dari milis “Keluaga bahagia” atau milis “Shalat-doa” berikut ini.
Wassalam
Syamsuri Rifai

Amalan Praktis, bermacam2 shalat sunnah dan doa-doa pilihan, dan Artikel-artikel Islami klik di sini:
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com

Atau bergabung dengan milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Yang berminat Feng Shui Islami, rahasia huruf dan angka, nama dan kelahiran, rumus2 penting lainnya, dan doa2 khusus, bergabunglah dengan milis:
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Munajat Para Pengharap Haji

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الْحَجَّ الَّذِي افْتَرَضْتَ عَلَى مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً. وَاجْعَلْ لِي فِيْهِ هَادِيًا وَاِلَيْهِ دَلِيْلاً. وَقَرِّبْ لِي بُعْدَ الْمَسَالِكِ. وَاَعِنِّي عَلَى تَأْدِيَةِ الْمَنَاسِكِ
Allâhummarzuqnil hajja alladziftadhta `alâ manistathâ`a ilayhi sabîlâ. Waj’allî fîhi hâdiyan wa ilayhi dalîlan. Wa qarriblî bu’dul masâliki. Wa a’innî ‘alâ ta’diyatil manâsiki.

Ya Allah, karuniakan padaku kemampuan untuk menunaikan ibadah haji sebagimana Kau wajibkan kepada orang yang mampu. Karuniakan padaku pembimbing dan penuntun menuju padanya. Dekatkan bagiku perjalanan yang jauh. Dan bantulah aku agar dapat melaksanakan semua manasik haji secara sempurna.

وَحَرِّمْ بِإِحْرَامِي عَلَى النَّارِ جَسَدِي. وَزِدْ لِلسَّفَرِ قُوَّتِي وَجِلْدِي. وَارْزُقْنِي رَبِّ الْوُقُوفِ بَيْنَ يَدَيْكَ وَاْلإِضَافَةَ اِلَيْكَ. وَاَظْفِرْنِي بِالنُّجْحِ بِوَافِرِ الرِّبْحِ. وَاَصْدِرْنِي رَبِّ مِنْ مَوْقِفِ الْحَجِّ اْلأَكْبَرِ اِلَى مُزْدَلِفَةِ الْمَشْعَرِ. وَاجْعَلْهَا زُلْفَةً اِلَى رَحْمَتِكَ
Wa harrim bi-ihrâmî ‘alan nâri jasadî. Wa zid lissafari quwwatî wa jildî. Warzuqnî Rabbil wuqûfi bayna yadayka wal-idhâfata ilayka. Wa azhfirnî binnujhi biwâfirir ribhi. Wa ashdirnî Rabbi min mawqifil hajji akbari ilâ muzdalitil masy’ari. Waj’alhâ zulfatan ilâ rahmatika.

Dengan ihramku selamatkan tubuhku dari api neraka
Dalam perjalananku karuniakan padaku tambahan kekuatan pada tubuh dan kulitku

Ya Rabbi
Karuniakan padaku kesempatan untuk wuquf di hadapan-Mu dan bersandar hanya kepada-Mu. Anugrahkan padaku keberuntungan dengan limpahan karunia-Mu

Ya Rabbi
Berangkatkan daku dari tempat haji akbar (Padang Arafah) sampai ke Muzdalifah, Masy‘aril Haram. Jadikan semua itu wasilah untuk mendekatkan diri pada rahmat-Mu dan jalan menuju surga-Mu

وَقِفْنِي مَوْقِفَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ، وَمَقَامَ وُقُوفِ اْلإِحْرَامِ. وَاَهِلَّنِي لِتَأْدِيَةِ الْمَنَاسِكِ، وَنَحْرِ الْهَدْيِ التًّوَامِكِ بِدَمٍ يَثُـجُّ، وَاَوْدَاحٍ تَمُجُّ، وَاِرَاقَةِ الدِّمَآءِ الْمَسْفُوحَةِ، وَالْهَدَايَا الْمَذْبُوحَةِ، وَفَرْيِ اَوْدَاجِهَا عَلَى مَااَمَرْتَ وَالتَّنَفُّلِ بِهَا كَمَاوَسَمْتَ
Waqifnî mawqifal masy’aril harâm, wa maqâmal wuqûfil ihram. Wa ahillanî lita’diyatil manâsiki, wa nahril hadyil tawâmiki bi-damin yatsujju, wa awdâhin tamujju, wa irâqatid dimâil masfûhah, wal-hadâyâl madzbûhah, wa faryi awdâjihâ ‘alâ mâ amarta wattanaffuli bihâ kamâ wasamta.

Karunikan padaku kesempatan untuk wuquf di Masy‘aril Haram, dan di tempat perjalanan ruhani saat wuquf di Arafah. Karuniakan padaku kemampuan untuk melaksanakan manasik haji, memotong binatang korban sesuai dengan perintah-Mu, dan keutamaan yang kebaikannya telah Kau tetapkan.

وَاَحْضِرْنِي اَللَّهُمَّ صَلاَةَ الْعِيْدِ رَاجِيًا لِلْوَعْدِ، خَائِفًا مِنَ الْوَعِيْدِ، حَالِقًا شَعْرَ رَأْسِي وَمُقَصِّرًا، وَمُجْتَهِدًا فِي طَاعَتِكَ مُثَمِّرًا، رَامِيًا لِلْجِمَارِ بِسَبْعٍ بَعْدَ سَبْعٍ مِنَ اْلأَشْجَارِ
Wa ahdhirnî Allâhumma shalâtal ‘îd râjiyan lil-wa’di, khâifan minal wa’îd, khâliqan sya’ra ra’syî wa muqashshiran, wa mujtahidan fî thâ’atika mutsamiran, râmiyâ lil-jimâri bisab’in ba’da sab’in minal asyjâr.

Ya Allah, karuniakan kekuatan untuk melakukan shalat Idul Adhha. Agar aku menjadi:
orang yang mengharap rahmat-Mu yang telah kau janjikan
orang yang takut pada siksa-Mu yang telah Kau siapkan
orang yang mencukur dan memotong rambutku
orang yang bersungguh-sungguh dalam mentaati-Mu, mengharap rahmat-Mu, dan melempar jumrah.

وَاَدْخِلْنِي اَللَّهُمَّ عَرْصَةَ بَيْتِكَ وَعَفْوَتَكَ وَمَحَلَّ اَمْنِكَ وَكَعْبَتِكَ وَمَسَاكِيْنِكَ وَسُؤَالِكَ وَمَحَاوِيْجِكَ. وَجُدْ عَلَيَّ اَللَّهُمَّ بِوَافِرِ اْلأَجْرِ مِنَ اْلإِنْكِفَآءِ وَالنَّفْرِ. وَاخْتِمْ اَللَّهُمَّ مَنَاسِكِ حَجِّي وَانْقِضَآءِ عَجِّي بِقَبُولٍ مِنْكَ لِي وَرَأْفَةٍ مِنْكَ بِي يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Wa adkhilnî ‘arshata baytika wa ‘afwaka wa mahalla amnika wa ka’batika wa masâkînika wa suâlika wa mahâwîjika. Wa jud ‘alayya Allâhumma biwâfiril ajri minal inkifâi wan nafri. Wakhtim Allâhumma manâsiki hajji wanqidhâi ‘ajjî biqabûlin minkalî wa ra’fatin minkabî yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah
Masukkan aku ke halaman rumah-Mu dan ampunan-Mu, perlindungan-Mu dan Ka’bah-Mu. Jadikan aku tergolong pada orang-orang yang butuh kepada-Mu, bermohon kepada-Mu, dan menyampaikan semua hajatnya pada-Mu.

Ya Allah
Karuniakan padaku limpahan pahala-Mu setelah kulakukan manasik haji dan pada hari ketiga belas Dzul-Hijjah.

Ya Allah
Tutuplah kesudahan manasik hajiku dan semua permohonanku dengan penerimaan dan kasih sayang-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
(Al-Bâqiyâtush Shâlihah Mafâtihul Jinân, bab 5: 461)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Kisah Munajat Para Pengharap Haji

Munajat ini sangatlah bagus dibaca oleh orang-orang yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini; semoga dengan munajat ini mereka dihindarkan dari segala hambatan dan rintangan yang tidak diinginkan. Juga bagi yang belum menunaikannya, semoga dengannya dimudahkan rizkinya dan diluaskan pintu-pintu rizkinya sebagaimana yang terdapat dalam kisah ini.

Munajat ini bagian dari 10 Munajat Imam Muhammad Al-Jawad (sa) yang dikenal dengan sebutan “Al-Wasâil ilal Masâil” (Wasilah-wasilah untuk mencapai harapan), yaitu:

1. Munajat Para Pencari Istikharah
2. Munajat Para Pengharap Kebebasan dari penderitaan
3. Munajat Para Musafir
4. Munajat Para Pencari Rizki
5. Munajat Para Pencari Perlindungan
6. Munajat Para Pengharap Taubat
7. Munajat Para Mengharap Haji
8. Munajat Para Pencari Keselamatan dari Kezaliman
9. Munajat Para Pensyukur nikmat Allah
10. Munajat Para Pengharap Hajat

Kisah ini bersumber dari seorang khaddam (pembantu) Al-Imam Muhammad Al-Jawad (sa), yaitu Muhammad bin Harits An-Nufali. Ia berkata: Ketika Al-Ma’mun akan menikahkan Muhammad bin Ali bin Musa (sa) dengan puterinya. Al-Imam (sa) menulis surat kepadanya: “Sesungguhnya setiap isteri memiliki hak dari harta suaminya. Sungguh Allah telah menjadikan bagi kami harta di akhirat sebagaimana Allah menjadikan bagimu harta di dunia. Karena itu saya akan memberikan kepada puterimu mahar “Al-Wasâil ilal Masâil” (salah satu warisan yang sangat berharga dari ayahku).

Warisan berharga ini aku terima dari ayahku, ayahku menerimanya dari ayahnya yaitu Musa bin Ja’far, ia menerimanya dari ayahnya Ja’far bin Muhammad, ia menerimanya dari ayahnya Muhammad bin Ali Zainal Abidin, ia menerima dari ayahnya Husein bin Ali, ia menerimanya dari saudaranya Hasan bin Ali, ia menerimanya dari ayahnya Ali bin Abi Thalib (sa), beliau berkata: Aku menerimanya dari Rasulullah saw.

Rasululah saw bersabda: “Aku menerimanya dari Jibril (as) dan ia berpesan: wahai Muhammad, Tuhan Yang Maha Agung menyampaikan salam kepadamu, dan Ia berfirman: Ini adalah kunci-kunci dari tempat-tempat penyimpanan dunia dan akhirat, maka hendaknya kamu menjadikannya sebagai “Wasail ilâ wasâilika” (wasilah-wasilah untuk mencapai harapanmu). Dengannya kamu akan mencapai cita-citamu, berhasil dan meraih harapanmu, dan jangan kau jadikan ia untuk hajat-hajat dunia yang dapat mengurangi bagian akhiratmu. Munajat ini terdiri dari 10 wasilah, dengannya kamu akan menelusuri pintu-pintu harapan, sehingga dengannya kamu mencapai dan meraih hajat-hajatmu.”
(Al-Bâqiyâtush Shâlihah Mafâtihul Jinân, bab 5: 446)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com
http://alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa ٍSebelum Mandi Ihram

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لِيْ نُوْرًا وَطَهُوْرًا، وَحِرْزًا وَأَمْنًا مِنْ كُلِّ خَوْفٍ، وَشِـفَآءً مِنْ كُلِّ دَآءٍ وَسُقْمٍ. اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ، وَطَهِّرْ قَلْبِيْ، وَاشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ، وَأَجْرِ عَلَى لِسَانِيْ مَحَبَّتَكَ وَمَدْحَتَكَ وَالثَّنَآءَ عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ قُوَّةَ لِي اِلاَّ بِكَ. وَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ قِوَامَ دِيْنِيْ اَلتَّسْلِيْمُ لَكَ وَاْلإِتِّبَاعُ لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِه

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Bismillâhi wa billâhi. Allâhummaj`alhu lî nûraw wa thahurâ, wa hirzaw wa amnan min kulli khawfin, wa sifâan min kulli dâin wa suqmin. Allâhumma thahhirnî wa thahhir qalbî, wasyrah lî shadrî, wa ajri `alâ lisânî mahabbataka wa mid-hataka wats tsanâa `alayka fainnahu lâ quwwata lî illâ bika, wa qad `alimtu anna qiwâma dînî at taslîmu laka wal ittibâ`u lisunnati nabiyyika shalawâtuka `alayhi wa âlihi.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Dengan nama Allah dan dengan Allah. Ya Allah, jadikan mandi ini cahaya dan kesucian, penjagaan dan keamanan dari setiap kekhawatiran, dan penawar dari setiap penyakit. Ya Allah, sucikan aku, sucikan hatiku, lapangkan dadaku, alirkan pada lisanku kecintaan pada-Mu dan pujian pada-Mu. Aku tahu bahwa tonggak agamaku adalah penyerahan diri pada-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu saw.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Wassalam wr.wb
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com

Doa Sebelum Memasuki Masjid Nabawi

Sebelumnya hendaknya mengetahui adab memasuki masjid Nabawi, klik disini.

Doa ini adalah doa memohon izin untuk memasuki masjid Nabawi, dibaca di depan pintu Masjid Nabawi:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ اِنِّي وَقَفْتُ عَلَى بَابٍ مِنْ اَبْوَابِ بُيُوتِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَقَدْ مَنَعْتَ النَّاسَ اَنْ يَدْخُلُوا إلاَّ بِاِذْنِهِ، فَقُلْتَ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَِّبيِّ إلاَّ اَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Allâhumma innî waqaftu ‘alâ bâbin min abwâbi buyûti Nabiyyika shalawâtuka ‘alayhi wa âlihi. Wa qad mana’tan nâsa an yadkhulû illâ bi idznihi faqulta : “Yâ ayyuhal ladzîna âmanû lâ tadkhulû buyûtan Nabiyyi illâ an yu’dzana lakum”.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, aku berdiri di pintu rumah Nabi-Mu (saw). Engkau telah melarang siapapun untuk masukinya kecuali dengan izinnya, sebagaimana Engkau nyatakan dalam firman-Mu: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali kamu diizinkan.” (Al-Ahzab: 53).

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَعْتَقِدُ حُرْمَةَ صَاحِبِ هَذَا الْمَشْهَدِ الشَّرِيْفِ فِي غَيْبَتِهِ كَمَا اَعْتَقِدُهَا فِي حَضْرَتِهِ
Allâhumma innî a’taqidu hurmata shâhibi hâdzal masyhadisy syarîfi fî ghaybatihi kamâ a’taqiduhâ fî hadhratihi.

Ya Allah, sungguh aku meyakini kemuliaan penghuni kubur yang mulia ini dalam wafatnya sebagaimana aku meyakini kemuliaannya saat beliau masih hidup.

وَاَعْلَمُ اَنَّ رَسُولَكَ وَخُلَفَاءَكَ عَلَيْهِمُ السَّلامُ اَحْيَاءٌ عِنْدَكَ يُرْزَقُونَ، يَرَوْنَ مَقَامِي، وَيَسْمَعُوَن كَلاَمِي، وَيَرُدُّونَ سَلاَمِي، وَاَنِّكَ حَجَبْتَ عَنْ سَمْعِي كَلاَمَهُمْ، وَفَتَحْتَ بَابَ فَهْمِي بِلَذِيْذِ مُنَاجَاتِهِمْ
wa a’lamu anna Rasûlaka wa Khulafâ-aka ‘alayhimus salâmu ahyâun ‘indaka yurzaqûn, yarawna maqâmî wa yasma’ûna kalâmî, wa yaruddûna salâmî. wa annaka hajabta ‘an sam’î kalâmahum, wa fatahta bâba fahmî biladzîdzi munâjâtihim.

Aku tahu bahwa Rasul-Mu dan para khalifah-Mu (salam kepada mereka) hidup mendapat karunia di sisi-Mu. Mereka melihatku, mendengar ucapanku, dan menjawab salamku, hanya saja Engkau menghijabi pendengaranku dari suara mereka, sementara Engkau buka pintu pemahamanku sehingga aku dapat merasakan kelezatan munajat-munajat mereka.

وَاِنِّي اَسْتََأْذِنُكَ يَا رَبِّ اَوَّلاً وَاَسْتَأذِنُ رَسُولَكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ ثَانِياً، وَاَسْتَأذِنُ خَلِيْفَتَكَ اْلاِمَامَ الْمَفْرُوْضَ عَلَيَّ طَاعَتُهُ اَلْحُجَّةَ ابْنَ اْلحَسَنَ اْلمَهْدِي عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَالْمَلائِكَةَ الْمُوَكَّلِيْنَ بِهَذِهِ الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ ثَالِثاً
Wa annî asta’dzinuka yâ Rabbî awwalan, wa asta’dzinu Rasûlaka shallallâhu ‘alayhi wa âlihi tsâniyan wa asta’dzinu Khalîfakal imâma maftaradha ‘alayya tha’atahu Al-Hujjatabnal Hasan Al-Mahdiyya ‘alayhis salâm, wal Malâikatal muwakkalîna bihâdzihil buq’atil mubârakati tsâlisan.

Pertama, aku mohon izin kepada-Mu ya Rabbi. Kedua, aku mohon izin kepada Rasul-Mu SAW. Ketiga, aku mohon izin kepada khalifah-Mu Imam yang Engkau wajibkan padaku untuk mentaatinya yaitu Al-Hujjah bin Al-Hasan Al-Mahdi (as). Juga mohon izin kepada para malaikat yang Engkau tugaskan di tempat yang penuh berkah ini.

أَاَدْخُلُ يَا رَسُولَ اللهِ، أَاَدْخُلُ يَا حُجَّةَ اللهِ، أَاَدْخُلُ يَا مَلاَئِكَةَ اللهِ الْمُقَرَّبِيْنَ الْمُقِيْمِيْنَ فِي هَذَا الْمَشْهَدِ، فَأذَنْ لِي يَا مَوْلاَيَ فِي الدُّخُولِ اَفْضَلَ مَا اَذِنْتَ لاَِحَدٍ مِنْ اَوْلِيَائِكَ، فَاِنْ لَمْ اَكُنْ اَهْلاً لِذَِالِكَ فَاَنْتَ اَهْل ٌ لِذَالِكَ
A-adkhulu yâ Rasûlallâh. A adkhulu yâ Hujjatallâh. A-adkhulu yâ Malâikatallâhil muqarrabînal muqîmîna bihâdzal masyhad. Fa adzanlî yâ Mawlâya fid dukhûli afdhala mâ adzinta liahadin min awliyâika, fa in lam akun ahlan lidzâlika fa anta ahlun lidzâlik.

Ya Rasulallah, wahai Hujjah Allah, wahai para Malaikat muqarrabin yang berada kediaman kesyahidan Rasululah saw ini. Izikan aku duhai junjunganku untuk memasuki rumahmu yang mulia sebagaimana engkau izinkan para kekasihmu. Jika aku tidak layak memperoleh izin, tapi engkau layak memberi izin.

Kemudian masuklah sambil membaca doa:

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَفي سَبيلِ اللهِ وَعَلى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي وَارْحَمْني وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوّابُ الرَّحيمُ
Bismillâhi wa billâhi wa fî sabîlillâh wa ‘alâ millati Rasûlillâh shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Allâhummaghfirlî warhamnî wa tub ‘ayya innaka Antat tawwâbur Rahîm.

Dengan nama Allah, dengan Allah, di jalan Allah dan pada agama Rasulullah saw. Ya Allah, ampuni daku, sayangi daku, dan bukakan pintu taubat bagiku, sesungguhnya Engkau Maha Menerim taubat dan Maha Penyayang.

Kalau memungkinkan usahakan masuk dari pintu Jibrail yaitu di samping Baqi’. Lalu bacalah: Allah Akbar (100 kali), kemudian lakukan shalat Tahiyyatal Masjid dua rakaat, kemudian maju menuju ke kuburan Rasulullah saw. Lalu membaca doa ziarah kepada Nabi saw dalam keadaan menghadap ke kiblat.
(Kitab Mafâtihul Jinan, bab Adab ziarah)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

Adab dan Doa Sebelum Memasuki Masjidil Haram

Pertama: Saat akan memasuki Masjidil Haram, yakni ketika berada dan berdiri di depan pintu Masjidil haram hendaknya membaca doa-doa berikut. Jika tidak memungkinkan kondisinya, maka boleh membaca salah satu dari dua doa berikut:

Doa Pertama

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمَاشَآءَاللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى أَنْبِيَاءِاللهِ وَرُسُلِهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ خَلِيلِ اللهِ، وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Assalâmu’alayka ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh. Bismillâhi wa billâhi wa mâsyâallâh. Assalâmu ‘alâ anbiyâillâh wa rusulihi. Assalâmu ‘alâ rasûlillâh. Assalâmu ‘alâ Ibrahîma khalîlillâh. Wal hamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn.

Salam atasmu wahai Nabi Allah, semoga rahmat dan keberkahan Allah senantiasa tercurahkan padamu. Dengan asma Allah dengan Allah dan dengan apa yang dihendaki Allah. Salam pada seluruh nabi dan rasul Allah. Salam pada Rasulullah. Salam pada Nabi Ibrahim Khalilullah. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.

Doa Kedua

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللهِ وَاِلَى اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَخَيْرُالأَسْمَآءِ للهِ، وَاْلحَمْدُللهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Bismillâhi wa billâhi wa minallâhi wa ilallâhi wa mâ syâallâhu wa ’alâ millati Rasûlillâh shallallâhu ‘alayhi wa âlihi, wa khayrul asmâi lillâh, walhamdulillâhi wassalâmu ‘alâ Rasulillâh.

Dengan nama Allah, dengan Allah, kepada Allah, atas agama Rasulullah saw, sebaik-baik asma Allah, segala puji bagi Allah dan salam atas Rasulullah.

اَلسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِاللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalâmu ‘alâ Muhammadibni ‘Abdillâh. Assalâmu ‘alayka ayyuhan Nibiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Salam pada Muhammad bin Abdillah. Salam atasmu wahai Nabi Allah semoga rahmat dan keberkahan Allah senantiasa tercurahkan padamu.

اَلسَّلاَمُ عَلَى اَنْبِيَاءِ اللهِ وَرُسُلِهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى خَلِيْلِ اللهِ الرَّحْمَنِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، اَلسَّلاَمُ علَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الًصَّالِحِيْنَ
Assalâmu ‘alâ Anbiyâillâhi wa Rusulihi. Assalâmu ‘alâ Khalîlillâhir Rahmân. Assalâmu ‘alal mursalîn walhamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn. Assalâmu ‘alaynâ wa ’alâ ‘ibâdillahish shâlihîn.

Salam pada semua Nabi dan Rasul Allah. Salam pada Nabi Ibrahim pilihan Allah Yang Maha Pengasih. Salam pada semua Rasul. Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin. Salam atas kami dan semua hamba Allah yang saleh.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَارْحَمْ مُحَمَّدًا وَآلَ مُحَمَّدٍ كَمَاصَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ وَتَرَحَّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa bârik ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, warham Muhammadan w âla Mu-hammad kamâ shallayta wa bârakta wa tarahhamta ‘alâ Ibrâhîm wa ’alâ Ibrâhîm innaka Hamîdum Majîd.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad, rahmati Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat, keberkahan dan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Pemurah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, ‘abdika wa rasûlika.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, hamba-Mu dan rasul-Mu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَسَلِّمْ عَلَيْهِمْ، وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Allâhumma shalli ‘alâ Ibrâhîm khalîlika wa ’alâ anbiyâika wa rusulika wa sallim ‘alayhim, wa salâmun ‘alal mursalîna walhamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Ibrahim pilihan-Mu dan kepada para Nabi dan Rasul-Mu. Salam pada semua Rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِى اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَاسْتَعْمِلْنِي فِي طَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ، وَاحْفَظْنِي بِحِفْظِ اْلإِيْمَانِ أَبَدًا مَاأَبْقَيْتَنِي جَلَّ ثَنَآءُ وَجْهِكَ
Allâhummaftahlî abwâba rahmatik, wasta’milnî fî thâ’atika wa mardhâtik, wahfazhnî bihifzhil imâni abadan ma abqaytanî jalla tsanâu wajhik(a).

Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. Jadikan amalku dalam ketaatan dan ridha-Mu. Jagalah aku dalam hidupku dengan penjagaan iman sepanjang hidupku, Maha Agung pujian wajah-Mu.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَنِي مِنْ وَفْدِهِ وَزُوَارِهِ وَجَعَلَنِي مِمَّنْ يَعْمُرُ مَسَاجِدَهُ، وَجَعَلَنِي مِمَّنْ يُنَاجِيهِ
Alhamdulillâhil ladzî ja’alanî min wafdihi wa zuwârihi, wa ja’alanî miman ya’muru masâjidahu, wa ja’alanî miman yunâjîh(i).

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan aku tegolong kepada para tamu-Nya dan pengunjung-Nya, orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid-Nya, dan orang-orang yang bermunajat kepada-Nya.

اَللَّهُمَّ اِنِّي عَبْدُكَ وَزَائِرُكَ فِي بَيْتِكَ وَعَلَى كُلِّ مَأْتِيٍّ حَقٌّ لِمَنْ اَتَاهُ وَزَارَهُ، وَاَنْتَ خَيْرُ مَأْتِيٍّ وَاَكْرَمُ مَزُوْرٍ
Allâhumma innî ‘abduka wa zâiruka fî baytika, wa ’alâ kulli ma’tiyyin haqqun liman atâhu wa zârahu, wa Anta Khayru ma’tiyyin wa Akramu mazûr.

Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, peziarah ke rumah-Mu dan setiap tempat yang layak didatangi dan dikunjungi. Dan Engkau adalah Yang Paling Baik dari semua tempat yang didatangi dan dikunjungi.

فَأَسْأَلُكَ يَا اَللهُ يَا رَحْمَنُ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ بِأَنَّكَ وَاحِدٌ أَحَدٌ صَمَدٌ لَمْ تَلِدْ وَلَمْ تُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَكَ كُفُوًا أَحَدٌ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ
Fa as-aluka yâ Allâhu yâ Rahmân biannaka Antallâhu lâilâha illâ Anta wahdaka lâ syarîka laka, biannaka Wâhidun Ahadun, Shamadun lam talid wa lam tûlad wa lam yakul laka kufuwan ahad. Wa anna Muhammadan ‘abduka wa Rasûluka shallallâhu ‘alayhi wa ’alâ ahli baytihi.

Karena itulah, aku memohon kepada-Mu ya Allah, ya Rahman, dengan keyakinan bahwa Engkau adalah Allah tiada tuhan kecuali Engkau Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Mu. Engkaulah Yang Maha Esa dan Maha Tunggal, tempat berlindung, tidak beranak dan diperanakkan, dan tiada seorangpun tandingan bagi-Mu. Dan Muhammad adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu (semoga shalawat senantiasa tercurahkan kepadanya dan Ahlul baitnya).

يَا جَوَادُ يَا كَرِيْمُ يَا مَاجِدُ يَا جَبَّارُ يَا كَرِيْمُ أَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ تُحْفَتَكَ إِيَّايَ بِزِيَارَتِي إِيَّاكَ أَوَّلَ شَيْءٍ تُعْطِيْنِي فَكَاكَ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ
Yâ Jawâdu yâ Karîm, yâ Mâjidu yâ Jabbâru yâ Karîm, as-aluka an taj’ala tuhfataka iyyaya biziyârati iyyâka awwala syay-in tu’thinî fakâka raqabatî minan nâr.

Duhai Yang Maha Derwaman, duhai Yang Maha Mulia, duhai Yang Memberi kemuliaan, duhai Yang Maha Perkasa. Duhai Yang Maha Mulia, dengan kunjunganku ini aku memohon kepada-Mu sebagai awal karunia-Mu yang Engkau berikan padaku adalah keselamatanku dari api neraka.

Kedua: Sesudah membaca doa tersebut, maka bacalah doa berikut ini (3 kali):

اَللَّهُمَّ فُكَّ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ
Allâhumma fukka raqabatî minan nâr.
Ya Allah, selamatkan aku dari api neraka.

Kemudian membaca doa berikut:

وَاَوْسِعْ عَلَيَّ مِنْ رِزْقِكَ اْلحَلاَلَ الطَّيِّبِ، وَادْرَأْ عَنِّي شَرِّ شَيَاطِيْنَ اْلجِنِّ وَاْلإِنْسِ، وَشَرِّ فَسَقَةِ اْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ
Wa awsi’ ‘alayya min rizqikal halâlith thayyibi, wadra’ ‘annî syarra syayâthînal jinni wal insi, wa syarra fasaqatil ‘arabi wal’ajami.

Luaskan bagiku rizki-Mu yang halal dan yang baik, jauhkan dariku keburukan setan jin dan manusia, serta keburukan kefasikan orang-orang arab dan ajam (selain arab).

Ketiga: Sesudah membaca doa-doa tersebut, masuklah ke dalam Masjidil dengan khusuk sambil membaca:

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
Bismillâhi wa billâhi wa `alâ millati Rasûlillâh shallallâhu ‘alayhi wa âlihi.
Dengan nama Allah, dengan Allah, dan pada agama Rasulillah saw.

Keempat: Setelah berada di dalam Masjidil Haram, maka hendaknya menghadap ke Ka’bah, dan membaca doa berikut ini:

Doa Saat berada di dalam Masjidil Haram

أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْـأَلُكَ فِي مَقَامِي هَذَا وَفِي أَوَّلِ مَنَاسِكِي أَنْ تَقْبَلَ تَوْبَتِي وَأَنْ تَتَجَاوَزَ عَنْ خَطِيْئَتِي وَأَنْ تَضَعَ عَنِّي وِزْرِي، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بَلَغَنِي بَيْتَهُ الْحَرَامَ. اَللَّهُمَّ اِنِّي اَشْهَدُ اَنَّ هَذَا بَيْتُكَ الْحَرَامُ الَّذِي جَعَلْتَهُ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِيْنَ. أَللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَالْبَلَدَ بَلَدُكَ وَالْبَيْتَ بَيْتُكَ جِئْتُ أَطْلُبُ رَحْمَتَكَ وَأُؤُمُّ طَاعَتَكَ مُطِيْعًا ِلأَمْرِكَ رَاضِيًا بِقَدَرِكَ أَسْأَلُكَ مَسْأَلَةَ اْلفَقِيْرِ إِلَيْكَ، اَلْخَائِفِ لِعُقُوْبَتِكَ. أَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَاسْتَعْمِلْنِي بِطَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ

Allâhumma innî as-aluka fî maqâmî hâdzâ, wa fî awwali manâsikî an taqbala tawbatî, wa an tatajâwaza ‘an khatîathî, wa an tadha’a ‘annî wizrî. Alhamdulillâhil ladzî ballaghanî baytahul harâm. Allâhumma innî asyhadu anna hâdzâ baytukal harâm alladzî ja’altahu matsâbatan lin nâsi wa amnâ, mubârakaw wa hudal lil-’âlamîn. Allâhumma innî ‘abduka, wal balada baladuka, wal bayta baytuka, ji’tu athlubu rahmataka wa aummu thâ’ataka, muthî’an liamrika râdhiyan biqadarika. As-aluka mas-alatal faqîri ilayka, alkhâifi li’uqûbatika. Allâhummaftahlî abwâba rahmatika, wasta’milnî bithâ’atika wa mardhâtika.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, dalam kondisiku ini dan dari awal manasikku, terimalah taubatku, hapuslah kesalahanku, hilangkan bebanku. Segala puji bagi Allah yang telah menyampaikan aku ke rumah-Nya yang mulia.

Ya Allah, aku bersaksi bahwa rumah-Mu yang mulia ini adalah tempat yang Kau jadikan perlindungan dan keamanan bagi seluruh manusia, tempat yang penuh berkah dan petunjuk bagi alam semesta.

Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, negeri ini negeri-Mu, rumah ini rumah-Mu, aku datang untuk mengharap rahmat-Mu dan memenuhi perintah-Mu. Aku mentaati perintah-Mu dan aku ridha pada takdir-Mu. Aku memohon kepada-Mu seperti permohonan orang yang sangat butuh kepada-Mu, dan takut pada siksa-Mu.

Ya Allah, bukakan bagiku pintu-pintu rahmat-Mu, dan jadikan amalku berada dalam ketaatan dan ridha-Mu.

Kelima: Kemudian pandanglah Ka’bah dengan penuh kekaguman pada keagungan Allah, sambil membaca doa beriku ini:

Doa Saat Memandang Ka’bah

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَظَّمَكِ وَشَرَّفَكِ وَكَرَّمَكِ وَجَعَلَكِ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنَا مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِيْنَ
Alhamdulillâhil ladzî ‘azhzhamaki wa syar-rafaki wa karramaki, waja’alaki matsâbatan linnâsi wa amnâ, mubarakan wa hudal lil’âlamîn.

Segala puji bagi Allah yang telah mengagungkanmu (ka’bah) dan memuliakanmu, menjadikanmu sebagai tempat perlindungan dan keamanan bagi seluruh manusia, tempat yang penuh berkah dan petunjuk bagi alam semesta.
(Dikutip dari kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Catatan: Di antara Adab dan syarat ijabahnya doa, setiap berdoa hendaknya dimulai dengan Basmalah dan Shalawat. Shalawat yang sempurna adalah:
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad. Atau: Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammad wa âli Sayyidinâ Muhammad.

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa Memasuki Tanah Suci Mekkah

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ وَقَوْلُكَ اْلحَقُّ وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِاْلحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَـالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَرْجُو اَنْ اَكُوْنَ مِمَّنْ أَجَابَ دَعْوَتَكَ وَقَدْ جِئْتُ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيْدَةٍ وَفَجٍّ عَمِيْقٍ سَامِعًا لِنِدَاِئكَ وَمُسْتَجِيْبًا لَكَ مُطِيْعًا ِلأَمْرِكَ وَكُلُّ ذَالِكَ بِفَضْلِكَ عَلَيَّ وَإِحْسَانِكَ إِلَيَّ فَلَكَ اْلحَمْدُ عَلَى مَاوَفَّقْتَنِي لَهُ أَبْتَغِي بِذَلِكَ الزُّلْفَةَ عِنْدَكَ وَاْلقُرْبَةَ إِلَيْكَ وَاْلمَنْزِلَةَ لَدَيْكَ وَاْلمَغْفِرَةَ لِذُنُوْبِي وَالتَّوْبًةَ عَلَيَّ مِنْهَا بِمَنِّكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَحَرَّمَ بَدَنِي عَلَى النَّارِ وَاَمِنِّي مِنْ عَذَابِكَ وَعِقَابِكَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allâhumma innaka qulta fi kitâbika wa qawlukal haq, wa adzdzin fin nâsi bilhajji ya’tûka rijâlan wa ’alâ kulli dhâmirin ya’tîna min kulli fajjin ‘amîq. Allâhumma innî arjû an akûna miman ajâba da’wataka, wa qad ji’tu min syuqqatin ba’îdatin wa fajjin ‘amîq, sâmi’an linidâika wa mustajîban laka, muthî’an liamrika, wakullu dzâlika bifadhlika ‘alayya wa ihsânika ilayya, falakal hamdu ‘alâ mâ waffaqtanî lahu, abtaghî bidzâlikaz zulfa ‘indaka, wal qurbata ilayka, wal manzilata ladayka, wal maghfirata lidzunûbî wat tawbata ‘alayya minhâ bimannika. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa harrim badanî ‘alan nâr, wa aminnî min ‘adzâbika wa ’iqâbika birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, Engkau berfirman dalam kitab-Mu, dan firman-Mu benar: “Dan berserulah kepada manusia untuk melaksanakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarahi onta yang kurus yang datang dari segala penjuru yang jauh” (Al-Hajj: 27).

Ya Allah, aku berharap agar aku tergolong kepada orang yang memenuhi seruan-Mu. Kini aku datang dari tempat yang jauh untuk memenuhi panggilan-Mu, memperhatikan seruan-Mu, dan mentaati perintah-Mu. Semua itu hanya karena anugrah dan kebaikan-Mu padaku. Segala puji hanya milik-Mu yang telah menganugrahkan kepadaku kesempatan untuk mendekatkan diri dan bertaqarrub kepada-Mu, memberi kedudukan yang mulia di sisi-Mu, mengampuni dosa-dosaku dan membuka pintu taubat bagiku dengan karunia-Mu.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya, selamatkan tubuhku dari api neraka, dan selamatkan aku dari siksa-Mu dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
(Kitab Nubdzah min Asrâril Hajj)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa Malam Arafah

Di Bagian Akhir Doa ini ada Link untuk Download doa ini secara lengkap

Doa Malam Arafah adalah doa saat jemaah haji berada di Padang Arafah yaitu tanggal 09 Dzul-Hijjah. Doa ini tidak hanya dibaca oleh jemaah haji tetapi juga dianjurkan bagi semua kaum muslimin.

Dengan doa ini diharapkan kita terjaga dari segala bencana, dan disampaikan oleh Allah swt pada hajat dunia dan akhirat yang kita harapkan. Lebih khusus lagi dengan doa ini kita doakan semoga ibadah haji saudara-saudara kita menjadi haji yang mabrur, diridhai oleh Allah swt, diberi kesehatan, dan diselamatkan dari segala bencana. Berikut ini di antara bagian dari untaian kalimat doa Malam Arafah:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوى، وَمَوْضِعَ كُلِّ شَكْوى، وَعالِمَ كُلِّ خَفِيَّة، وَمُنْتَهى كُلِّ حَاجَة، يا مُبْتَدِئًاً بِالنِّعَمِ عَلَى الْعِبادِ، ياكَريمَ الْعَفْوِ، يَا حَسَنَ التَّجاوُزِ، يَا جَوَادُ يَا مَنْ لا يُوَارِي مِنْهُ لَيْلٌ دَاجٍ، وَلاَ بَحْرٌ عَجَّاجٌ، وَلاَ سَمَآءٌ ذَاتُ اَبْرَاجٍ، وَلاَ ظُلَـمٌ ذَاتُ ارْتِتَاجٍ، يَا مَنِ الظُّلْمَةُ عِنْدَهُ ضِيَآءٌ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Allâhumma yâ Syâhidu kulli najwâ. Wa maudhi‘a kulli syakwâ. Wa ‘âlima kulli khafiyyah. Wa muntahâ kulli hâjah. Yâ mubtadian binni’ami ‘alal ‘ibâd.Yâ Kârimal ‘afwi. Yâ hasanat tajâwuz. Yâ Jawâd. Yâ man lâ yuwârî minhu laylun dâjin, wa lâ bahrun ‘ujjâjin, wa lâ samâun dzâta abrâjin, wa lâ zhulmun dzâtartiyâjin. Yâ manizhzhulmatu ‘indahu dhiyâun.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah
Wahai Yang Menyaksikan setiap rintihan. Wahai Tumpuan setiap pengaduan
Wahai Yang Mengetahui semua rahasia. Wahai Akhir dari segala keperluan
Wahai Yang Memulai dengan kenikmatan pada semua hamba-Nya
Wahai yang mulia ampunan-Nya. Wahai yang baik maghfirah-Nya
Wahai Yang Maha Dermawan. Wahai Yang dari-Nya tidak tersembunyi kegelapan malam, lautan yang berderu, langit yang berawan tebal dan gelap bercampur badai
Wahai Yang di sisi-Nya gelap menjadi cahaya.

اَسْاَلُكَ بِنُورِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِْ الَّذِى تَجَلَّيْتَ بِهِ لِلْجَبَلِ فَجَعَلْتَهُ دَكَّاً وَخَرَّ موُسَى صَعِقاً
As-aluka binûri wajhikal karîm alladzî tajallayta bihi liljabali faja’altahu dakkaw wa kharra mûsa sha’iqa.
Aku memohon kepada-Mu dengan cahaya wajah-Mu yang mulia, yang bila Kau tampakkan pada gunung ia hancur dan Musa pun jatuh tersungkur.

وَبِاِسْمِكَ الَْمخْزُوْنِ الْمَكْنُوْنِ الْمَكْتُوْبِ الطّاهِرِ الَّذِى اِذَا دُعِيْتَ بِهِ اَجَبْتَ، وَاِذا سُئِلْتَ بِهِ اعَطْيَتْ
Wa bismikal makhzûnil maknûn, al maktûbith thâhiri alladzî idzâ du‘îta bihi awjabta wa idzâ suilta bihi a‘thayta.

Dengan asma-Mu yang tersimpan kokoh, yang tertulis dan suci, yang bila berdoa kepada-Mu dengannya Kau ijabahi, dan bila meminta Kau memberi.

وَبِاِسْمِكَ السُّبوُّحِ الْقُدُّوسِ الْبُرْهَانِ الَّذِى هُوَ نوُرٌ عَلَى كُلِّ نُورٍ وَنوُرٌ مِنْ نوُرٍ يُضِيْىُ مِنْهُ كُلُّ نوُر، اِذَا بَلَغَ الاَْرْضَ انْشَقَّتْ، وَاِذَا بَلَغَ السَّمَاوَاتِ فُتِحَتْ، وَاِذَا بَلَغَ الْعَرْشَ اهْتَزَّ
Wa bismikassubûhil quddûsil burhân alladzî huwa nûrun ‘alâ kulli nûr, wa nûrun minnûrin yudhîu minhu kulli nûr, idzâ balaghal ardha insyaqqat, wa idzâ balaghas samâa futihat, wa iddza balaghal ‘arsya ihtazzat.

Dengan asma-Mu yang suci, yang quddus dan jelas, yang berupa cahaya di atas semua cahaya, cahaya dari cahaya yang menyinari sumua cahaya. Yang jika sampai ke bumi ia terbelah, bila sampai ke langit ia terbuka, dan bila sampai ke arasy ia bergoncang.


يَا مُجِيْبُ اَسْاَلُكَ بِحَقِّ هَذِهِ الاَْسْمَاءِ وَبِهَذِهِ الدَّعَوَاتِ اَنْ تَغْفِرَ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَما اَخَّرْنَا وَمَا اَسْرَرْنَا وَمَا اَعْلَنَّا وَمَا اَبْدَيْنَا وَمَا اَخْفَيْنَا وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنَّا اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Yâ mujîbu, as-aluka hihaqqi hâdzihil asmâi wa bihâdzihid da‘awâti, an taghfira lanâ mâ qaddamnâ wa mâ akhkharnâ, wa mâ asrarnâ wa mâ a‘lannâ, wa mâ abdaynâ wa mâ akhfaynâ, wa Anta a‘lamu bihi minnâ, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Wahai Yang Maha Mengijabah doa
Dengan hak semua nama dan doa yang telah aku sebutkan
Aku memohon kepada-Mu, ampunilah dosa-dosa kami yang lalu dan yang akan datang,
yang kami sembunyikan dan yang kami tampakkan, Engkau lebih mengetahui daripada kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.

يَا حَافِظَ كُلِّ غَرِيْبٍ، يَا مُونِسَ كُلِّ وَحِيْدٍ، يَا قُوَّةَ كُلِّ ضَعِيْفٍ، يَانَاصِرَ كُلِّ مَظْلوُمٍ يَارَازِقَ كُلِّ مَحْرُوْمٍ، يَا مُوْنِسَ كُلِّ مُسْتَوْحِشٍ، يَا صَاحِبَ كُلِّ مُسَافِرٍ، يَا عِمَادَ كُلِّ حَاضِرٍ، يَا غَافِرَ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطيئَة
Yâ Hâfizha kulli gharîb. Yâ Mûnisa kulli wahîd. Yâ Quwwata kulli dha‘îf. Yâ Nâshira kulli mazhlûm. Yâ Râziqa kulli mahrûm. Yâ Mûnisa mustawhisyin. Yâ Shâhiba kulli musâfir. Yâ ‘Imâda kulli hâdhir. Yâ Ghâfira kulli dzanbin wa khathîah.

Wahai Yang Menjaga setiap yang terasing. Wahai Yang Menghibur setiap yang sendirian. Wahai Yang Menguatkan setiap yang lemah. Wahai Yang Menolong setiap yang teraniaya. Wahai Yang Memberi rizki setiap yang terhalangi. Wahai Yang Menghibur setiap yang terhempas. Wahai Yang Menemani setiap musafir. Wahai Yang Menjaga setiap muqimin. Wahai Yang Mengampuni semua dosa dan kesalahan.

يَا غِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ، يَا صَرِيْخَ الْمُسْتَصْرِخِيْنَ، يَا كَاشِفَ كُرَبِ الْمَكْرُوْبِيْنَ، يَافَارِجَ هَمِّ الْمَهْمُوْمِيْنَ، يَابَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالاَْرَضِيْنَ، يَامُنْتَهَى غَايَةَ الطّالِبِيْنَ، يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، يَا دَيَّانَِ يَوْمِ الدِّيْنِ
Yâ Ghiyâtsal mustaghîtsîn. Yâ Shârîkhal mustashrikhîn. Yâ Kâsyifa karbil makrûbîn. Ya Fârija hammil mahmûmîn. Yâ Badî‘as samâwâti wal aradhiyîn. Yâ Muntahâ ghâyatith thâlibîn. Ya Mûjîba da‘watil mudhtharrîn. Yâ Arhamar râhimîn. Yâ Rabbal ‘alamîn. Ya Dayyâna yawmid dîn.

Wahai Yang Melindungi setiap yang memohon perlindungan. Wahai Yang Menolong setiap jeritan para pencari pertolongan. Wahai Yang Menghilangkan derita orang-orang yang menderita.Wahai Yang Menggembirakan duka orang-orang yang berduka.
Wahai Yang Menciptakan langit dan bumi. Wahai Akhir tujuan para pengharap.
Wahai Yang Memperkenankan doa orang-orang yang sengsara. Wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi. Wahai Tuhan alam semesta. Wahai Yang Membalas pada Hari Pembalasan.

يَا اَجْوَدَ اْلاَجْوَدِيْنَ، يَا اَكْرَمَ اْلاَكْرَمِيْنَ، يَا اَسْمَعَ السَّامِعِيْنَ، يَا اَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ، يَا اَقْدَرَ الْقَادِرِيْنَ
Yâ Ajwadal ajwadîn. Yâ Akramal akramîn. Yâ Asma‘as sami‘în. Yâ Absharan nâzhirîn. Yâ Aqdaral qâdirîn.

Wahai Yang Paling Dermawan dari semua yang dermawan. Wahai Yang Paling Mulia dari semua yang mulia. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar.
Wahai Yang Maha Melihat dari semua yang melihat. Wahai Yang Maha Kuasa dari semua yang berkuasa.

اِغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تُغَيِّرُ النِّعَمَ
Ighfir liyadz dzunûbal latî tughayyirun ni‘am.
Ampunilah dosa-dosaku yang merubah kenikmatan

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تُوْرِثُ النَّدَمَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tûritsun nadam.
Ampunilah dosa-dosaku yang mewarisi penmyesalan.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنوُبَ الَّتِى تُوْرَثُ السَّقَمَ
Waghfir liyadz dzunubal latî tûritsus saqam.
Ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تَهْتِكُ الْعِصَمَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tahtikul ‘isham.
Ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنوُبَ الَّتى تَرُدُّ الدُّعآءَ
Waghfir liyadz dzunubal latî taruddud du‘â’.
Ampunilah dosa-dosaku yang menahan doa.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنوُبَ الَّتى تَحْبِسُ قَطْرَ السَّمَآءِ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tahbisu qathras samâ’.
Ampunilah dosa-dosaku yang menahan turunnya hujan.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تُعَجِّلُ الْفَنَآءَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tu‘ajjilul fanâ’.
Ampunilah dosa-dosaku yang mempercepat kebinasaan

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوبَ الَّتِى تَجْلِبُ الشَّقَآءَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tajlibusy syaqâ’.
Ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan penderitaan.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تُظْلِمُ الْهَوَآءَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî tuzhlimul hawâ.
Ampunilah dosa-dosaku yang mengelapkan hati.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنُوْبَ الَّتِى تَكْشِفُ الْغِطَآءَ
Waghfir liyadz dzunûbal latî taksyiful ghithâ’.
Ampunilah dosa-dosaku yang mengungkap tirai.

وَاغْفِرْ لِىَ الذُّنوُبَ الَّتى لاَ يَغْفِرُهَا غَيْرُكَ يَا اَللهُ
Waghfir liyadz dzunûbal latî lâ yaghfiruhâ ghayruka yâ Allâh.
Ampunilah dosa-dosaku yang tiada memaafkannya kecuali Engkau, ya Allah.

وَاحْمِلْ عَنِّى كُلَّ تَبِعَة لاَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، وَاجْعَلْ لِى مِنْ اَمْرِى فَرَجاً وَمَخْرَجاً وَيُسْراً، وَاَنْزِلْ يَقينَكَ فِى صَدْرِى، وَرَجَآءَكَ فِى قَلْبِى حَتَّى لاَ اَرْجُوَ غَيْرَكَ
Wahmil ‘annî kulla tabî‘atin liahadin min khalqika. Waj’allî min amrîfarajan wa makhrajan wa yusrâ. Wa anzil yaqînaka fî shadrî wa rajâaka fî qalbî, hattâ lâ arju ghayraka.

Jauhkan dariku setiap akibat buruk dari makhluk-Mu. Jadikan urusanku kebahagiaan bagiku, jalan keluar dan kemudahan. Tanamkan ke dalam dadaku keyakinan pada-Mu,
dan ke dalam kalbuku harapan pada-Mu. Sehingga aku tidak berharap kepada selain-Mu.

اَللَّهُمَّ احْفَظْنِى وَعَافِنِى فِى مَقَامِى وَاصْحَبْنِى فِى لَيْلِى وَنَهَارِى وَمِنْ بَيْنِ يَدَىَّ وَمِنْ خَلْفِى وَعَنْ يَمِيْنِى وَعَنْ شِمَالِى وَمِنْ فَوْقِى وَمِنْ تَحْتِى
Allâhummahfazhnî wa ‘âfinî fî maqâmî. Washhabnî fî laylî wa nahârî wa min bayni yadayya wa min khalfî wa ‘an yamînî wa ‘an syimâlî wa min fawqî wa min tahtî.

Ya Allah
Jagalah daku dan selamatkan daku dalam keadaanku ini. Temani daku pada malam dan siangku, di depan dan di belakangku, di kanan dan kiriku, di atas dan di bawahku.

وَيَسِّرْ لِىَ السَّبِيْلَ، وَاَحْسِنْ لِىَ التَّيْسِيْرَ، وَلاَ تَخْذُلْنى فِى الْعَسِيْرِ، وَاهْدِنِى يَا خَيْرَ دَليْلٍ، وَلاَ تَكِلْنِى اِلِى نَفْسِى فِى اْلاُْموُرِ، وَلَقِّنِى كُلَّ سُرُوْرٍ
Wa yassir liyas sabîla, wa ahsin liyat taysîr. Wa lâ takhdzulnî fil ‘asîr. Wahdinî yâ khayra dalîl. Wa lâ takilnî ilâ nafsî fil umûri, wa laqqinî kulla surûr.

Mudahkan daku dalam perjalanan. Muliakan daku dengan kemudahan. Jangan hinakan daku dengan kesulitan. Berilah daku petunjuk Wahai Pemberi petunjuk yang terbaik. Jangan biarkan aku sendirian dalam segala urusanku. Karuniakan padaku setiap kebahagiaan.

وَاقْلِبْنِى اِلَى اَهْلِى بِالْفَلاَحِ وَالنَّجَاحِ مَحْبوُراًً مَحْبوُراً فِى الْعاجِلِ وَالاَْجَلِ اِنَّكَ عَلى كُلِّ شَىْء قَديرٌ
Waqlibnî ilâ ahlî bil falâhi wan najâhi mahbûran fil âajili wal âjili. Innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Kembalikan daku pada keluargaku dengan keberuntungan dan keselamatan yang dihiasi kebahagiaan, cepat atau lambat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

وَارْزُقْنى مِنْ فَضْلِكَ، وَاَوْسِعْ عَلَىَّ مِنْ طَيِّباتِ رِزْقِكَ، وَاسْتَعْمِلْنى فى طاعَتِكَ، وَاَجِرْنى مِنْ عَذابِكَ وَنارِكَ، وَاقْلِبْنى اِذا تَوَفَّيْتَنى اِلى جَنَّتِكَ بِرَحْمَتِكَ
Warzuqni min fadhlika, wa awsi‘ ‘alayya min thayyibâti rizqika. Wasta‘milnî fî thâ‘atika, wa ajirnî min ‘adzâbika wa nârika. Waqlibnî idzâ tawaffaytanî ilâ jannatika birahmatika.

Anugerahkan padaku karunia-Mu. Luaskan bagiku rizki-Mu yang baik. Anugerahkan padaku kekuatan beramal untuk beramal dalam ketaatan pada-Mu. Selamatkan daku dari siksa-Mu dan neraka-Mu. Masukkan daku ke surga-Mu dengan rahmat-Mu ketika aku kembali kepada-Mu.

اَللّهُمَّ اِنّى اَعوُذُ بِكَ مِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، وَمِنْ تَحْويلِ عافِيَتِكَ، وَمِنْ حُلوُلِ نَقِمَتِكَ وَمِنْ نُزوُلِ عَذابِكَ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ، وَدَرَكِ الشِّقَآءِ، وَمِنْ سُوءِ الْقَضَآءِ، وَشَمَاتَةِ الاَْعْدَآءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمآءِ، وَمِنْ شَرِّ مافِى الْكِتَابِ الْمُنْزَلِ
Allâhumma innî a‘ûdzubika min zawâli ni‘matika, wa min tahwîli ‘âfiyatika, wa min hulûli niqmatika, wa min nuzûli ‘adzâbika, wa a‘ûdzubika min juhdil balâi wa darakisy syaqâ’, wa min sûil qadhâi wa syamâtatil a‘dâi, wa min syarri mâ yanzilu minas samâi, wa min syarri mâ fil kitabil munzal.

Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari: hilangnya nikmat-Mu, berubahnya kesalamatan-Mu, datangnya siksa dan azab-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari bala’ yang berat dan kesengsaraan, dari takdir yang buruk dan kejahatan musuh-musuh-Mu, dari keburukan yang datang dari langit dan keburukan yang disebutkan dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Rasul-Mu.

اَللّهُمَّ لا تَجْعَلْنِى مِنَ الاَْشْرَارِ، وَلاَ مِنْ اَصْحَابِ النَّارِ، وَلاَ تَحْرِمْنِى صُحْبَةَ الاَْخْيَارِ، وَاَحْيِنِى حَيَاةً طَيِّبَةً وَتَوَفَّنِى وَفَاةً طَيِّبَةً تُلْحِقْنِى بِالاَبْرَارِ، وَارْزُقْنِى مُرَافَقَةِ الاَنْبِيَآءِ فِى مَقْعَدِ صِدْقِ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُقْتَدِر
Allâhumma lâ taj’alnî minal asyrâri. Wa lâ min ashhâbin nâri. Wa lâ tahrimnî shuhbatal akhyâri. Wa ahyinî hayâtan thayyibah. Wa tawaffanî wafâtan thayyibatan tulhiqunî bil abrâr. Warzuqnî murâfaqatal ambiyâi fî maq‘adi shidqin ‘inda malîkin muqtadir.

Ya Allah, jangan golongkan aku dengan orang-orang yang buruk dan penghuni neraka. Jangan halangi aku untuk bersahabat dengan orang-orang yang baik. Hidupkan aku dengan kehidupan yang baik. Matikan aku dengan kematian yang baik yang menyusulkan aku pada orang yang baik. Anugerahkan padaku persahabatan dengan para Nabi di tempat yang benar di sisi Penguasa Yang Maha Kuasa.

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى حُسْنِ بَلاَئِكَ وَصُنْعِكَ، وَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى الاِْسْلاَمِ وَاتِّبَاعِ السُّنَةِ
Allâhumma lakal hamdu ‘ala husni balâika wa shun’ika. Wa lakal hamdu ‘alal islâmi wattibâ‘is sunnah.

Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah membawa mereka pada kebaikan ujian-Mu dan ciptaan-Mu. Segala puji bagi-Mu yang telah membawa mereka pada agama Islam dan mengikuti sunnah Nabi-Mu.

يَا رَبِّ كَمَا هَدَيْتَهُمْ لِدِيْنِكَ وَعَلَّمْتَهُمْ كِتَابَكَ فَاهْدِنَا وَعَلِّمْنا
Yâ Rabbi, kamâ hadaytahum lidînika wa ‘allamtahum kitâbaka fahdinâ wa ‘allimnâ.

Ya Rabbi, sebagaimana telah Kau tunjuki mereka pada agama-Mu dan Kau ajarkan kepada mereka kitab-Mu, maka tunjuki kami dan ajari kami.

وَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى حُسْنِ بَلائَِكَ وَصُنْعِكَ عِنْدِى خَآصَّةً كَمَا خَلَقْتَنِى فَاَحْسَنْتَ خَلْقِى، وَعَلَّمْتَنِى فَاَحْسَنْتَ تَعْلِيْمِى، وَهَدَيْتَنِى فَاَحْسَنْتَ هِدَايَتِى. فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى اِنْعَامِكَ عَلَىَّ قَدِيْماً وَحَدِيْثاً
Falakal hamdu ‘alâ husni balâika wa shun‘ika khâshshatan. Kamâ khalaqtanî fa-ahsanta khalqî. Wa ‘allamtanî fa-ahsanta ta‘lîmî. Wa hadaytanî fa-ahsanta hidâyatî. Falakal hamdu ‘alâ in‘âmika ‘alayya qadîman wa hadîtsan.

Segala puji bagi-Mu yang telah membawa daku pada kebaikan ujian-Mu dan ciptaan-Mu secara khusus bagiku. Sebagaimana Kau ciptakan daku lalu Kau jadikan aku dengan ciptakan yang baik, Kau ajari daku lalu Kau baguskan pengajaran padaku. Kau tunjuki daku lalu Kau baguskan petunjuk bagiku.
Segala puji hanya milik-Mu puji atas segala nikmat yang telah Kau berikan padaku yang dahulu atau yang baru.

فَكَمْ مِنْ كَرْبٍ يَا سَيِّدِى قَدْ فَرَّجْتَهُ، وَكَمْ مِنْ غَمٍّ يَا سَيِّدِى قَدْ نَفَّسْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ هَمٍّ يَا سيِّدِى قَدْ كَشَفْتَه، وَكَمْ مَنْ بَلاَءٍ يَا سيِّدِى قَد صَرَفْتَه وَكَمْ مِنْ عَيْبٍ يَا سَيِّدِى قَدْ سَتَرْتَهُ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى كُلِّ حَال فِى كُلِّ مَثْوًى وَزَمَان وَمُنْقَلَب وَمَقَام، وَعَلَى هَذِهِ الْحَالِ وَكُلِّ حَال
Fakam min kurbin yâ Sayyidî qad farajatahu. Wa kam min hammin yâ Sayyidî qad kasyaftahu. Wa kam min balâin yâ Sayyidî qad sharaftahu. Wa kam min ‘aybin yâ Sayyidî qad satartahu. Falakal hamdu ‘alâ kulli hâlin fî kulli matswâ wa zamânin wa munqalibin wa maqâmin wa ‘alâ hâdzihil hâli wa kulli hâl(in).

Betapa banyak penderitaan, duhai Junjunganku, yang Engkau bahagiakan.
Betapa banyak kesengsaraan, duhai Junjunganku, yang Engkau hilangkan.
Betapa banyak kesulitan, duhai Junjunganku, yang Engkau lepaskan.
Betapa banyak cobaan, duhai Junjunganku yang Engkau singkirkan.
Dan betapa banyak aib, duhai Junjunganku, yang Engkau rahasiakan.
Segala puji hanya milik-Mu puji dalam segala keadaan, tempat dan waktu, dalam keadaan ini dan segala keadaan.

اَللّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنْ اَفْضَلِ عِبَادِكَ نَصِيْباً فِى هَذَا الْيَوْمِ مِنْ خَيْر تَقْسِمُهُ اَوْ ضُرٍّ تَكْشِفُهُ اَوْ سُوءٍ تَصْرِفُهُ اَوْ بَلاَء تَدْفَعُهُ اَوْ خَيْر تَسوُقُهُ اَوْ رَحْمَة تَنْشُرُهَا اَوْ عَافِيَة تُلْبِسُهَا، فَاِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ وَبِيَدِكَ خَزَآئِنُ السَّمَاوَاتِ وَالاَْرْضِ
Allâhummaj‘alnî min afdhali ‘ibâdika nashîban fî hâdzal yawmi min khayrin taqsimuhu, aw dhurrin taksyifuhu, aw sûin tashrifuhu, aw balâintadfa‘uhu, aw khayrin tasûquhu, aw rahmatin tansyuruhâ, aw ‘âfiyatin tulbisuhâ. Fa innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr. Wa biyadika khazâinus samâwâti wal ardh(i).

Ya Allah, jadikan aku tergolong kepada hamba-hamba-Mu yang memperoleh bagian yang paling utama pada hari ini dari:
kebaikan yang Engkau bagikan, atau penderitaan yang Engkau hilangkan.
kesulitan yang Engkau singkirkan, cobaan yang Engkau tolakkan, atau
kebaikan yang Engkau curahkan, rahmat yang Engkau sebarkan
keselamatan yang Engkau bungkuskan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
Hanya di tangan-Mu semua khazanah langit dan bumi

وَاَنْتَ الْوَاحِدُ الْكَرِيْمُ الْمُعْطِى الَّذِى لاَ يُرَدَّ سَآئِلُهُ، وَلاَ يُخَيَّبُ آمِلُهُ، وَلاَ يَنْقُصُ نَآئِلُهُ، وَلاَ يَنْفَدُ مَا عِنْدَهُ بَلْ يَزْدَادُ كَثْرَةً وَطَيِّباً وَعَطَآءً وَجُوْداً
Wa Antal Wâhidul Karîmul Mu’thî alladzî lâ yuraddu sâiluhu, wa lâ yukhayyabu âmiluhu, wa lâ yanqushu nâiluhu, wa lâ yanfadu mâ ‘indahu, bal yazdâdu katsratan wa thayyiban wa ‘athâan wa jûdâ.

Engkau Maha Esa, Maha Mulia dan Maha Pemberi. Engkaulah yang tidak menolak orang yang memohon, yang tidak menyia-yiakan orang yang berharap, yang tidak berkurang sedikitpun karunia-Nya karena orang yang mendapatkan, dan tidak akan habis segala yang ada di sisi-Nya. Bahkan bertambah banyak kebaikan-Nya, pemberian dan kedermawanan-Nya.

وَارْزُقْنِى مِنْ خَزَآئِنِكَ الَّتِى لاَ تَفْنَى، وَمِنْ رَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ اِنَّ عَطَآءَكَ لَمْ يَكُنْ مَحْظُوْراً، وَاَنْتَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Warzuqnî minkhazâinikallatî lâ tafnâ wa min rahmatikal wâsi‘ah. Inna ‘athâaka lam yakun mahzhûrâ. Wa Anta ‘alâ kulli syay-in qadîr birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Karuniakan padaku dari khazanah-khazanah-Mu apa yang tak pernah musnah dan dari rahmat-Mu yang sangat luas. Sesungguhnya pemberian-Mu tidak pernah terhalang. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 5)

Secara lengkap Doa ini, juga doa-doa pilihan yang lain, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa di Raudhah, Masjid Nabawi

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

اَللَّهُمَّ اِنَّ هذِهِ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ جَنَّتِكَ، وَشُعْبَةٌ مِنْ شُعَبِ رَحْمَتِكَ الَّتِيْ ذَكرَهَا رَسُوْلُكَ، وَاَبَانَ عَنْ فَضْلِهَا وَشَرَفِ التَّعَبُّدِ لَكَ فِيْهَا، فَقَدْ بَلَّغْتَنِيْهَا فِي سَلاَمَةِ نَفْسِيْ

Allâhumma inna hâdzihi rawdhatun min riyâdhi jannatika, wa syu`batun min syu`abi rahmatika allatî dzakarahâ rasûluka, wa abâna `an fadhlihâ, wa syarafit ta`abbudi laka fîha, faqad ballaghtanîhâ fi salâmati nafsî.

Ya Allah, sesungguhnya raudhah ini adalah taman dari taman-taman surgaMu dan bagian dari cabang-cabang rahmat-Mu sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Rasul-Mu, tentang keutamaannya dan kemuliaan beribadah kepada-Mu di dalamnya. Engkau telah menyampaikan aku ke tempat yang mulia ini dalam keadaan selamat.

فَلَكَ الْحَمْدُ يَا سَيِّدِيْ عَلَى عَظِيْمِ نِعْمَتِكَ عَلَيَّ فِي ذَالِكَ، وَعَلَى مَا رَزَقْتَنِيْهِ مِنْ طَاعَتِكَ، وَطَلَبِ مَرْضَاتِكَ، وَتَعْظِيْمِ حُرْمَةِ نَبِيِّكَ بِزِيَارَةِ قَبْرِهِ، وَالتَّسْلِيْمِ عَلَيْهِ، وَالتَّرَدُّدِ فِيْ مَشَاهِدِهِ وَمَوَاقِفِهِ
Falakal hamdu yâ Sayyidî `ala `azhîmi ni`matika `alayya fi dzâlika, wa `alâ mâ razaqtanîhi min thâ`atika, wa thalabi mardhâtika, wa ta`zhîmi hurmati nabiyyika biziyarati qabrihi, wat taslîma `alayhi, wat taraddudi fî masyâhidihi wa mawâqifihi.

Duhai Junjunganku, segala puji bagi-Mu atas semua nikmat-Mu yang agung yang Engkau karuniakan kepadaku, ketaatan pada-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan kesempatan yang Engkau berikan kepadaku untuk mencari ridha-Mu; untuk mengagungkan kemuliaan Nabi-Mu dengan berziarah ke kuburnya, menyampaikan salam kepadanya dan mendatangi tempat-tempat kesyahidan dan meninggalan-peninggalan yang bersejarah.

فَلَكَ الْحَمْدُ يَامَوْلاَيَ حَمْدًا يَنْتَظِمُ بِهِ مَحَامِدُ حَمْلَةِ عَرْشِكَ وَسُكَّانِ سَمَاوَاتِكَ لَكَ، وَيَقْصُرُ عَنْهُ حَمْدَ مَنْ مَضَى، وَيَفْضُلُ مَنْ بَقِيَ مِنْ خَلْقِكَ لَكَ
Falakal hamdu yâ Mawlâya hamdan yantazhimu bihi mahâmidu hamlati `arsyika wa sukkâni samâwâtika laka, wa yaqshuru `anhu hamdu man madhâ, wa yafdhulu hamda man baqiya min khalqika laka.

Duhai Jubjnganku, Segala puji bagi-Mu, pujian yang disampaikan oleh para Malaikat pemikul arasy-Mu, pujian para penghuni langit-Mu, pujian yang kesempurnaannya yang tak sanggup disampaikan oleh orang-orang terdahulu, tapi Engkau karuniakan kepada Rasulullah saw dan umatnya.

وَلَكَ الْحَمْدُ يَا مَوْلاَيَ حَمْدَ مَنْ عَرَفَ الْحَمْدَ لَكَ وَالتَّوْفِيْقَ لِلْحَمْدِ مِنْكَ، حَمْدًا يَمْلأُ مَاخَلَقْتَ وَيَبْلغُ حَيْثُ مَا اَرَدْتُ، وَلاَ يَحْجُبُ عَنْكَ وَلاَيَنْقَضِي دُوْنَكَ، وَيَبْلُغُ اَقْصَى رِضَاكَ وَلاَ يَبْلُغُ آخِرَهُ أَوَائِلُ مَحَامِدِ خَلْقِكَ لَكَ. وَلَكَ الْحَمْدُ مَاعَرَفْتُ الْحَمْدَ
Wa lakal hamdu yâ Mawlâya hamda man `arafal hamda wat tawfîqa lilhamdi minka, hamdan yamalu mâ khalaqta wa yablughu haytsu mâ aradtu, wala yahjubu `anhu wala yanqadhî dûnaka, wa yablughu ridhâka, wala yablughu âkhirahu awâilu mahâmidi khalqika laka. Wa lakal hamdu mâ `araftul hamda.

Segala puji bagi-Mu, pujian orang yang mengenal pujian pada-Mu, yang mendapat bimbingan untuk memuji-Mu, pujian yang memenuhi segala ciptaan-Mu, pujian yang menyampaikanku pada cita-citaku, pujian yang tidak menghijabiku dari-Mu, pujian yang tak akan mampu dicapai tanpa-Mu, pujian yang mencapai ridha-Mu, pujian yang puncaknya tak sanggup dicapai oleh makhluk-Mu yang terdahulu. Segala puji bagi-Mu, pujian yang aku kenal pujanya.

يَا بَاقِيَ الْعِزِّ وَالْعَظَمَةِ، وَدَآئِمَ السُّلْطَانِ وَالْقُدْرَةِ، وَشَدِيْدَ الْبَطْشِ وَالْقُوَّةِ، وَنَافِذَ اْلأَمْرِ وَاْلإِرَادَةِ، وَوَاسِعَ الرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، وَرَبِّ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
Yâ Bâqiyal `izzi wal `azhamati, wa Dâimas sulthâni wal qudrati, wa Syadîdal bathsyi wal quwwati, Nafidzal amri wal irâdati, wa wâsi`ar rahmati wal maghfirati, wa Rabbad dun-yâ wal âkhirati.

Wahai Yang Kekal kemuliaan dan keagungan-Nya,Yang Abadi kekuasaan dan kemampuan-Nya, Yang Sangat keras siksa dan kekuatan-Nya, Yang Pasti terlaksana perintah dan kehendak-Nya, Yang Maha Luas rahmat dan ampunan-Nya, wahai Tuhan (Pemelihara) dunia dan akhirat.

كَمْ مِنْ نِعْمَةٍ لَكَ عَلَيَّ يَقْصُرُ عَنْ اَيْسَرِهَا حَمْدِي، وَلاَ يَبْلُغُ اَدْنَاهَا شُكْرِي. وَكَمْ مِنْ صَنَائِعَ مِنْكَ اِلَيَّ لاَ يَحِيْطُ بِكَثِيْرِهَا وَهْمِي، وَلاَ يُقَيِّدُ هَا فِكْرِي
Kam min ni`matin laka `alayya yaqshuru `an aysarihâ hamdî, wala yablughu adnâhâ syukrî. Wa kam min shanâi`a minka ilayya lâ yuhîthu bikatsîrihâ wahmî, walâ yuqayyiduhâ fikrî.

Betapa banyak nikmat yang Engkau karuniakan kepadaku, sehingga aku tak sanggup dan tak mudah menyampaikan pujian pada-Mu, dan tak akan berimbang dengan rendahnya rasa syukurku kepada-Mu. Betapa banyak karunia yang Engkau curahkan kepadaku, sehingga keinginanku tak sanggup menjangkaunya, dan pikiranku tak mampu membatasinya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى بَيْنَ الْبَرِيَّةِ طِفْلاً وَخَيْرِهَا شَابًّا وَكَهْلاً، اَطْهَرِ الْمُطَهَّرِيْنَ شِيْمَةً، وَاَجْوَدِ الْمُسْتَمِرِّيْنَ دِيْمَةً، وَاَعْظَمِ الْخَلْقِ جُرْثُومَةً الَّذِي اَوْضَحْتَ بِهِ الدِّلاَلاَتِ، وَاَقَمْتَ بِهِ الرِّسَالاَتِ، وَخَتَمْتَ بِهِ النُّبُوَّاتِ وَفَتَحْتَ بِهِ الْخَيْرَاتِ، وَاَظْهَرْتَهُ مَظْهَرًا، وَابْعَثْتَهُ نَبِيًّا وَهَادِيًا أَمِيْنًا مَهْدِيًّا، وَدَاعِيًا إِلَيْكَ وَدَالاًّ عَلَيْكَ، وَحُجَّةً بَيْنَ يَدَيْكَ
Allâhumma shalli `alâ nabiyyika al-mushthafâ baynal bariyyati thiflan wa khayrihâ syâban wa kahlan athharil muthahharîna syimatan, wa ajwadil mustamirrina dîmatan, wa a`zhamil khalqi jurtsûmatan alladzi awdhahta bihid dilâlati, wa aqamta bihir risâlati, wa khatamta bihin nubuwwâti, wa fatahta bihil khayrati, wa azhhartahu mazhharan, wabta`atstahu nabiyyan wa hadiyan amînan mahdiyan, wa dâ`iyan ilayka wa dâlan `alayka, wa hujjatan bayna yadayka.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Nabi-Mu, manusia pilihan-Mu pada masa kecilnya, masa muda dan masa tuanya; paling suci dari semua yang disucikan, paling dermawan dari semua manusia yang dermawan, paling mulia dari semua makhluk yang Kau ungkapkan asal-usulnya.

Dengannya Engkau tegakkan seluruh risalah-Mu, Engkau akhiri semua nubuwah-Mu, Engkau bukakan semua kebaikan, Engkau perjelas semua yang tampak. Engkau utus dia sebagai Nabi dan pembimbing yang terpecaya, pemandu dan penuntun menuju-Mu dan hujjah di hadapan-Mu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَعْصُوْمِيْنَ مِنْ عِتْرَتِهِ، وَالطَّيِّبِيْنَ مِنْ اُسْرَتِهِ، وَشَرِّفْ لَدَيْكَ بِهِ مَنَازِلِهِمْ، وَعَظِّمْ عِنْدَكَ مَرَاتِبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي الرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى مَجَالِسِهِمْ، وَارْفَعْ اِلَى قُرْبِ رَسُوْلِكَ دَرَجَاتِهِمْ، وَتَمِّمْ بِلِقَآئِهِ سُرُوْرَهُمْ، وَوَفِّرْ بِمَكَانِهِ اُنْسَهُمْ
Allahumma shalli `alal mu`tashimîna min `itratihi, wath-thayyibîna min usratihi, wa syarrif ladayka bihi manâsilahum, wa `azhzhim `indaka marâtibahum, waj`al fir rafîqil a`lâ majâlisahum, warfa’ ilâ qurbi rasûlika darajâtihim, wa tammim biliqâihi surûrahum, wa waffir bimakanihi unsahum.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada orang-orang yang disucikan dari keturunannya, orang-orang baik dari keluarganya. Dengan Rasul-Mu muliakan kedudukan mereka di sisi-Mu, agungkan derajat mereka di sisi-Mu, jadikan majlis mereka berada di tempat yang tinggi dan mulia, tinggikan derajat mereka di sisi Rasul-Mu, sempurnakan kebahagiaan mereka dalam perjumpaan dengan Rasul-Mu, dan sempurnakan kebahagiaan mereka dengan kedudukannya.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Doa ketika berada di posisi sejajar dengan Hajar Aswad

Ketika berada dalam posisi sejajar dengan hajar Aswad dalam thawaf, disunnahkan membaca doa berikut ini:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَنْتُ بِاللهِ وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ وَاللاَّتَ وَالْعُزَّى وَبِعِبَادَةِ الشَّيْطَانِ وَبِعِبَادَةِ كُلِّ نِدٍّ يُدْعَى مِنْ دُوْنِ اللهِ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Asyhadu allâilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasûluh, amantu billâhi, wa kafartu biljibti wath thâghûti wallâta wal ’uzzâ wa bi’ibâdatisy syaythâni wa bi’ibâdati kulli niddin yud’â min dûnillâh.

Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Aku beriman kepada Allah, dan mengingkari berhala dan thaghut, Lata dan ‘Uzza, mengingkari segala bentuk pengabdian kepada setan dan seluruh sesembahan selain Allah.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa ketika Mencium Hajar Aswad

Ketika mendekati Hajar Aswad, angkatlah kedua tangan Anda dan ucapkan pujian kepada Allah; bacalah shalawat kepada Nabi dan Keluarganya, dan memohonlah kepada Allah agar haji Anda diterima oleh-Nya. Usahakan mencium Hajar Aswad, kalau tidak mungkin usahakan menyentuhnya, kalau juga tidak mungkin cukup dengan isyarat sambil membaca doa berikut:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

أَللَّهُمَّ أَمَانَتِي أَدَّيْتُهَا وَمِيْثَاقِي تَعَاهَدْتُهُ لِتَشْهَدَ لِي بِالْمُوَافَاةِ أَللَّهُمَّ تَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَعَلَى سُـنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَنْتُ بِاللهِ وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ وَاللاَّتَ وَالْعُزَّى وَعِبَادَةِ الشَّيْطَانِ وَعِبَادَةِ كُلِّ نِدٍّ يُدْعَى مِنْ دُوْنِ اللهِ. اَللَّهُمَّ إِلَيْكَ بَسَطْتُ يَدِي وَفِيْمَا عِنْدَكَ عَظُمَتْ رَغْبَتِي فَاقْبَلْ سُبْحَتِي وَاغْفِـرْلِي وَارْحَمْنِي. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَمَوَاقِفِ الْحِزْيِ فِي الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ.

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Allâhumma amânatî addaytuhâ, wamitsâqî ta’ahadtuhu litasyhadalî bilmuwâfâti. Allâhumma tashdîqan bikitâbika wa ’alâ sunnati nabiyyika shalawâtka ‘alayhi wa âlihi. Asyhadu allâilâha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, wa anna Muham-madan ‘abduhu warasûluh, amantu billâhi wa kafartu biljibti waththâghûti wallâta wal ’uzzâ wa `ibâdatisy syaythâni wa `ibâdati kulli niddin yud’â min dûnillâh.

Allâhumma ilayka basathtu yadî, wa fimâ ‘indaka ‘azhumat raghbatî, faqbal subhatî waghfirlî warhamnî. Allâhumma innî a’ûdzubika minal kufri walfaqri wa mawâqifil khizyi fiddun-yâ wal âkhirah.

Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, telah kutunaikan amanatku dan kupenuhi janjiku agar Kau saksikan aku sebagai orang yang memenuhi janji. Ya Allah, aku membenarkan kitab-Mu dan sunnah Nabi-Mu (semoga shalawat-Mu tercurahkan padanya dan keluarganya). Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu. Aku mempercayai Allah, dan mengingkari berhala dan thaghut, Lata dan ‘Uzza, dan mengingkari segala bentuk pengabdian kepada setan dan semua sesembahan selain Allah.

Ya Allah, kepada-Mu kuulurkan tanganku, dan pada apa yang ada di sisi-Mu kuarahkan keinginanku yang besar. Ya Allah, terimalah tasbihku, ampuni aku dan sayangi daku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan dari segala perbuatan yang hina di dunia dan akhirat.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Doa-Doa Thawaf

Bagi setiap jema’ah haji atau umroh sangat disunnahkan membaca masing-masing doa berikut ini dalam setiap putaran thawaf, dan setiap membaca doa-doa ini usahakan memulainya dengan Basmalan dan Shalawat:

Doa Putaran Pertama

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي يُمْشَى بِهِ عَلَى ظُلَلِ الْمَاءِ كَمَا يُمْشَى بِهِ عَلَى جُدَدِ اْلاَرْضِ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي يَهْتَزُّ لَهُ عَرْشُكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي تَهْتَزُّ لَهُ أَقْدَامُ مَلاَئِكَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي دَعَاكَ بِهِ مُوْسَى مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ فَاسْـتَجَبْتَ لَهُ وَاَلْقَيْتَ عَلَيْهِ مَحَبَّةً مِنْكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي غَفَرْتَ بِهِ لِمُحَمَّدٍ (ص) مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَأَتْمَمْتَ عَلَيْهِ نِعْمَتَكَ أَنْ تَرْزُقَنِي خَيْرَ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Allâhumma innî as-aluka bismikal ladzî yumsyâ bihi ‘alâ zhulalil mâi kamâ yumsyâ bihi ‘alâ judadil ardhi. Wa as-aluka bismikal ladzî yahtazzu lahu ‘arsyuka. Wa-as-aluka bismikal ladzî tahtazzu lahu aqdâmul malâikatik. Wa as-aluka bismikal ladzî da’âka bihi Mûsâ min jânibith thûri fastajabta lahu, wa alqayta ‘alayhi mahabbatan minka. Wa as-aluka bismikal ladzî ghafarta bihi liMuhammadin (saw) mâtaqaddama min dzanbihi wamâ ta-akhkhara, wa atmamta ‘alayhi ni’mataka an tarzuqanî khayrad dun-yâ wal âkhirah.

Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya apa diperjalankan di permukaan air seperti yang diperjalankan di permukaan bumi. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang karenanya Arasy-Mu bergoncang. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang karenanya kaki para Malaikat-Mu bergetar. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya Musa berdoa kepada-Mu lalu Kau ijabahi doanya dan Kau cintai dia. Aku memohon pada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya Kau hilangkan beban Muhammad sebelum dan sesudahnya, dan Kau sempurnakan nikmat-Mu baginya. Ya Allah, anugerahkan padaku kebaikan dunia dan akhirat.
Kemudian sampaikan hajat Anda kepada Allah

Doa Putaran Kedua

أَللّهُمَّ إِنِّي إِلَيْكَ فَقِيْرٌ وَإِنِّي خَائِفٌ مُسْتَجِيْرٌ فَلاَ تُغَيِّرْ جِسْمِي وَلاَتُبَدِِّلْ إِسْمِي
Allâhumma innî ilayka faqîrun wa innî khâifun mustajîrun falâ tughayyir jismî walâ tubaddil ismî.

Ya Allah, aku butuh pada-Mu, aku takut pada-Mu, dan kepada-Mu aku mencari perlindungan; janganlah Kau rubah ragaku, jangan Kau ganti namaku.

Kemudian Membaca Shalawat, lalu membaca doa berikut:

سَائِلُكَ فَقِيْرُكَ مِسْكِيْنُكَ بِبَابِكَ، فَتَصَدَّقَ عَلَيْهِ بِالْجَنَّةِ، أَللَّهُمَّ اْلبَيْتُ بَيْتُكَ وَالْحَرَمُ حَرَمُكَ وَالْعَبْدُ عَبْدُكَ وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ الْمُسْتَجِيْرُ بِكَ مِنَ النَّارِ فَاعْتِقْنِي وَوَالِدَيَّ وَأَهْلِي وَوُلْـدِي وَإِخْوَانِي الْمُؤْمِنِيْنَ مِنَ النَّارِ يَاجَوَادُ يَاكَـرِيْمُ

Sâiluka faqîruka miskînuka bibâbika, fata-shaddaqa ‘alayhi biljannah. Allahummal baytu baytuka walharamu haramuka, wal’abdu ‘abduka, wahâdzâ maqâmul ‘âiddzi bikal mustajîru bika minan nâri fa’tiqnî wa wâlidayya wa ahlî wa wuldî wa ikhwânil mu’minîna minannâr yâ jawâdu yâ karîm.

Ya Allah, kepada-Mu si fakir memohon, di pintu-Mu si miskin berada. Anugerahkan padanya surga. Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu, kota suci ini kota suci-Mu, hamba ini hamba-Mu. Inilah saatnya orang mencari dan memohon perlindungan pada-Mu dari api neraka. Ya Allah, bebaskan aku dan kedua orang tuaku, keluargaku dan anak-anakku, dan saudara-saudaraku yang mukmin dari api neraka wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia.

Doa Putaran Ketiga

Ketika sampai di Hijir Ismail pandanglah Mizabur rahmah (talang emas) sambil membaca doa:

أَللَّهُمَّ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ وَأَجِرْنِي مِنَ النَّارِ بِرَحْمَتِكَ، وَعَافِنِي مِنَ السُّقْمِ، وَأَوْسِعْ عَلَيَّ مِنَ الرِّزْقِ الْحَلاَلِ، وَادْرَأْ عَنِّي شَرَّ فَسَقَةِ الْجِنِّ وَالإِنْسِ وَشَرَّ فَسَقَةِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ

Allâhumma adkhilnil jannata wa ajirnî minan nâri birahmatika, wa ’âfinî minas suqmi, wa-awsi’ ‘alayya minar rizqil halâli, wadra’ ‘annî syarra fasaqatil jinni wal insi wasyarra fasaqatil ‘arabi wal’ajami.

Ya Allah, masukkan aku ke surga, selamatkan aku dari api neraka dengan rahmat-Mu, selamatkan aku dari penyakit, luaskan bagiku rizki-Mu yang halal, hindarkan dariku keburukan jin dan manusia yang fasik, dan keburukan dari kefasikan orang-orang Arab dan yang bukan arab.

Setelah Melewati Hijir Ismail hendaknya Anda Membaca Doa berikut:

يَا ذَا الْمَنِّ وَ الطَّوْلِ يَا ذَا الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ إِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْهُ لِي وَتَقَبَّلْهُ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Yâ dzal manni waththawli yâ dzal jûdi walkarami, inna ‘amalî dha’îfun fadhâ’ifhulî wataqabbalhu minnî, innaka antas samî’ul ‘alîm.

Wahai Pemilik anugerah dan karunia, wahai Pemilik kedermawanan dan kemuliaan, sungguh lemah amalku maka lipat-gandakan balasannya dan terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Doa Putaran Keempat
Ketika sampai di Rukun Yamani angkatlah tangan sambil membaca doa:

يَا أَللهُ يَا وَلِيَ الْعَافِـيَةِ وَخَالِقَ اْلعَافِيَةِ وَرَازِقَ الْعَافِيَةِ وَالْمُنْعِمُ بِالْعَافِيَةِ وَالْمَنَّانُ بِالْعَافِيَةِ وَالْمُتَفضِّلُ بِالْعَافِيَةِ عَلَيَّ وَعَلَى جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَارَحْمَنَ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَارْزُقْنَا اْلعَافِيَةَ وَتَمَامَ الْعَافِيَةِ وَشُكْرَ الْعَافِيَةِ فِىالدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Yâ Allâhu yâ Waliyyal ‘âfiyah wa Khâliqal ‘âfiyah wa Râziqal ‘âfiyah wal-Mun’imu bil’âfiyah wal Mannânu bil’âiyah wal Mutafadhdhilu bil’âfiyah ‘alayya wa ’alâ jamî’i khalqika yâ Rahmanad dun-yâ wal âkhirah wa Rahîmahumâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, warzuqnal ‘âfiyah wa tamâmal ‘âfiyah wa syukral ‘âfiyah fiddun-yâ wal âkhirah yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, wahai Pemilik keselamatan, Pencipta keselamatan, Pemberi keselamatan, Pemberi nikmat dengan keselamatan, Pemberi karunia dengan keselamatan dan Pemberi keutamaan dengan keselamatan, berikan keselamatan kepadaku dan seluruh makhluk-Mu di dunia dan di akhirat wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, anugerahkan kepada kami keselamatan, kesempurnaan keselamatan, dan rasa syukur dalam keselamatan di dunia dan di akhirat ya Arhamar rahimin.

Doa Putaran Kelima

Angkatlah kepala dan hadapkan ke Ka’bah seraya membaca doa:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَّفَكِ وَعَظَّمَكِ وَالْحَمْدُ للهِ الَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا نَبِيًّا وَجَعَلَ عَلِـيًا إِمَامًا. أَللَّهُمَّ اهْـدِ لَهُ خِيَارَ خَلْقِكَ وَجَنِّبْهُ شِرَارَ خَلْقِكَ

Alhamdulillâhil ladzî syarrafaki wa ’azhzhamaki, walhamdulillâhil ladzî ba’atsa Muhammadan Nabiyyan wa ja‘ala ‘Aliyyan imâmâ. Allahummahdi lahu khiyâra khalqika wajannibhu syirâra khalqik.

Segala puji bagi Allah yang memuliakanmu dan mengagungkanmu, segala puji bagi Allah yang mengutus Muhammad sebagai Nabi dan menjadikan Ali sebagai Imam. Ya Allah, anugerahkan padanya kebaikan makhluk-Mu dan jauhkan ia dari keburukan makhluk-Mu.

Ketika Berada di samping Rukun Yamani dan Hajar Aswad hendaknya membaca doa berikut:

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِـنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanâ atinâ fiddun-yâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzâban nâr.
Ya Tuhan kami anugerahi kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.

Doa Putaran Keenam
Ketika sampai di Multazam, disunnahkan menyentuhkan tangan dan badan ke Ka’bah dan membaca doa:

أَللَّهُمَّ الْبَيْتُ بَيْتُكَ وَالْعَبْدُ عَبْدُكَ وَهَذَا مَكَانُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ

Allâhummal baytu baytuka wal’abdu ‘abduka wa hâdzâ makânul ‘âidzi bika minan nâr.
Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu dan hamba ini adalah hamba-Mu, inilah tempat orang mencari perlindungan pada-Mu dari api neraka.

Lalu akuilah dosa-dosa Anda kemudian bacalah doa berikut:


أَللَّهُمَّ مِنْ قِبَلِكَ الرَّوْحُ وَالْفَرَجُ وَالْعَافِيَةُ، أَللَّهُمَّ إِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْهُ لِي، وَاغْفِرْ لِي مَااطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنِّي وَخَفِيَ عَلَى خَلْقِكَ أَسْتَجِيْرُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Allâhumma min qibalikar rawhu wal faraju wal’âfiyah. Allâhumma inna ‘amalî dha’îfun fadhâ’ifhulî, waghfirlî maththala’ta ‘alayhi minnî wakhafiya ‘alâ khalqika, astajîru billâhi minan nâr.

Ya Allah, dari sisi-Mu datang ketenteraman, kebahagiaan, dan keselamatan; ya Allah, sungguh lemah amalku maka lepat-gandakan balasannya; ampuni dosa-dosaku yang Kau ketahui dan yang tersumbunyi dari makhluk-Mu, aku memohon perlindungan pada Allah dari api neraka.

Doa Putaran Ketujuh

أَللَّهُمَّ إِنَّ عِنْدِي أَفْوَاجا مِنْ ذُنُوْبٍ وَأَفْوَاجًا مِنْ خَطَايَا وَعِنْدَكَ أَفْوَاجًا مِنْ رَحْمَةٍ وَأَفْـوَاجًـا مِنْ مَغْفِرَةٍ يَا مَنِ اسْتَجَابَ ِلأَبْغَضِ خَلْقِهِ إِذْ قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. اِسْتَجِبْ لِي
Allâhumma inna ‘indî afwâjan min dzunûbin wa afwâjan min khathâyâ wa ‘indika afwâjan min rahmatin wa afwâjan min maghfiratin, yâ Manistajâba liabghadhi khalqihi idz qâla “Anzhirnî ilâ yawmin yub’atsûn”. Istajiblî.

Ya Allah, di sisiku tumpukan dosa dan kesalahan, dan di sisi-Mu curahan rahmat dan maghfirah wahai Yang Memperkenankan permohonan makhluk yang paling Kau murkai ketika “Iblis berkata: Berilah tangguh aku sampai waktu mereka dibangkitkan” (Al-A’raf: 14). Ya Allah, perkenankan permohonanku.

(Kemudian sampaikan hajat Anda kepada Allah)

Kemudian bacalah doa berikut:

أَللَّهُمَّ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي وَبَارِكْ لِي فِيْمَا آتَيْتَنِي
Allâhumma qanni’nî bimâ razaqtanî wa bariklî fîmâ ataytanî.
Ya Allah, karuniakan padaku kepuasan (qana’ah) terhadap rizki yang Kau berikan padaku dan berilah keberkahan dalam rizki yang telah Kau berikan padaku.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Adab-Adab Sa'i

Sesudah melakukan thawaf, shalat thawaf dan minum air zamam, disunnahkan keluar menuju Shafa dari pintu Rasulullah saw, yaitu pintu yang berhadapan dengan Hajar Aswad (pintu Shafa). Menuju ke Shafa dengan tenang dan khusuk, kemudian naik menuju Shafa sehingga melihat Baitul Haram dan menghadap ke arah Hajar Aswad. Disunnahkan juga memperpanjang waktu berhenti di Shafa. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa ingin diperbanyak hartanya, maka hendaknya memperpanjang waktu berhenti di Shafa dan Marwah, dan sedapat mungkin merenungi nikmat-nikmat Allah dan karunia-Nya, ujian dan kebaikan ciptaan-Nya.”

Pertama: Ketika menghadap ke Ka’bah membaca zikir berikut masing-masing (7 kali):

اَللهُ اَكْبَرُ، اَلْحَمْدُ للهِ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Allahu Akbar, Alhamdulillah, Lailaha illallah.

Kedua: membaca doa berikut masing-masing (3 kali):

لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ

Lâilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumîtu wa Huwayun lâ yamûtu wa Huwa‘alâ kulli syay-in qadîr. Allahumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad.

Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dialah Yang Maha Hidup dan tidak mati dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. (3 kali)

اَللهُ اَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا، وَالْحَمْدُ للهِ عَلَى مَا اَوْلاَنَا، وَالْحَمْدُ للهِ الْحَيِّ الْقَـيُّوْمِ، وَالْحَمْدُ للهِ الْحَيِّ الدَّآئِمِ

Allâhu Akbar ‘alâ mâ hadânâ, wal hamdulillahi ‘alâ mâ awlânâ, wal hamdulillâhil hayyil qayyûm, wal hamdulillâhil hayyid dâim.

Allah Maha Besar atas apa yang telah menunjuki kami. Segala puji bagi Allah atas apa yang telah mencintai kami. Segala puji bagi Allah Yang Hidup dan Maha Mengawasi. Segala puji bagi Allah Yang Hidup dan Kekal. (3 kali)

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصـيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

Asyhadu allâilâha illallâhu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu lâ na‘budu illâ iyyâhu, mukhlishîna lahud dîna walaw karihal musyrikûn.

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Kami tidak menyembah selain-Nya, dan kami ikhlas karena-Nya dalam beragama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (3 kali).

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَالْيَقِيْنَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
Allâhumma innî as-alukal ‘afwa wal ‘afiyata wal yaqîna fid dun-yâ wal âkhirah.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu pengampunan, keselamatan dan keyakinan di dunia dan di akhirat. (3 kali).

اَللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَـنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allâhumma âtinâ fid dun-yâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ ‘adzâban nâr.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa api neraka. (3 kali).

Ketiga: membaca zikir berikut masing-masing (100 kali):

اَللهُ اَكْبَرُ، لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، اَلْحَمْدُ للهِ، سُبْحَانَ اللهِ
Allahu Akbar, Lailaha illallah, Subhanallah.

Kempat: membaca doa berikut:

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ وَحْدَهُ اَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَغَلَبَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، فَلَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَحْدَهُ وَحْدَهُ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِي الْمَوْتِ وَفِيْمَا بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ ظُلْمَةِ الْقَبْرِ وَوَخْشَتِهِ. اَللَّهُمَّ اَظِلَّنِيْ فِيْ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَظِلَّ اِلاَّ ظِلُّكَ

Lâilâha illâllah wahdahu wahdah, anjaza wa‘dahu, wa nashara ‘abdahu, wa ghalabal ahzâba wahdah, falahul mulku walahul hamdu wahdahu wahdah. Allâhumma bârik lî fîl mawti wa fîmâ ba‘dal maûti. Allâhumma innî a‘ûdzu bika min zhulmatil qabri wa wahsyâtihi. Allâhumma azhillanî fî zhilli ‘arsyika yawma lâ zhilla illâ zhilluka.

Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahasesa Mahasesa. Dialah Yang Menepati janji-Nya, Yang Menolong hamba-Nya, dan memberi kemenangan kepada pasukan-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, Dia Mahaesa dan Mahaesa. Ya Allah, berkahi daku dalam kematian dan sesudah kematian. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelapan kubur dan kesepiannya. Ya Allah, naungi aku dalam naungan arasy-Mu pada hari tiada naungan kecuali naungan-Mu.

Kelima: Membaca secara berulang-ulang doa berikut, doa menitipkan agama dan diri kepada Allah swt, dan setiap selesai membaca doa ini membaca Allahu Akbar (3 kali):

اَسْتَوْدِعُ اللهَ الرَّحْمَنَ الرَّحِيْمَ الَّذِيْ لاَتَضِيْعُ وَدَائِعُهُ دِيْنِيْ وَنَفْسِيْ وَأَهْلِيْ. اَللَّهُمَّ اسْتَعْمِلْنِيْ عَلَى كِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ وَتَوَفَّنِيْ عَلَى مِلَّتِهِ، وَاَعِذْنِيْ مِنَ الْفِتْنَةِ

Astawdi’ullâhar Rahmânar Rahîm, alladzî la tadhî‘u wadâi‘uhu dînî wa nafsî wa ahlî. Allâhummasta‘milnî ‘alâ kitâbika wa sunnati nabiyyika, wa tawaffanî ‘alâ millatihi, wa a‘idznî minal fitnati.

Aku titipkan (kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang tidak disia-siakan titipan-Nya) agamaku, diriku dan keluargaku. Ya Allah, anugerahkan padaku kekuatan untuk beramal sesuai dengan kitab-Mu dan sunnah Nabi-Mu, matikan aku dalam agamanya, dan lindungi aku dari segala fitnah.

Keenam: Kemudian menghadap ke Ka’bah dan mengangkat tangan
sambil membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي كُلَّ ذَنْبٍ اَذْنَبْتُهُ قَطٌّ. فَإِنْ عُدْتُ فَعُدْ عَلَيَّ بِالْمَغْفِـرَةِ فَإِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. اَللَّهُمَّ افْعَلْ بِي مَااَنْتَ اَهْلُهُ، فَإِنَّكَ اِنْ تَفْعَلْ بِي مَااَنْتَ اَهْلُهُ تَرْحَمْنِي، وَاِنْ تُعَذِّبْنِي فَاَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِي، وَاَنَا مُحْتَاجٌ اِلَى رَحْمَتِكَ، فَيَا مَنْ اَنَا مُحْـتَاجٌ اِلَى رَحْمَتِهِ اِرْحَمْنِي. اَللَّهُمَّ لاَ تَفْعَلْ بِي مَا اَنَا اَهْلُهُ فَإِنَّكَ اِنْ تَفْعَلْ بِي مَا اَنَا اَهْلُهُ تُعَذِّبْنِي وَلَمْ تَظْلِمْنِي. اَصْبَحْتُ اَتَّقِي عَدْلَكَ وَلاَ اَخَافُ جَوْرَكَ، فَيَا مَنْ هُوَ عَدْلٌ لاَيَجُوْرُ اِرْحَمْنِي. يَا مَنْ لاَيَخِيْبُ سَـآئِلُهُ وَلاَ يَنْفَدُ نَآئِلُهُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَعِذْنِي مِنَ النَّارِ بِرَحْمَتِكَ

Allâhummaghfirlî kulla dzanbin adznabtuhu qaththu, fain ‘udtu fa‘ud ‘alayya bilmaghfirati fainnaka Antal Ghafûrur Rahîm. Allâhummaf‘al-bî mâ Anta ahluh, fainnaka in taf‘al-bî mâ Anta ahluh tarhamnî, wa in tu‘adzdzibnî fa-Anta Ghaniyyun ‘an ‘adzabî, wa ana muhtâjun ilâ rahmatika faya man ana muhtâjun ilâ rahmatihi irhamnî. Allâhumma lâ taf‘al-bî mâ ana ahluhu fainnaka in taf‘al-bî ma ana ahluhu tu‘adzdzibnî wa lam tazhlimnî. Ashbahtu attaqî ‘adlaka wa lâ akhâfu jawraka, fayâ man Huwa ‘adlun lâ yajûru irhanî.

Yâ man la yakhîbu sâiluhu wa lâ yanfadu nâiluhu, shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa a‘idznî minan nari birahmatik.

Ya Allah, ampuni semua dosa yang telah kulakukan. Jika aku kembali kepada-Mu tataplah aku dengan ampunan-Mu sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ya Allah, lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu, karena jika Kau lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu tentu Kau sayangi aku, dan sekiranya Kau siksa aku Engkau Maha Kaya untuk menyiksaku, sementara aku butuh pada kasih sayang-Mu. Wahai Yang kepada-Nya aku butuh kasih sayang-Nya, sayangi daku. Ya Allah, jangan Kau lakukan padaku apa yang layak bagiku, karena jika Kau lakukan itu padaku tentu Kau siksa aku sementara Engkau tidak berbuat zalim kepadaku. Aku takut akan keadilan-Mu, aku tidak khawatir akan kezaliman-Mu wahai Yang Maha Adil dan tidak pernah berbuat zalim, sayangi daku.

Wahai Yang tidak disia-siakan orang yang memohon kepada-Nya dan tidak habis oleh orang yang memperolehnya, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan selamatkan aku dari api neraka dengan rahmat-Mu.

Ketujuh: Disunnahkan berhenti agak lama di Shafa dan memohon kepada Allah swt apa yang Anda inginkan, kemudian turun beberapa langkah lalu berhenti dan membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَغُرْبَتِهِ وَوَحْشَتِهِ وَظُلْمَتِهِ وَضِيْقِهِ وَضَنْكِهِ. اَللَّهُمَّ اَظِلَّنِي فِي ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَظِلَّ اِلاَّ ظِلُّكَ

Allâhumma innî a‘ûdzu bika min ‘adzâbil qabri wa fitnatihi wa ghurbatihi wa wahsyatihi wa zhulmatihi wa dhîqihi wa dhankihi. Allâhumma azhillanî fî zhilli ‘arsyika yawma lâ zhilla illâ zhilluka.

Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, fitnah dan keterasingannya, kesepian dan kegelapannya, kesempitan dan himpitannya. Ya Allah, naungi aku dengan naungan arasy-Mu pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Mu.

Kedelapan: Kemudian turun dan ketika melangkah turun membaca doa berikut:

يَارَبَّ الْعَفْوِ، يَامَنْ اَمَرَ بِالْعَفْـوِ، يَامَنْ هُوُ اَوْلَى بِالْعَفْوِ، يَامَنْ يُثِيْبُ عَلَى الْعَفْوِ، اَلْعَفْوَ اَلْعَفْوَ اَلْعَفْوَ. يَاجَوَادُ يَا كَرِيْمُ يَاقَرِيْبُ يَابَعِيْدُ اُرْدُدْ عَلَيَّ نِعْمَتَكَ وَاسْتَعْمِلْنِي بِطَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ

Yâ Rabbal ‘afwi, yâ Man amara bil-‘afwi, yâ Man Huwa awlâ bil-‘afwi, yâ Man/y yutsîbu ‘alâl ‘afwi, al‘afwa al‘afwa al‘afwa. Yâ Jawâdu yâ Karîmu yâ Qarîbu yâ Ba‘îdu urdud ‘alayya ni‘mattaka wasta‘milnî bithâ‘atika wa mardhâtika.

Wahai Tuhan Yang Maha Pemaaf, wahai Yang Menyuruh memaafkan, wahai Yang Mengutamakan maaf, wahai Yang Membalas dengan maaf-Nya, maafkan aku! Maafkan aku! Maafkan aku! Wahai Yang Maha Dermawan, wahai Yang Maha Mulia, Wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Jauh, curahkan padaku nikmat-Mu dan bimbinglah aku untuk mentaati-Mu dan mencapai ridha-Mu.

Kesembilan: Melakukan sa‘i dengan tenang dan khusuk. Ketika sampai di Harwalah lakukan lari-lari kecil, bagi perempuan tidak perlu berlari-lari kecil. Di Harwalah disunnahkan membaca doa berikut:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاَهْلِ بَيْتِهِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ اِنَّكَ اَنْتَ اْلأعَزُّ اْلأَكْرَمُ وَاهْدِنِي لِلَّتِي هِيَ اَقْوَمُ. اَللَّهُمَّ اِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْهُ لِي وَتَقَـبَّلْ مِنِّي. اَللَّهُمَّ لَكَ سَعْيِي وَبِكَ حَوْلِي وَقُوَّتِي، تَقَـبَّلْ عَمَلِي يَامَنْ يَقْبَلُ عَمَلَ الْمُتَّقِيْنَ

Bismillâhi wallâhu Akbaru wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin wa ahli bayrtihi. Allâhummaghfir warham wa tajâwaz ‘ammâ ta‘lamu innaka Antal A‘azzul Akramu, wahdinî lillatî hiya aqwamu. Allâhumma inna ‘amalî dha‘îfun fadhâ‘ifhu lî wa taqabbal minnî. Allâhumma laka sa‘yî wa bika hawlî wa quwwatî, taqabbal ‘amalî ya Man/y yaqbalu ‘amalal muttaqîn.

Dengan nama Allah, Allah Maha Agung, semoga shalawat senantiasa tercurahkan kepada Muhammad dan ahlu baitnya. Ya Allah, maafkan aku, sayangi aku dan ampuni dosaku yang Kau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Maha Agung, dan tunjuki aku ke jalan yang lurus. Ya Allah, sesungguhnya amalku lemah maka lipat-gandakan pahalanya bagiku dan terimalah amalku. Ya Allah, milik-Mu usahaku dan dari-Mu daya dan kekuatanku, terimalah amalku wahai Yang Menerima amal orang-orang yang bertakwa.

Kesepuluh: Setelah melewati Harwalah hentikan lari-lari kecil, dan lakukan sa’i dengan tenang dan khusuk sambil membaca doa berikut:

يَاذَاالْمَنِّ وَالْفَضْلِ وَالْكَرَمِ وَالنَّعْمَآءِ وَالْجُوْدِ اِغْفِـرْلِي ذُنُوْبِي اِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ

Yâ Dzal manni wal fadhli wal karami wan na‘mâi wal jûdi, ighfirlî dzunûbî innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ Anta.

Wahai Pemilik karunia dan keutamaan, kemuliaan dan segala kenikmatan dan kedermawanan, ampuni dosa-dosaku sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Kesebelas: Ketika sampai di Marwah naiklah ke tempat bagian yang tinggi dan lakukan sebagaimana apa yang dilakukan di Shafa, dan bermohonlah kepada Allah apa Anda cita-citakan, kemudian membaca doa berikut:

يَامَنْ اَمَرَ بِالْعَفْـوِ، يَامَنْ يُجْزِي عَلَى الْعَفْوِ، يَامَنْ دَلَّ عَلَى الْعَفْوِ يَامَنْ زَيَّنَ الْعَفْوَ، يَامَنْ يُثِيْبُ عَلَى الْعَفْوِ، يَامَنْ يُحِبُّ الْعَفْوَ، يَامَنْ يُعْطِي عَلَى الْعَفْوِ، يَامَنْ يَعْفُو عَلَى الْعَفْوِ يَارَبَّ الْعَفْوِ، اَلْعَفْوَ اَلْعَفْوَ اَلْعَفْوَ

Yâ Man amara bil-‘afwi, yâ man yajzî ‘alal ‘afwi, yâ Man dalla ‘alal ‘afwi, yâ Man zayyanal ‘afwa, yâ May yutsîbu ‘alal ‘afwi, yâ May yuhibbul ‘afwa, yâ May yu‘thî ‘alal ‘afwi, yâ May ya‘fû ‘alal ‘afwi, yâ Rabbal ‘afwi, al‘afwa al‘afwa al‘afwa.

Wahai Yang Menyuruh memaafkan, wahai Yang Membalas dengan maaf-Nya, wahai Yang Menuntun pada maaf-Nya, wahai Yang Menghiasi maaf-Nya, wahai Yang Memberi pahala karena maaf-Nya, wahai Yang Mencintai karena maaf-Nya, wahai Yang Memberi karena maaf-Nya, wahai Yang Memaafkan karena maaf-Nya, wahai Tuhan Yang Maha Pemaaf, maafkan aku! Maafkan aku! Maafkan aku!

Kedua belas: Merendahkan diri di hadapan Allah swt, dan berusaha menangis dan bersungguh-sungguh dalam berdoa. Bacalah doa berikut, doa yang terbaik ibadah sa‘i:

اَللَّهُمَّ إِنِّي اَسْأَلُكَ حُسْنَ الظَّنِّ بِكَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَصِدْقَ النِّيَّةِ فِي التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ

Allâhumma innî as-aluka husnazh zhanni bika ‘alâ kulli hâlin, wa shidqan niyyati fit tawakkuli ‘alayka.

Ya Allah, aku memohon pada-Mu sangkaan yang baik pada-Mu dalam segala keadaan, dan niat yang benar dalam bertawakkal kepada-Mu.

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Adab dan Etika Memasuki Masjid Nabawi

Ziarah kepada Rasulullah saw termasuk rangkaian Adab-adab haji dan umroh yang sangat penting, karena Rasulullah saw bersabda:

”Barangsiapa yang datang ke Mekkah untuk melakukan haji, dan ia tidak berziarah kepadaku aku berlepas diri darinya pada hari kiamat. Barangsiapa yang datang kepadaku untuk berziarah maka wajib baginya mendapat syafaatku; barangsiapa yang diwajibkan baginya mendapat syafaatku maka wajiblah baginya surga. Dan barangsiapa yang mati karena hijrah kepada Allah `Azza wa Jalla maka pada hari kiamat ia dikumpulkan dengan para syuhada’ badar.“

Berziarah kepada Rasulullah saw, berarti harus memasuki Masjid Nabawi. Memasuki Masjid Nabawi berarti memasuki rumah Rasulullah saw, memasuki rumah Rasulullah saw berari menjadi tamu Rasulullah saw yang harus mendapat izin dari Rasulullah saw. Allah saw berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali kamu diizinkan.”: Al-Ahzab: 53).

Agar mendapat izin dari Rasulullah saw untuk memasuki rumah Rasulullah saw, kita harus melakukan Adab-Adabnya. Kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga, menyebutkan adab-adabnya sebagai berikut:

1. Mandi sunnah sebelum pergi ke Masjid Nabawi dan berziarah kepada Nabi saw.
2. Bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
3. Berpakaian pakaian yang suci dan bersih, dan disunnahkan memakai pakaian yang
baru dan berwarna putih.
4. Tidak tergesa-gesa dalam melangkahkan kaki, bersikap tawadhu’ dan khusu’ saat
pergi menuju ke Masjid Nabawi.
5. Memakai wangi-wangian.
6. Dalam perjalanan memperbanyak zikir, takbir, tasbih, tahmid, tahlil dan shalawat.
7. Membaca doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw, ketika akan memasuki
Masjid Nabawi, dan ketika berada di dalamnya.
(Disarikan dari Kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga)

Wassalam
Syamsuri Rifai

Amalan Praktis, bermacam2 shalat sunnah dan doa-doa pilihan, dan Artikel-artikel Islami klik di sini:
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com

Milis artikel2 Islami, macam2 shalat sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa pilihan serta eBooknya, klik di sini:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Adab Safar (Bepergian)

• Istikharah: Sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang akan bepergian, terutama untuk haji atau umrah, melakukan Istikharah. Doa yang paling utama dibaca dalam Istikharah adalah:

اَسْتَخِيْرُ اللهَ بِرَحْمَتِهِ خِيَرَةً فِي عَافِيَةٍ
Astakhîrullâha bi rahmatihi khiyaratan fî ‘âfiyatin.
Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan.
dibaca 3 kali, 7 kali, 10 kali, 50 kali, 70, atau 100 kali.

• Memilih Waktu: Waktu yang baik untuk bepergian: hari Sabtu, Selasa, atau Kamis. Hari yang tidak baik untuk bepergian: Hari Senin,Rabu, dan hari Jum’at sebelum shalat Jum’at. Demikian juga tidak baik untuk bepergian pada tanggal: 3, 4, dan 5 bulan Hijriyah. Jika terpaksa bepergian pada hari-hari atau tanggal yang tidak baik atau na’as itu, maka hendaknya bersedekah dan membaca Surat Fatihah, Surat Falaq dan An-Nas, ayat Kursi, Surat Al-Qadar, dan Surat Ali-Imran dari kalimat: “Inna fi khalqis samawati wal ardhi, hingga akhir Surat.”

• Washiyat: Dianjurkan untuk setiap orang yang akan bepergian, terutama untuk haji, agar menyampaikan wasiat kepada keluarganya. Wasiat itu bisa berkenaan dengan urusan yang harus dilakukan, kewajiban, atau utang piutang. Ia juga dapat menyampaikan amanat yang harus dilakukan oleh anggota keluarganya.

• Pemberitahuan: Nabi saw bersabda: Apabila seorang muslim akan bepergian, ia harus memberitahukan saudara-saudaranya. Begitu pula wajib bagi saudara-saudaranya menemui ketika ia kembali.

• Bersedekah: Hendaknya bersedekah sebelum safar untuk memperoleh keselamatan dan bersedekah lagi ketika kembali sebagai ungkapan syukur. Setelah bersedekah ucapkan doa ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّي اِشْتَرَيْتُ بِهَذِهِ الصَّدَقَةِ سَلاَمَتِي وَسَلاَمَةَ سَفَرِي وَمَامَعِي. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِي وَاحْفَظْ مَامَعِي، وَسَلِّمْنِي وَسَلِّمْ مَامَعِي وَبَلِّغْنِي وَبَلِّغْ مَامَعِي بِبَلاَغِكَ الْحَسَنِ الْجَمِيْل
Allâhumma innî isytaraytu bi hâdzi-hish shadaqati salâmatî wa salâmata safarî wamâ ma’î, Allâhumma wahfazhnî wahfazh mâ ma’î wa sallimnî wa sallim mâ ma’î wa ballighnî wa balligh mâ ma’î bi baghikal hasanil jamîl.

Ya Allah, aku membeli dengan sedekah ini keselamatanku dan keselamatan per-jalananku dan apa saja yang bersamaku. Selamatkan aku dan selamatkan yang bersamaku. Sampaikan aku dan yang bersamaku dengan cara penyampaianmu yang indah dan baik.

• Mandi dan lakukan shalat Safar 2 (dua) rakaat. Rakaat pertama, setelah Al-Fatihah baca Surat Al-Ikhlash. Rakaat kedua setelah Al- Fatihah baca Surat Al-Qadar. Setelah shalat, sujudlah lalu baca doa berikut (100 kali):

اَسْتَخِيْرُ اللهَ بِرَحْمَتِهِ خِيَرَةً فِي عَافِيَةٍ
Astakhîrullâha bi-rahmatihi khiyara-tan fî ‘âfiyatin.
Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan.

Kemudian membaca: Ayat Kursi, tahmid, dan shalawat kepada Nabi saw
dan keluarganya. Kemudian membaca doa ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَاَهْلِي وَمَالِي وَذُرِّيَّتِي وَدُنْيَايَ وَآخِرَتِي وَاَمَانَتِي وَخَاتِمَةَ اَعْمَالِي
Allâhumma innî astauwdi`uka nafsî wa ahlî wa mâlî wa dzurriyyatî wa dun-yâya wa âkhiratî wa amânatî wa khâtimata a`malî.

Ya Allah, aku titipkan kepadamu diriku, keluargaku, hartaku, keturunanku, duniaku dan hartaku, amanatku, dan penutup amalku.

Baca juga Surat Al-Fatihah, Al-Falaq, Al-Nas, AL-Qadar, ayat kursi dan akhir surat Ali-Imran dimulai dari Inna fi Khalqis samawati wal ardhi .

• Ketika keluar rumah bacalah: Tasbih Az-Zahra’, Surat Fatihah, ayat Kursi, kemudian baca doa ini:

اَللَّهُمَّ اِلَيْكَ وَجَّهْتُ وَجْهِي، وَعَلَيْكَ خَلَّفْتُ اَهْلِي وَمَالِي وَمَاخَوَّلْتَنِي، وَقَدْ وَثِقْتُ بِكَ فَلاَتُخَيِّبْنِي يَا مَنْ لاَيُخَيِّبُ مَنْ اَرَادَهُ وَلاَيُضَيِّعُ مَنْ حَفِظَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَاحْفَظْنِي فِيْمَا غِبْتُ عَنْهُ وَلاَتَكِلْنِي اِلَى نَفْسِي يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâhumma ilayka wajjahtu wajhî, wa ‘alayka khallaftu ahlî wa mâli wamâ khawwaltanî, wa qad wa-tsiqtu bika falâ tukhayyibnî yâ man lâ yukhayyibu man arâdahu walâ yudhayyi’u man hafizhahu. Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa âlihi wahfazhnî fîmâ ghibtu`anhu walâ takilnî ilâ
nafsî yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, kepada-Mu kuhadapkan wajahku; kepada-Mu kutinggalkan keluargaku, hartaku, dan apa yang telah Kau anugerahkan kepadaku. Sungguh aku mempercayai-Mu, maka jangan kecewakan aku wahai Yang Tidak Mengecewakan orang yang berkendak kepada-Nya, dan Yang Tidak Menyia-nyiakan orang yang dipelihara-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan peliharalah aku selama pepergianku serta jangan serahkan aku kepada diriku wahai Yang Mahakasih dari segala yang mengasihi.

• Ketika mengendarai kendaraan, bacalah doa berikut ini:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ
Subhânalladzî sakhkhara lanâ hâdzâ wamâ kunnâ lahu muqrinîn.
Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. (Az-Zukhruf: 13).

Kemudian membaca zikir ini:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Subhânallâh wal-hamdulillâh wa lâ ilâha illâh

• Sepanjang perjalanan perbanyaklah Zikir
(kitab Mafatihul Jinan, bab 2, halaman 303)

Yang berminat Amalan praktis dan doa-doa pilihan, silahkan download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Dialog tentang Rahasia Haji: Imam Ali Zainal Abidin (sa) dengan Asy-Syibli

Asy-Syibli adalah seorang ulama sufi besar dan terkenal hingga sekarang, khususnya di kalangan para sufi. Imam Ali Zainal Abidin (sa) adalah putera Al-Husein cucu Rasulullah saw. Dialog ini saya terjemahkan dari kitab Al-Mustadrak. Berikut ini dialognya:

Saat pulang ke Madinah usai menunaikan ibadah haji, Asy-Syibli datang kepada gurunya Ali Zainal Abidin (ra) untuk menyampaikan pengalamannya selama menunaikan ibadah haji. Dalam pertemuan itu terjadilah dialog antara seorang guru dengan muridnya.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, Anda sudah menunaikan ibadah haji?
Asy-Syibli: Ya, sudah yabna Rasulillah (wahai putra Rasulillah)

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berhenti miqat, kemudian menanggalkan semua pakaian terjahit yang dilarang bagi orang yang menunaikan ibadah haji, kemudian Anda mandi sunnah untuk memakai baju ihram?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah ketika berhenti di miqat Anda menguatkan niat, dan menanggalkan semua pakaian maksiat kemudian menggantinya dengan pakaian ketaatan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda menanggalkan pakaian yang terlarang itu apakah Anda sudah menghilangkan perasaan riya’, munafik, dan semua subhat (yang diragukan hukumnya).
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi sunnah dan membersihkan diri sebelum memakai pakaian ihram, apakah Anda juga berniat membersihkan diri dari segala macam noda-noda dosa?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum berhenti miqat, belum menanggalkan pakaian yang yang terjahit, dan belum mandi membersihkan diri.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi, berihram dan mengucapkan niat untuk memasuki ibadah haji, apakah Anda sudah menguatkan niat dan tekad hendak membersihkan diri dan mensusikannya dengan pancaran cahaya taubat dengan niat yang tulus karena Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah pada saat memakai baju ihram Anda berniat untuk menjauhkan diri dari segala yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (ra): Apakah ketika berada dalam ibadah haji yang terikat dengan ketentuan-ketentuan haji, Anda telah melepaskan diri dari segala ikatan duniawi dan hanya mengikatkan diri dengan Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum membersihkan diri, belum berihram, dan belum mengikat diri Anda dalam menunaikan ibadah haji.
Ali Zainal Abidin (sa): Bukankah Anda telah memasuki miqat, shalat ihram dua rakaat, kemudian mengucapkan talbiyah?
Asy-Syibli: Ya, semua itu sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memasuki miqat apakah Anda berniat akan melakukan ziarah untuk mencari ridha Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melaksanakan shalat ihram dua rakaat, apakah Anda berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan tekad akan memperbanyak shalat sunnah yang sangat tinggi nilainya?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki miqat, belum mengucapkan talbiyah, dan belum menunaikan shalat ihram dua rakaat.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda telah memasuki Masjidil Haram, memandang Ka’bah dan melakukan shalat disana?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat memasuki Masjidil Haram, apakah Anda bertekad untuk mengharamkan diri Anda dari mengunjing orang-orang islam?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika sampai di kota Mekkah, apakah Anda menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah-lah tujuan hidup?
Asy-Syibli: Tidak
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki Masjidil Haram, belum memandang Ka’bah, dan belum melakukan shalat di dekat Ka’bah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah melakukan thawaf, dan sudah menyentuh sudut-sudut Ka’bah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukan thawaf.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika thawaf, apakah Anda berniat untuk lari menuju ridha Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum melakukan thawaf, dan belum menyentuh sudut-sudut Ka’bah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berjabatan tangan dengan hajar Aswad, dan melakukan shalat sunnah di dekat Maqam Ibrahim?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Mendengar jawaban Asy-Syibli, Ali Zainal Abidin (ra) menangis dan memandangnya seraya berkata: “Ya sungguh benar, barangsiapa yang berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, ia telah berjabatan tangan dengan Allah. Karena itu, ingatlah baik-baik wahai manusia, janganlah sekali-kali kalian berbuat sesuatu yang menghinakan martabatmu, jangan menjatuhkan kehormatanmu dengan perbuatan durhaka dan maksiat kepada Allah Azza wa Jalla, jangan melakukan apa saja yang diharamkan oleh Allah swt sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang bergelimang dosa.


Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berdiri di Maqam Ibrahim, apakah Anda menguatkan tekad untuk berdiri di jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah swt, dan bertekad untuk meninggalkan semua maksiat?
Asy-Syibli: Tidak, saat itu tekad tersebut belum kusebutkan dalam niatku.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim, apakah Anda berniat untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim (sa), dalam shalat ibadahnya, dan kegigihannya dalam menentang bisikansetan.
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, belum berdiri di Maqam Ibrahim, dan belum melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah memperhatikan sumur air Zamzam dan minum airnya?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memperhatikan sumur itu, apakah Anda mencurahkan semua perhatian untuk mematuhi semua perintah Allah. Dan apakah saat itu Anda berniat untuk memejamkan mata dari segala kemaksiatan.
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memperhatikan sumur air Zamzam dan belum minum air Zamzam.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda mencurahkan semua harapan untuk memperoleh rahmat Allah, dan bergetar tubuhmu karena takut akan siksaan-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa.
Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah pergi ke Mina?
Asy-Syibli: Ya, tentu sudah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda telah sunggu-sungguh bertekad agar semua manusia aman dari gangguan lidah, hati dan tangan Anda sendiri?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum pergi ke Mina.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah wuquf di padang Arafah? Sudahkah Anda mendaki Jabal Rahmah? Apakah Anda sudah mengunjungi lembah Namirah dan berdoa di di bukit-bukit Shakharat?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Padang Arafah, apakah Anda benar-benar menghayati makrifat akan keagungan Allah? Dan apakah Anda menyadari hakekat ilmu yang dapat mengantarkan diri Anda kepada-Nya? Apakah saat itu Anda menyadari dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan, perasaan dan suara nurani?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika mendaki Jabal Rahmah, apakah Anda tulus ikhlas mengharapkan rahmat Allah untuk setiap mukmin, dan mengharapkan bimbingan untuk setiap muslim?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di lembah Namirah apakah Anda punya tekad untuk tidak menyuruh orang lain berbuat baik sebelum terlebih dahulu Anda menyuruh diri Anda berbuat baik? Apakah Anda bertekad tidak melarang orang lain berbuat maksiat sebelum Anda mencegah diri Anda dari perbuatan tersebut?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda berada di bukit-bukit itu, apakah Anda benar-benar menyadari bahwa tempat itu merupakan saksi atas segala kepatuhan kepada Allah swt. Dan Tahukah Anda bahwa bukit-bukit itu bersama para malaikat mencatatnya atas perintah Allah Penguasa tujuh langit dan bumi?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu Anda belum berwuquf di Arafah, belum mendaki Jabal Rahmah, belum mengunjungi lembah Namirah dan belum berdoa di tempat-tempat itu.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melewati dua bukit Al-Alamain dan menunaikan shalat dua rakaat sebelumnya? Apakah setelah itu Anda melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah, mengambil batu di sana, kemudian berjalan melewati Masy’aril Haram?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda melakukan shalat dua rakaat, apakah Anda meniatkan shalat itu sebagai shalat Syukur, shalat untuk menyampaikan rasa terima kasih pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, dengan harapan agar tersingkir dari semua kesulitan dan mendapat kemudahan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melewati dua bukit itu dengan meluruskan pandangan, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, apakah Anda benar-benar bertekad tidak akan berpaling pada agama lain, tetap teguh dalam agama Islam, agama yang hak yang diridhai oleh Allah swt? Benarkah Anda memperkuat tekad untuk tidak bergeser sedikitpun, baik dalam hati, ucapan, gerakan maupun perbuatan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Muzdalifah dan mengambil batu di sana, apakah Anda benar-benar bertekah untuk melempar jauh-jauh segala perbuatan maksiat dari diri Anda, dan berniat untuk mengejar ilmu dan amal yang diridhai oleh Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda melewati Masy’aril Haram, apakah Anda bertekad untuk menjadikan diri Anda sebagai keteladan kesucian agama Islam seperti orang-orang yang bertakwa kepada Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melewati Al-Alamain, belum melakukan shalat dua rakaat, belum berjalan menuju Muzdalifah, belum mengambil batu di tempat itu, dan belum melewati Masy’aril Haram.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, apakah Anda telah sampai di Mina, telah melempar Jumrah, telah mencukur rambut, telah menyembelih binatang kurban, telah menunaikan shalat di masjid Khaif; kemudian kembali ke Mekkah dan melakukan thawaf ifadhah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (ra): Setelah tiba di Mina, apakah Anda menyadari bahwa Anda telah sampai pada tujuan, dan bahwa Allah telah memenuhi semua hajat Anda?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melempar Jumrah, apakah Anda bertekad untuk melempar musuh Anda yang sebenarnya yaitu iblis dan memeranginya dengan cara menyempurnakan ibadah haji yang mulia itu?
Asy-Syibli: Tidak

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mencukur rambut, apakah Anda bertekad untuk mencukur semua kehinaan diri Anda sehingga diri Anda menjadi suci seperti baru lahir perut ibu Anda?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat di masjid Kheif, apakah Anda benar-benar bertekad untuk tidak merasa takut kepada siapaun kecuali kepada Allah swt dan dosa-dosa yang telah Anda lakukan.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda menyembelih binatang korban, apakah Anda bertekad untuk memotong belenggu kerakusan diri Anda dan menghayati kehidupan yang suci dari segala noda dan dosa? Dan apakah Anda juga bertekad untuk mengikuti jejak nabi Ibrahim (sa) yang rela melaksanakan perintah Allah sekalipun harus memotong leher puteranya yang dicintai?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda kembali ke Mekkah untuk melakukan thawaf ifadhah, apakah Anda berniat untuk tidak mengharapkan pemberian dari siapapun kecuali dari karunia Allah, tetap patuh kepada-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum mencapai Mina, belum melempar Jumrah, belum mencukur rambut, belum menyembelih kurban, belum melaksanakan manasik, belum melaksanakan shalat di masjid Khaif, belum melakukan thawaf ifadhah, dan belum mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena itu, kembalilah ke Mekkah, sebab Anda sesungguhnya belum menunaikan ibadah haji.

Mendengar penjelasan Ali Zainal Abidin (sa), Asy-Syibli menangis dan menyesali kekurangannya yang telah dilakukan dalam ibadah haji. Sejak itu ia berusaha keras memperdalam ilmu Islam agar pada tahun berikutnya ia dapat menunaikan ibadah haji secara sempurna. (Al-Mustadrak 10: 166)

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com