Minggu, 27 Desember 2009

Adab dan Tata Cara Melakukan Azadari Asyura


Melakukan peringatan Azadari (ritual berkabung) Asyura punya tata cara yang dapat membantu kita menemukan pencerahan dan hakikat Asyura. Untuk itu ada beberapa poin yang patut diperhatikan sebagai berikut:

1. Berpakaian Hitam
Menurut pandangan fiqih, memakai pakaian hitam itu hukumnya makruh. Tapi dalam Azadari Imam Husein as dan para Imam yang lain telah dikecualikan. Karena berpakaian hitam pada acara peringatan Azadari menunjukkan rasa sedih, syiar dan semangat patriotik.


2. Ucapan Belasungkawa

Pada prinsipnya, Islam mensunnahkan ucapan belasungkawa kepada seseorang yang tertimpa musibah. Dalam buku Safinah Al-Bihar disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang menyampaikan ucapan belasungkawa kepada orang yang tertimpa musibah, ia akan mendapat pahala yang sama dengan orang tersebut.”

Dalam budaya orang-orang Syiah, sunnah menyampaikan ucapan belasungkawa ini biasanya dilakukan satu sama lain dengan mengucapkan “’Azzhamallahu Ujurakum”.

Dalam buku kumpulan hadis Mustdrak Al-Wasail disebutkan, Imam Muhammad Baqir as berkata, “Ketika orang-orang Syiah bertemu dalam musibah Imam Husein as, mereka mengulangi ucapan ini,
عَظّمَ اللهُ اُجُورَنا بمُصابِنا بالحسین (ع) و جعلَنا و ایّاکم من الطّالبین بِثارِه مع ولیّه المامِ المهدی من آل محمد علیهم السلام
Semoga Allah menambahkan pahala kita dengan Azadari Imam Husein as dan menjadikan kita dan kalian semua termasuk orang-orang yang menuntut daranya bersama walinya Imam Mahdi af dari keluarga Muhammad as.

3. Meninggalkan Pekerjaan
Disebutkan dalam buku Amali karya Syaikh Shaduq Imam Shadiq as berkata, “Seseorang yang meliburkan pekerjaannya di hari Asyura dan bersikap bertentangan dengan Bani Umayah yang menjadikan hari Asyura sebagai hari penuh berkah, Allah akan memberikan kepadanya apa yang dibutuhkan di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang bersedih di hari Asyura, sebagai balasannya Allah akan menjadikan hari menakutkan di Hari Kiamat menjadi hari gembira baginya.”

4. Membaca dan Melakukan Ziarah
Buku Misbah Al-Mutahajjid memuat sebuah hadis yang menarik terkait percakapan Imam Baqir as dengan ‘Alqamah bin Hadhrami. Suatu hari ‘Alqamah berkata kepada Imam Baqir as, “Ajarkan aku sebuah doa yang dapat kubaca dari dekat, jauh atau dari rumahku di hari Asyura!” Imam berkata, “Wahai ‘Alqamah! Setiap kali engkau ingin berdoa, laksanakan shalat dua rakaat kemudian bacalah Ziarah Asyura. Bila engkau telah membaca Ziarah Asyura itu berarti engkau telah berdoa sama seperti yang didoakan oleh para malaikat kepada mereka yang menziarahi Imam Husein as dan Allah menuliskan untukmu ratusan ribu derajat. Engkau seperti seseorang yang syahid bersama Imam Husein agar dapat sederajat dengan mereka. Engkau tidak akan dikenal melainkan termasuk para syahid yang bersama Imam Husein as. Buatmu juga akan dituliskan pahala dan ziarah setiap nabi dan rasul. Engkau juga akan mendapatkan pahala setiap orang yang menziarahi Imam Husein as sejak beliau syahid.”

5. Menangis

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan, Allah berfirman kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa! Setiap hamba-Ku yang menangis di hari syahadah anak Musthafa saw (hari Asyura) atau berusaha untuk menangis dan mengucapkan belasungkawa atas musibah yang menimpat cucu Rasulullah saw akan dimasukkan ke dalam surga.”

6. Menyelenggarakan Majelis Azadari

Sebuah hadis dari buku Wasail Al-Syiah mengutip ucapan Imam Shadiq as yang berkata, “Saya menyukai majelis Azadari (ritual berkabung) Asyura yang kalian selenggarakan. Dalam majelis yang semacam ini kalian menghidupkan “urusan kami”. Allah merahmati siapa saja yang menghidupkan urusan kami.

7. Shalat Zuhur Berjamaah Hari Asyura
Imam Husein as dan para sahabat setianya syahid di jalan menegakkan shalat. Masalah ini tertuang dalam Ziarah Mutlak Imam Husein as saat kita berbicara kepadanya:
اشهد انک قد اقمت الصلاة و اتیت الزکاة و امرت بلمعروف ونهیت عن المنکر
Aku bersaksi bahwa engkau menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar.

8. Tidak makan dan minum (Imsak)
Setiap orang di hari Asyura hendaknya meninggalkan kelezatan kehidupan termasuk makan, minum bahkan tidur, berkata-kata (kecuali bila memang diperlukan), melakukan silaturahmi dan menjadikan hari itu dikhususkan untuk menangis dan bersedih hati. Seseorang hendaknya menunjukkan dirinya seperti seorang ayah yang kehilangan anaknya.

Dalam buku Mizan Al-Hikmah diriwayatkan, Imam Shadiq as berkata, “Seseorang di hari Asyura hendaknya meninggalkan pekerjaan yang memberikan kenikmatan dan menegakkan tata cara Azadari. Hendaknya ia tidak makan dan minum hingga matahari tergelincir. Setelah itu ia boleh makan sesuai dengan yang dimakan oleh mereka yang berdukacita.”

Seorang ulama mengatakan, “Sejak hari ketujuh bulan Ramadhan, ketika musuh tidak lagi memperbolehkan Imam mendapatkan air, hendaknya kalian berusaha untuk tidak minum air. Kalian boleh memanfaatkan minuman yang lain tapi sebagai penghormatan kepada Imam Husein as dan keluarganya berusahalah untuk tidak minum air.”

9. Ikhlas
Sebisa mungkin tidak melakukan Azadari dikarenakan kebiasaan, tapi lakukanlah itu dengan niat yang ikhlas dan demi Allah semata. Karena perbuatan sekecil apapun bila dilakukan dengan niat yang ikhlas dan jujur lebih baik dari perbuatan besar yang tidak ada unsur ikhlas dan jujur. Masalah ini dengan baik dapat ditemukan kisah Nabi Nabi Adam as. Karena ibadah ribuan tahun yang dilakukan Iblis ternyata tidak mampu menyelamatkannya dari api jahannam.

Di sini dalam melakukan amal perbuatan apa saja, hendaknya perbuatan itu tidak dikotori dengan riya’ dan ingin dipuji oleh manusia.

10. Ziarah Belasungkawa
Dalam buku Al-Muraqabah menjelang akhir hari Asyura diharapkan membaca ziarah dengan niat mengucapkan belasungkawa dan tutup hari Asyura dengan harapan ingin memperbaiki diri dan meminta ampunan atas kelalaian dan kekurangan. [islammuhammadi/sl]

Tidak ada komentar: