Minggu, 17 Mei 2009

Primbon Islam (Bagian3)


Doa Cinta untuk Suami-Isteri

Tidak jarang dari pasangan suami-isteri mengalami gangguan hubungan romantika. Mungkin disebabkan oleh hal-hal yang bersifat material seperti: keuangan, harta, kedudukan, urusan keluarga, dan lainnya; mungkin juga disebabkan oleh hal-hal yang sifatnya non-materi misalnya: cemburu yang berlebihan, berita perselingkuhan, ganguan psikologis, dan lain.

Memang cemburu kadang-kadang menimbulkan gairah dan semangat baru dalam hubungan suami-isteri, tapi jika berlebihan bisa berakibat fatal.

Kita harus menjaga hubungan romantika dan kemesraan suami-isteri. Jika tidak, akan dapat menggoncangkan Arasy Allah swt. Untuk itu kita perlu memiliki sanjata yang ampuh untuk berjaga-jaga pada saat-saat ganguang datang dari luar atau dari dalam.

Mengapa senjata ini penting? Karena bangunan rumah tangga bagaikan perjanjian para Nabi (as) sebagai perjanjian yang besar dan kokoh “Mitsâqan Ghalîzhâ”. Kita baca dalam surat An-Nisa’: 21; dan Al-Ahzab: 7.

Doa dan kiat-kiatnya saya kutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah: 98. Berikut ini doa dan kiatnya:

Bacalah Ayat Kursi dengan menghadap kiblat, selama tujuh hari, setiap hari 21 kali, saat terbit fajar, sebelum berbicara dengan siapapun. Sebutkan nama dan maksudnya di antara dua ‘ayn yaitu pada kalimat: Yasyfa’u ….’indahu.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللهُ لاَ اِلَهَ إِلاَّ هُوُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ. مَن ذَاالَّذِي يَشْفَعُ …. عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ. وَلاَ يُخِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِن عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَآءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ. وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا. وَهُو الْعَلِيُّ الْعَظِيْم

Allâhu lâilâha illâ Huwa. Al-Hayyul Qayyûm. Lâ ta’khudzuhu sinatuw wa lâ naum. Lahû mâ fis samâwâti wa mâ fil ardhi. Man dzal ladzî yasyfa`u …. `indahu illâ biidznih. Ya`lamu mâ bayna aydîhim. Wa mâ khalfahum wa lâ yuhîthûna bisyay-in(m) min `ilmihi illâ bimâsyâ’. Wasi`a kursiyyuhus samâwâti wal ardhi. Wa lâ yu’duhû hifzhuhumâ. Wa Huwal `Aliyyul `Azhîm.

Catatan Penting: Doa ini telah dibuktikan mujarrabnya. Dilarang keras digunakan dalam kemaksiatan dan dosa.

Primbon Islam (Bagian4)


KIAT-KIAT MENDAPATKAN KETURUNAN

Tidak jarang pasangan suami-isteri yang merindukan keturunan. Tapi belum dikaruniai keturunan walaupun mereka sudah lama bersuami-isteri.Usaha telah mereka lakukan. Pada dokter dan pengobatan alternatif telah mereka jalani. Tapi belum juga mereka dianugrahi keturunan.

Islam memberikan solusi bagi mereka yang mendambakan keturunan. Manusia harus berusaha Allah swt yang menentukan. Dalam keseharian kita tidak jarang kita temui Allah swt memberikan karunia di luar dugaan kemampuan kita. Solusi inilah yang kita harapkan dari-Nya. Tentu dasarnya adalah keyakinan dan tawakkal kepada Allah swt. Insya Allah, Dia akan memberikan harapan kita di luar dugaan kemampuan kita. Ini sudah banyak yang membuktikan. Kiat-kiatnya sebagai berikut:

Kiat Pertama
Sebelum melakukan hubungan suami-isteri di malam hari, hendaknya membaca doa berikut dalam kondisi sujud sesudah shalat Isya’:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ

Rabbi hablî mildunka dzurriyatan thayyibah, innaka samî’ud du’â’. Rabbi lâ tadzurnî fardâ wa Anta khayrul wâritsîn.

Ya Rabbi, karuniakan padaku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Maha Mendengar doa. Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan.

Amalan ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). Harist An-Nadhri mengatakan: Aku termasuk keturunan Nabi saw, sehingga rugilah bila aku tak punya keturunan. Lalu aku bertanya kepada beliau. Beliau mengajarkan doa ini, lalu aku mengamalkannya sehingga aku memiliki dua anak yang kemudian aku namai: Ali dan Hisein. (Mustadrak Al-Wasail 2: 616)

Kiat Kedua
Mendawamkan (rutin) doa berikut ini sebanyak 70 kali setiap hari atau malam:

رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ، وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً يَرِثُنِي فِي حَيَاتِي وَيَسْتَغْفِرُ لِي بَعْدَ مَوْتِي، وَاجْعَلْهُ خَلْفًا سَوِيًّا، وَلاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَان فِيْهِ نَصِيْبًا. اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Rabbi lâ tadzurnî fardâ wa Anta khayrul wâritsîn. Waj’allî milladunka waliyyâ yaritsunî fî hayâtî wa yastaghfirulî ba’da mawtî, waj’alhu khalfan sawiyyâ, wa lâ taj’al lisy syaithâni fîhi nashîbâ. Allâhumma inni astaghfiruka wa atûbu ilayka, innaka Antal ghafûrur rahîm.

Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan. Ya Allah, jadikan bagiku kekasih dan penolong yang menjadi pewarisku dalam hidupku, dan memohonkan ampunan untukku sesudah kematianku. Jadikan ia penerusku yang mulia, jangan jadikan setan ambil bagian di dalamnya. Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Kiat ini bersumber dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Beliau berkata kepada sebagian sahabatnya: “Barangsiapa yang mengharapkan keturunan, maka hendaknya membaca doa tersebut (70 kali), Allah akan mengkaruniakan padanya apa yang diinginkan: harta, anak, kebaikan dunia dan akhirat. Karena Allah swt berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 106)

Kiat Ketiga
Membaca secara istiqomah Istighfar sebanyak 100 kali setiap hari dan malam.

Kiat ini bersumber dari Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Al-Abrasy Al-Kulaini mengadu kepada beliau tentang dirinya yang tak punya keturunan. Lalu beliau berkata: “Beristighfarlah kepada Allah setiap hari dan setiap malam seratus kali, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 107)

Kiat Keempat
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Jika kamu ingin punya keturunan, berwudhu’lah secara sempurna, kemudian lakukan shalat (hajat) dua rakaat secara baik. Setelah shalat sujudlah sambil membaca Istighfar sebanyak 71 kali, kemudian membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا لأُسَمِّيْهِ بِاسْمِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ

Allâhummarzuqnî waladan liusammîhi bismi Nabiyyika Muhammadin shallallâhu `alayhi wa âlihi.

Ya Allah, karuniakan padaku anak, agar aku dapat menamainya dengan nama Nabi-Mu Muhammad saw.

Allah akan memperkenankan keinginanmu, dan kamu jangan ragu dalam hal itu.

Aku perintahkan kamu bersuci (berwudhu’) karena Allah swt berfirman: “Dia mencintai orang-orang yang bersuci.” (Al-Baqarah: 222).

Aku perintahkan kamu melakukan shalat, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika Dia melihatnya dalam keadaan sujud dan ruku’;

Aku perintahkan kamu beristighfar karena Allah swt berfirman: “Berisighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu..” (Nuh: 10-11). Dan Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: “Jika kamu memohonkan ampunan untuk mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka.” Karena itulah aku perintahkan kamu (baca istighfar) lebih dari tujuh puluh kali.” (Makarimul Akhlaq: 339)

Adab dan Doa Aqiqah


Setiap orang tua tentu mendambakan putera dan puteri yang shaleh dan shalehah, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara
penting untuk menanamkan nilai-nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan Aqiqah diharapkan sang banyi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Lahir dan batinnya tumbuh dan berkembang ldengan nilai-nilai Ilahiyah. Dengan Aqiqah juga diharapkan sang
bayi kelak menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika acara ini dilaksanakan dengan tulus-ikhlash dan dijiwai nilai-nilai ruhaninya oleh kedua orang tuanya, tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa dan ruhani sang bayi.

Aqiqah adalah salah satu acara ritual di dalam Islam, yang dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Aqiqah hukumnya sunnah muakkad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.

Adab-adab Aqiqah yang terpenting adalah:

• Paling utama aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran sang bayi.
• Memberi nama, mencukur rambut kemudian ditimbang dengan emas atau perak sesuai dengan kemampuan orang tuanya, kemudian disedekahkan.
• Memotong kambing, disunnahkan kambing jantan untuk laki-laki, dan betina untuk perempuan. Sebagian ulama mengatakan: yang paling utama adalah kambing jantan untuk laki-laki juga perempuan.
• Dianjurkan kedua orang tuanya tidak memakan daging aqiqah anaknya, termasuk keluarga dari kedua orang tuanya. Khusus bagi ibunya hukumnya makruh syadid (mendekati haram) makan daging aqiqah anaknya.
• Kaki dan paha binatang aqiqah diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam melahirkan sang bayi.
• Tulang-tulang binatang aqiqah disunnahkan dibungkus dengan kain putih kemudian dikubur.
• Yang utama undangan pada acara aqiqahan: ulama dan orang-orang yang fakir.
• Membaca doa berikut ini ketika menyembelih binatang aqiqah:

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ، اَللَّهُمَّ عَقِيْقَةٌ عَنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن لَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا وِقَآءً لآلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَآلِهِ السَّلاَمُ

Bismillâhi wa billâhi, Allâhumma `aqîqatun `an fulan bin fulan, lahmuhâ bilahmihi wa `azhmuhâ bi`azhmihi. Allâhummaj`alhâ wiqâan liâli Muhammadin `alayhi wa âlihis salâm.

Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad saw.

Atau membaca doa berikut ini:

يَا قَوْمِي اِنِّي بَرِيْءٌ مِمَّا تُشْرِكُوْنَ. اِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَتَقَبَّلْ مِنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن

Yâ qawmî innî barîum mimmâ tusyrikun. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan musliman wa mâ ana minal musyrikin. inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi Rabbil `alamîn. La syarîka lahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.
Allâhumma minka wa laka bismillâhi wa billâhi wallâhu akbar. Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa âli Muhammad wa taqabbal min fulan bin fulan.

Wahai kaumku, aku berlepas diri dari apa yang kamu sekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi karena cenderung kepada kebenaran dan berserah diri kepada-Nya dan aku tidak termasuk kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, dari-Mu, karena-Mu, dengan nama-Mu dan dengan-Mu, Allah Maha Besar. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, terimalah (aqiqah ini) dari fulan bin fulan.
(Mafatihul Jinan, bab 6, halaman 493-501)

Prediksi Falakiyah terhadap Kalah-Menang Dalam Perpolitikan


Akhir-akhir ini bangsa Indonesia, khususnya para politisi, sedang sibuk mengosong Capres dan Cawapres. Siapakah di antara mereka yang akan memang menjadi Presiden RI?

Pala ulama terdahulu dalam kitab-kitab klasiknya seperti Mujarrbat Imamiyah dan Syamsul Ma’arif, telah membuat rumus-rumusan antara lain tentang Menang dan Kalah dalam perpolitikan dan kekuasaan. Berikut ini salah satu rumus dan Cara menghitungnya:

Hitunglah, misalnya dua nama calon wapres, berdasarkan huruf ABJADUN:

Untuk mengetahui kalah dan menang antara dua perlawanan, jumlahkan
masing-masing namanya kemudian dibagi 9 (sembilan):
(A) Jika jumlah sisanya beda dan keduanya genap, maka angka yang lebih kecil menang.
(B) Jika jumlah sisanya beda dan keduanya ganjil, maka angka yang lebih kecil menang.
(C) Jika jumlah sisanya beda, yang satu genap dan yang lain ganjil, maka angka yang besar menang.
(D) Jika jumlah sisanya sama dan kedua genap, maka yang dilawan (ditantang) menang.
(E) Jika jumlah sisanya sama dan kedua ganjil, maka yang melawan (menantang) menang.

Contoh: Dawud (داود) dan Jalud (جالود). Musa (موسى) dan (فرعون ).
Jumlah huruf nama Dawud (15), nama Jalud (44). Setelah masing-masing dibagi (9), sisa nama Dawud (6) nama Jalud (8). Kemudian lihat rumusan di atas, ternyata (A), yaitu Nabi Dawud (as) menang.

Jumlah huruf nama Musa (116), nama Fir’un (406). Setelah masing-masing dibagi (9) sisa nama Musa (8) dan nama Fir’un (1). Kemudian lihat rumusan di atas, ternyata (C)) yaitu Nabi Musa (as).

Dengan rumus perhitungan tersebut

Shalat hajat untuk Menundukkan Lawan


Allamah Syeikh Muhammad Taqi Isfahani (ra) berkata, ada suatu yang menyatakan: “Barangsiapa yang merasa khawatir terhadap keburukan musuhnya, maka hendaknya melakukan shalat ini.” Selanjutnya beliau mengatakan: Shalat ini sudah banyak yang mentajrib (eksperimen). Caranya sebagai berikut:

Mandilah pada malam Rabu di akhir bulan, kemudian lakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Fîl (39 kali). Rakaat kedua setelah Fatihah membaca surat Taubat (39 kali). Sesudah shalat membaca surat Al-Haqqah berikut ini (3 kali) dan kalau memungkinkan (41 kali); sambil anda bayangkan musuh Anda:

خُذُوْهُ فَغُلُّوهُ ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوهُ

Khudzû faghullûhu tsummal jahîma shallûhu.
Peganglah dia dan belenggulah tangannya, kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 30-31).

Kemudian sujud sambil membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُ، وَادْرَأْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ، فَقَطَعَ دَابِرَ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhumma syattit syamlahu, wa farriq jam`ahu, wadra’ kaydahu fi nahrihi, faqatha`a dâbiral qawmil ladzina zhalamû, walhamdulillâhi Rabbil `âlamîn.

Ya Allah, hancurkan kekuatannya, cerai-beraikan kelompoknya, hempaskan tipudaya kecerdikannya, sehingga terputuslah pengaruhnya pada para pengikut sesudahnya yang zalim. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta. (Mujarrabat Imamamiyah: 109)

Doa untuk Menundukkan Lawan


Diriwayatkan dari Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib (sa): Sesungguhnya orang yang membaca doa ini tujuh kali setiap hari sebelum matahari terbit, dan meniup ke enam arah, ia akan terjaga dari kejahatan musuh-musuhnya dan tidak terkena bahayanya, dan mereka tidak akan mampu menundukkannya:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ سَخِّرْلِي اَعْدَآئِي كَمَاسَخَّرْتَ الرِّيْحَ لِسُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُوْدَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ، وَلَيِّنْهُمْ لِي كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُوْدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَذَلِّلْهُمْ لِي كَمَاذَلَّلْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَاقْهَرْهُمْ لِى كَمَا قَهَرْتَ اَبَاجَهْلٍ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ بِحَقِّ كهيعص حمعسق صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيَرْجِعُوْنَ، صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيُبْصِرُوْنَ، صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيَعْقِلُوْنَ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَصَلَى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ بِحُرْمَةِ كهيعص حمعسق وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Allâhumma sakhkhirlî a‘dâî kamâ sakhkhartar rîha li-Sulaymânabni Dâwûda ‘alayhimas salâm, wa layyinhumlî kamâ layyantal hadîda li-Dâwûda ‘alayhis salâm, wa dzallilhumlî kamâ dzalalta Fir`awna li-Mûsâ ‘alayhis salâm, waqharhumlî kamâ qaharta Abâ Jahlin li-Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi bihaqqi kâf-hâ-yâ-‘âyn-shâd hâ-mîm-‘âyn-sîn-qâf; shummun/m bukmun ‘umyun fahum lâ yarji‘ûn(a), shummun/m bukmun ‘umyun fahum lâ yubshirûn(a), shummun/m bukmun ‘umyun fahum lâ ya‘qilûn(a), fasayakfîkahumullâhu wa Huwas Samî‘ul ‘Alîm(u) wa shallallâhu ‘alâ khayri khalqihi Muhammadin wa âlihi ajma‘în(a). Bismillâhir Rahmânir Rahîm bihurmati Kâf-hâ-yâ-`ayn-shâd hâ-mîm-`ayn-sîn-qâf wa lâ hawla walâ quwwata illâ billahil ‘Aliyyil ‘Azhîm.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah, tundukkan padaku musuh-musuhku sebagaimana Kau tundukkan angin pada Sulaiman bin Dawud (as), lunakkan mereka padaku sebagaimana Kau lunakkan besi pada Dawud (as), hinakan mereka di hadapanku sebagaimana Kau hinakan Fir’aun di hadapan Musa (as), dan kalahkan mereka padaku sebagaimana Kau kalahkan Abu Jahal pada Muhammad saw dengan hak Kâf-hâ-yâ-`âyn-shâd Hâ-mîm-`âyn-sîn-qâf; mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak akan kembali; mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak akan melihat; mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak mampu berpikir; maka Allah melindungi kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada makhluk yang terbaik Muhammad dan seluruh keluarganya. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan kemuliaan Kâf-hâ-yâ-`âyn-shâd Hâ-mîm-`âyn-sîn-qâf, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
(Mujarrabat Imamiyah: 106)