Rabu, 29 April 2009

Shalat Istighatsah dan doanya

Shalat Istighatsah dan doanya

Di abad modern ini, di zaman yang penuh dengan kezaliman. Khususnya di
kota-kota besar kita sering dihadapkan pada kehidupan yang keras,
penuh dengan persaingan yang tak sehat bahkan kezaliman dan kejahatan
juga tak jarang menyambar kehidupan kita.

Bagi yang hidupnya masih merasa aman dari kejahatan dan kezaliman,
tentu kita harus punya senjata yang ampuh sebagai perisai sewaktu-
waktu kejahatan dan kezaliman menyambar kehidupan kita dan keluarga
kita.

Berikut ini adalah salah satu model shalat dan doa yang ampuh untuk
menangkal kejahatan dan kezaliman manusia. Shalat dan doa ini telah
ditajrib (dieksperimen) oleh para ulama, kaum mukminin dan mukminin.
Shalat dan doa ini dikutip dari suatu kitab yang merupakan kumpulan
shalat, doa dan zikir yang telah ditajrib, yaitu kita Mujarrabat
Imamiyah.

Shalat dan doa ini diajarkan oleh Imam Mahdi (‘aj) dalam suatu riwayat
hadis yang diriwayatkan oleh Sayyid yang mulia Ibnu Thawus dari Imam
Mahdi (‘aj). Imam Al-Mahdi (‘aj) berkata:

“Barangsiapa yang mempunyai hajat kepada Allah swt, maka mandilah pada
malam Jum’at sesudah tengah malam kemudian pergi ke tempat shalat.
Lakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertama, membaca surat Fatihah, dan
ketika membaca Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (ulang 100 kali,
kemudian sempurnakan bacaan Fatihah), kemudian membaca surat Al-
Ikhlash (1 kali). Rakaat kedua: sama dengan rakaat yang pertama.
Setiap ruku’ dan sujud membaca Tasbih (7 kali). Dan sesudah shalat
membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ اِنْ اَطَعْتُكَ فَالْمَحْمَدَةُ لَكَ، وَاِنْ عَصَيْتُكَ
فَالْحُجَّةُ لَكَ، مِنْكَ الرَّوْحُ وَمِنْكَ الْفَرَجُ. سَبْحَانَ مَنْ
اَنْعَمَ وَشَكَرَ، سَبْحَانَ مَنْ قَدَرَ وَغَفَرَ. اَللَّهُمَّ اِنْ
كُنْتُ عَصَيْتُكَ فَاِنِّي قَدْ اَطَعْتُكَ فِي اَحَبِّ اْلأَشْيَآءِ
اِلَيْكَ، وَهُوَ اْلإِيْمَانُ بِكَ، لَمْ اَتَّخِذْ لَكَ وَلَدًا،
وَلَمْ اَدْعُ لَكَ شَرِيْكًا، مَنًّا مِنْكَ بِهِ عَلَيَّ لاَ مَنًّا
عَلَيْكَ. وَقَدْ عَصَيْتُكَ يَااِلَهِي عَلَى غَيْرِ وَجْهِ
الْمُكَابَرَةِ، وَلاَ الْخُرُوْجِ عَنْ عُبُوْدِيَّتِكَ، وَلاَ
الْجُحُوْدِ لِرُبُوبِيَّتِكَ، وَلَكِنْ اَطَعْتُ هَوَايَ وَاَزَلَّنِي
الشَّيْطَانُ، فَلَكَ الْحُجَّةُ عَلَيَّ وَالْبَيَانُ. فَإِنْ
تُعَذِّبْنِي فَبِذُنُوبِي غَيْرَ ظَالِمٍ، وَإِنْ تَغْفِرْلِي
وَتَرْحَمْنِي فَإِنَّكَ جَوَادٌ كَرِيْمٌ، يَا كَرِيْمُ يَا
كَرِيْمُ ...

Allâhumma in atha`tuka falmahmadatu laka, wa in `ashaytuka falhujjatu
laka, minkar rawhu wa minkal faraju. Subhâna man an`ama wa syakara.
Subhâna man qadara wa ghafara.
Allâhumma in kuntu `ashaytuka fainni qad atha`tuka fi ahabbil asyyâi
ilayka wa huwal îmânu bika, lam attakhidz laka waladan, wa lam ad`u
laka syarîkan. Mannan minka bihi `alayya, lâ mannan minnî bihi
`alayka.
Wa qad `ashaytuka yâ Ilahî `ala ghayri wajhil mukabarah, wa lal
khurûji `an `an `ubudiyyatika, walal juhûdi lirubûbiyyatika, walakin
atha`tu hawâya, wa azallanîsy syaythânu, falakal hujjatu `alayya wal
bayân.
Fain tu`adzdzibnî fabidzunûbî ghayra zhâlimin. Wa in taghfirlî wa
tarhamnî fainna-Ka Jawâdun Karîmun, yâ Karîm, yâ Karîm …

Ya Allah, jika aku mentaati-Mu maka segala puji bagi-Mu, jika aku
bermaksiat pada-Mu maka hujjah bagi-Mu. Dari-Mu segala kedamaian, dan
dari-Mu segala kebahagiaan. Maha Suci Pemberi nikmat dan Yang
Meridhai, Maha Suci Yang Menentukan takdir dan Maha Pengampun.

Ya Allah, ketika aku bermaksiat pada-Mu sebenarnya aku mentaati-Mu
karena aku mencintai sesuatu yang beriman kepada-Mu. Aku tidak
mempercayai bahwa Engkau beranak, tidak menganggap Engkau punya
sekutu. Semua karunia yang datang padaku itu dari-Mu, bukan karena
kemampuanku.

Ya Ilahi, aku telah bermaksiat pada-Mu bukan karena aku sombong, bukan
karena aku keluar dari ubudiyah-Mu, dan bukan karena aku menentang
rububiyah-Mu, tetapi karena aku patuh pada hawa nafsuku dan setan
menggelincirkanku, sehingga hujjah dan ketentuan-Mu berlaku padaku.

Jika Engkau siksa daku, itu karena dosa-dosaku, bukan Engkau yang
zalim. Jika Engkau ampuni daku dan Kau sayangi daku, maka sesungguhnya
Engkau Maha Dermawan dan Maha Mulia, ya Karim ya Karim ...

(Kalimat ya Karim diulang-ulang dengan tidak bernafas dan semampu
nafas Anda). Kemudian bacalah doa berikut:

يَاآمِنًا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ، أَسْئَلُكَ بِأَمْنِكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ،
وَخَوْفٍ كُلُّ شَيْءٍ مِنْكَ، وَكُلُّ شَيْءٍ مِنْكَ خَآئِفٌ حَذِرٌ،
اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تُعْطِيَنِي
آمَانًا لِنَفْسِي وَأَهْلِي وَوَلَدِي وَسَآئِرِ مَااَنْعَمْتَ بِهِ
عَلَيَّ حَتَّى لاَأَخَافَ اَحَدًا، وَلاَ اَحْذَرَ مِنْ شَيْءٍ اَبَدًا،
اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ
الْوَكِيْلُ، يَا كَافِيَ اِبْرَاهِيْمَ نَمْرُوْدَ وَيَا كَافِيَ مُوسَى
فِرْعَوْنَ وَيَا كَافِيَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
اْلأَحْزَابَ، اَسْئَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ
مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تَكْفِيَنِي شَرَّ (فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ).

Yâ Aminan min kulli syay-in, as-aluka biamnika min kulli syay-in, wa
khawfin kulli syay-in minka, wa kullu syay-in minka khâifun hadzirun,
an tushalliya `ala Muhammadin wa âli Muhammad wa an tu`thiyanî âmânan
linafsî wa ahlî wa waladî wa sâiri mâ an`amta bihi `alayya hattâ lâ
akhâfa ahadan, walâ ahdzira min syay-in abadan, inna-Ka `ala kulli
syay-in Qadîr. Hasbunallâhu wa Ni`mal wakîl. Yâ Kâfiya Ibrâhîma
Namrûda, wa yâ Kâfiya Mûsâ Fir`awna, wa yâ Kâfiya Muhammadin
shallallâhu `alayhi wa âlihi al-ahzâba. As-aluka an tushalliya `ala
Muhammadin wa âli Muhammad wa an takfiyanî syarra (fulan bin fulan).

Wahai Pemberi keamanan dari segala sesuatu, aku memohon pengamanan-Mu
dari segala sesuatu dan segala yang menakutkan, karena segala yang
menakutkan itu takut kepada-Mu.

Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan
karuniakan padaku keamanan untuk diriku, keluargaku, anakku, dan
seluruh kenikmatan yang telah dikaruniakan padaku.

Sehingga aku tidak takut kepada siapapun, dan tidak khawatir terhadap
sesuatu apa pun selamanya, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu, cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-
baik pelindung.

Wahai Yang Memberi pertolongan kepada Ibrahim terhadap Namrud, wahai
Yang Memberi pertolongan kepada Musa terhadap Fir’un, wahai Yang
Memberi pertolongan kepada Muhammad terhadap semua lawan pasukannya,
aku memohon kepada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, dan bantulah aku terhadap keburukan Fulan bin Fulan.

Dengan shalat dan doa ini, Allah akan segera memberi pertolongan
terhadap orang yang ditakutkan keburukannya, insya Allah.

Kemudian sujudlah dan mohonlah hajatmu. Rendahkan dirimu di hadapan
Allah, sesungguhnya tidak ada seorangpun mukmin dan mukminah yang
melakukan shalat dan doa ini secara tulus-ikhlas, kecuali dibukakann
baginya pintu-pintu langit untuk diijabah. Permohonannya akan diijabah
di saatnya dan malamnya sebagai karunia Allah untuk kami dan
manusia.” (Mujarrabat Imamiyah: 130)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar